Puasa merupakan rukun iman ke-3 dalam agama Islam. Jadi, agar sempurna keislaman seorang muslim haruslah melaksanakan puasa fardlu di Bulan Ramadhan. Puasa adalah menahan diri dari makan, minum dan hal-hal yang membatalkan puasa. Lalu, apakah berbicara kotor membatalkan puasa?
Berbicara kotor memang tidak membatalkan puasa, namun dapat menghilangkan pahala fadlilah di bulan puasa. Hakikatnya puasa tidak hanya menahan lapar dan juga haus, namun juga menahan hawa nafsu yang di dalamnya termasuk berbicara kotor. Program Ramadlan hendaknya diisi dengan amaliyah-amaliyah yang baik dan menghindari hal-hal yang tidak baik seperti pemusuhan, kebencian, kejahatan, ucapan bohong dan akhlak madzmumah lainnya.
Dalam hadist riwayat Al-Bukhari yang disanadkan oleh Abi Hurairah sesungguhnya Rasulullah bersabda "Man lam yada' qoula zuur wal 'amala bihi fa laisa Allahi haajatun fi an yada'a tho'aamahu wa syaroobahu". Yang artinya "Barang siapa tidak meninggalkan ucapan bohong dan berbuat bohong, maka Allah tidak ridho terhadap yang ia tinggalkan dari makan dan minum (puasa)". Berkata kotor itu sama dengan berkata bohong, dan jika dia berkata-kata yang kotor di saat berpuasa maka puasanya tidak diridhoi oleh Allah walaupun secara fiqih puasanya sah.
Oleh karena itu, mari kita hindari berkata-kata yang kotor/buruk serta akhlak tercela lainnya di bulan ramadhan dan memaksimalkan program ramadhan kita. Semoga kita senantiasa diberikan taufiq oleh Allah untuk menjaga lisan, hati dan pikiran kita dari hal-hal buruk. Aamiin..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H