Mohon tunggu...
Nailizza Weni Bhamatika
Nailizza Weni Bhamatika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswi semester 1 Universitas Negeri Semarang. Saya masih belajar dalam membuat artikel dan berita

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Optimalkan Komunikasi Berkualitas: Tim Purnama Bahasa berikan Edukasi Kesantunan Berbahasa di Pondok Pesantren Durrotu Ahlissunnah Waljama'ah

30 November 2023   00:05 Diperbarui: 30 November 2023   04:51 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tanggal 3 November 2023, Pondok Pesantren Durrotu Ahlissunnah Waljama’ah menjadi lokasi pelaksanaan penelitian mengenai etika berbicara yang baik dan sopan. Hasil penelitian ini mengulas cara berbicara yang santun, terutama dalam berinteraksi dengan mereka yang lebih tua, sebaya, maupun yang lebih muda. Pendekatan penelitian dilakukan melalui pengamatan dan wawancara terhadap sejumlah responden di Pondok Pesantren tersebut.

          Pentingnya berbahasa Indonesia yang baik diungkapkan oleh Dr. Felicia N. Utorodewo, yang menyatakan bahwa “berbahasa Indonesia yang baik mencakup penggunaan bahasa sesuai dengan konteks berbahasa yang selaras dengan nilai sosial masyarakat”. Namun, dampak kemajuan teknologi sering kali menyebabkan kurangnya perhatian terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang tepat, dengan orang lebih memilih bahasa asing seperti bahasa Inggris, yang dapat meremehkan kedudukan bahasa Indonesia.

          Bahasa adalah alat utama dalam berkomunikasi, memiliki daya ekspresi dan informatif yang penting. Manusia bergantung pada bahasa untuk memenuhi kebutuhan komunikasi mereka sehari-hari. Oleh karena itu, peran dan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang santun sangat penting bagi santri Pondok Pesantren Durrotu Ahlissunnah Waljama'ah. Santri di pondok pesantren diharapkan untuk mencerminkan identitas mereka sebagai bagian dari lembaga pendidikan Islam. Penggunaan bahasa yang santun mencerminkan karakter dan etika seseorang, dan bahasa juga penting untuk sosialisasi dan pergaulan dalam lingkungan pesantren.

          Fokus utama penelitian ini adalah mengajarkan dan mengungkapkan maksim kesantunan berbahasa Indonesia serta mengidentifikasi pelanggaran kesantunan berbahasa dalam pergaulan di Pondok Pesantren Durrotu Ahlissunnah Waljama’ah. Kesantunan berbahasa merupakan aspek penting dalam komunikasi, dipengaruhi oleh norma sosial, budaya, dan kultur. Oleh karena itu, pematuhan terhadap aspek tersebut sangat penting untuk menjaga keberlangsungan komunikasi yang efektif antara penutur dan petutur.

          Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas responden diketahui memiliki pemahaman yang baik tentang cara berbicara yang sopan dan santun. Meski demikian, sebagian responden masih perlu lebih memahami tata cara berbicara yang sopan. Sebagai respons, penelitian ini memberikan pemahaman mengenai tuturan yang memenuhi prinsip-prinsip berbahasa. Pematuhan dan pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa dianalisis dengan merinci enam maksim, yaitu:

  • Maksim Kebijaksanaan:

Contoh: Ilham dengan sopan meminta bantuan Zara untuk mengambil pulpen. Respons baik dari Zara menunjukkan kesantunan dalam tuturan.

  • Maksim Kedermawanan:

Contoh: Ilham menawarkan untuk traktir, dan Zara menerima dengan baik. Sikap berkorban satu sama lain mencerminkan kesantunan dalam berbahasa.

  • Maksim Penghargaan:

Contoh: Ilham memberikan kritik kepada Zara dengan sopan terkait tulisan yang tergesa-gesa. Penggunaan maksim penghargaan menunjukkan sikap memberi masukan tanpa menyakiti perasaan.

  • Maksim Kesederhanaan:

Contoh: Zara mengakui ketidakberpengalamannya sebagai moderator dan meminta arahan dengan sopan. Prinsip kesederhanaan mengajarkan untuk tidak berlebihan dalam pujian pada diri sendiri.

  • Maksim Kemufakatan:

Contoh: Zara mengajak Ilham makan, meskipun Ilham sudah makan. Ilham bersedia menemani Zara, menciptakan situasi yang mengedepankan maksim kemufakatan.

  • Maksim Kesimpatian:

Contoh: Zara memberikan dukungan kepada Ilham yang merasa gagal. Kesimpatian terlihat dalam respons yang positif.

            Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas responden dari Pondok Pesantren Durrotu Ahlissunnah Wal Jama'ah menunjukkan pemahaman yang baik tentang cara berbicara yang sopan dan santun. Prinsip-prinsip kesantunan berbahasa yang dianalisis melibatkan maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, dan maksim penghargaan. Penelitian ini memberikan pemahaman mendalam tentang tuturan yang mematuhi prinsip-prinsip berbahasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun