Mohon tunggu...
nailiyatul safika
nailiyatul safika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Memasak, bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meningkatkan Kualitas Iman di Bulan Ramadhan

3 Desember 2024   00:30 Diperbarui: 3 Desember 2024   00:58 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh perkebunan yang  hijau, tinggal seorang remaja bernama Aisyah. Aisyah dikenal sebagai remaja yang rajin, taat beragama,cerdas dan bekerja keras, namun hatinya selalu gelisah. Ia merasa hidupnya kosong, meski segala kebutuhan duniawinya sudah tercukupi. Tapi setiap kali bulan bulan Ramadhan datang, Aisyah merasa ada kerinduan di dalam hatinya yang belum terjawab.

Pada suatu pagi di awal Ramadhan, Aisyah mendatangi masjid untuk mengikuti kajian yang diadakan oleh seorang ustazah. Dalam pengajian itu, sang ustazah mengutip sebuah hadits yang membuat hati Aisyah tergerak :

Rasulullah saw bersabda: 

قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌمُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فَيْهِ أبْوَابُ الْجَنَّةِ وَيُغْلَقُ فَيْهِ أبْوَابُ الْجَحِيْمِ وَتُغَلًّ فَيْهَ الشَّيَاطَيْنُ فَيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ ألْفِ شَهْرٍ 

 Artinya: “Telah datang bulan Ramadhan, bulan penuh berkah, maka Allah mewajibkan kalian untuk berpuasa pada bulan itu. Saat itu pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, para setan diikat dan pada bulan itu pula terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan” (Hadits Riwayat Ahmad).

Aisyah merasa ada kedamaian yang mengalir dalam hatinya. Awal Ramadhan memang penuh rahmat, kata ustazah itu. Ia pun mulai menjalankan ibadah dengan penuh semangat. Puasa bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan emosi dan menjaga hati. Aisyah merasa bulan ini seperti sebuah kesempatan emas yang tidak boleh dilewatkan.

Suatu hari Aisyah 

Seiring berjalannya waktu, pertengahan bulan Ramadhan datang. Suasana di desa itu semakin khusyuk. Orang-orang semakin tekun beribadah, membaca Al-Qur'an, dan memperbanyak doa. Aisyah pun merasa hatinya semakin dekat dengan Allah. Pada suatu malam,ada sebuah pengajian di masjid, ada ustaz  yang menyampaikan hadits Rasulullah SAW:

Dari Abu Hurairah Ra bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 38 dan Muslim No. 860).

Aisyah merasa tergerak. Ia mengingat semua dosa dan kesalahan yang pernah ia lakukan, baik yang besar maupun yang kecil. Ia mulai menangis, menyadari betapa banyak kesempatan yang telah ia sia-siakan. Dengan penuh penyesalan, Aisyah berdoa kepada Allah, memohon ampun atas segala dosa yang telah diperbuat. Tiba-tiba, ia merasakan ketenangan yang luar biasa dalam hatinya. Seperti ada beban berat yang terangkat. Ia merasa diberi kesempatan untuk memulai lagi, untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Ramadhan semakin mendekati penghujungnya. Malam-malam terakhir dipenuhi dengan dzikir dan doa. Aisyah semakin merasakan kedekatannya dengan Allah, merasa seolah-olah waktunya yang terbatas di dunia ini sangat berharga. Pada malam hari, ustaz kembali membacakan hadits yang membuat Aisyah semakin sadar akan pentingnya bulan Ramadhan:

Rasulullah saw bersabda: 

إذَا كَانَ أوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِرَمَضَانَ صُفِّدَتْ الشَّيَاطِيْنُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ وَغُلِّقَتْ أبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ وَفُتِّحَتْ أبْوَابُ الجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَيُنَادِيْ مُنَادٍ يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أقْصِرْ وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ وَذَلِكَ كُلُّ لَيْلَةٍ

 

Artinya: “Jika awal Ramadhan tiba, maka setan-­setan dan jin dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup, tidak ada satu pintu pun yang dibuka. Sedangkan pintu-pintu surga dibuka, dan tidak satu pintu pun yang ditutup. Lalu ada seruan (pada bulan Ramadhan): Wahai orang yang menginginkan kebaikan, datanglah. Wahai orang yang ingin kejahatan, tahanlah dirimu. Pada setiap malam Allah swt memiliki orang-orang yang dibebaskan dari neraka” (HR Tirmidzi).

Aisyah tertegun mendengar hadits itu. Pada akhir Ramadhan, banyak umat Muslim yang dibebaskan dari azab neraka, dan kesempatan itu ada di depan mata. Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan rahmat, ampunan, dan pembebasan. Aisyah merasa bahwa inilah saat-saat terakhir untuk benar-benar memanfaatkan bulan yang penuh berkah ini. Ia memperbanyak amal ibadah, berdoa, dan memohon agar dirinya termasuk dalam orang-orang yang dibebaskan dari api neraka.

Hari terakhir Ramadhan tiba. Aisyah merasa tidak ingin melepaskan bulan suci ini begitu saja. Dengan hati yang penuh syukur, ia menjalani hari-harinya dengan penuh semangat. Pada malam Idul Fitri, Aisyah merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Ia bukan hanya merayakan kemenangan setelah berpuasa, tetapi juga merasakan kedamaian di dalam hatinya. Ia merasa bahwa Ramadhan telah mengubah dirinya menjadi pribadi yang lebih baik, yang lebih dekat dengan Allah.

Setelah shalat Idul Fitri, Aisyah berdiri di tengah kerumunan, merasakan cinta dan kasih sayang Allah yang mengalir melalui setiap detik yang telah dilewati selama Ramadhan. Aisyah tahu, meskipun Ramadhan telah berakhir, perjalanan untuk menjadi pribadi yang lebih baik tak pernah berhenti. Ia bertekad untuk menjaga semangat yang ia rasakan selama bulan suci ini sepanjang tahun, agar ia terus berada dalam rahmat, ampunan, dan lindungan Allah.

"Ya Allah, semoga kami selalu berada dalam rahmat-Mu, diberi ampunan-Mu, dan dijauhkan dari api neraka," doa Aisyah dalam hati, penuh harapan akan masa depan yang lebih baik.

Jadi kita harus menyambut bulan Ramadhan dengan penuh semangat, memanfaatkan bulan ramadhan dengan cara mendekatkan diri kepada Allah, memperbanyak membaca Alquran,memperbanyak dzikir, menjaga hati,menahan emosi, memperbanyak berdoa,memohon ampunan kepada Allah SWT dan tidak perluh mengunjing orang karna itu dapat mengurangi pahala puasa kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun