Mohon tunggu...
Nailir Rahmah
Nailir Rahmah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pola Asuh Orang Tua adalah Penentu Masa Depan Anak

14 Desember 2016   09:32 Diperbarui: 14 Desember 2016   09:43 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Anak yang baru lahir dengan fitrahnya tidak bisa membedakan mana yang baik dan serta memiliki daya ingat yang tinggi. Semua yang dia lihat cenderung dicopy dan dikirim dari short term memory ke long term memory. Sehingga anak cenderung meniru apa yang terlihat di depannya dan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Saat yang ditiru adalah hal yang baik, maka dia akan menjadi baik, namun sebaliknya, saat yang ditiru adalah hal yang kurang baik, maka seperti itu pula hasilnya. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap penanaman karakter anak. Maka dari itu lingkungan merupakan hal utama yang berpengaruh dalam kehidupan seorang anak.

Beruntung jika anak hidup di lingkungan yang baik, jika tidak maka hal yang utama adalah peran orang tua dalam mendidik anak di lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter seorang anak. Karakter merupakan salah satu sifat atau watak yang tumbuh di dalam diri seseorang  untuk membedakan antara yang satu dengan lain. Karakter tumbuh sejak kita terlahir ke dunia. Dalam hal ini orang tua merupakan media utama dalam pembentukan karakter seorang anak. Sebagai orang tua harus mampu memahami anak-anaknya dan harus selalu berhati-hati dalam mengambil keputusan. Jangan sampai orang tua mengambil keputusan yang sepihak, karena anak akan memberontak. Orang tua harus mampu mengenali anak dan lingkungan sekitarnya.

Saat anak hidup dilingkungan yang kurang baik, bukan berarti orang tua mengekangnya agar terus di dalam rumah dan tidak bergaul dengan siapapun, karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap perkembangan mental anak. Anak akan merasakan kekurangan teman bermain, susah diajak bergaul, susah diajak komunikasi dan akan takut dalam menyampaikan pendapat di depan umum. Namun jika anak dibiarkan begitu saja bergaul dengan lingkungan yang kurang mendukung pada proses pembentukan karakter anak, maka anak akan gampang terpengaruh dan anak tidak akan mempunyai pendirian tetap. Anak akan cendrung meniru sesuatu yang dia suka, baik itu positif maupun negatif. Sehingga orang tua harus pandai menyeimbangkan diantara keduanya agar anak mampu membedakan mana yang baik dan tidak serta memiliki pendirian dan mental yang kuat.

Hal yang harus dilakukan orang tua hanyalah menjadi orang tua yang ideal. Menjadi orang tua yang ideal sebenarnya tidaklah sulit, tinggal bagaimana menerapkan pola asuh yang sesuai dengan keadaan anak.      Menurut Prasetya, ada beberapa macam pola pengasuhan:

  • Pola Asuh Demokrasi (Autoritatif)

Pola asuh ini lebih condong pada pengasuhan secara bersama-sama. Dalam artian orang tua dan anak sama-sama merasa nyaman atau tidak merasa terbebani dengan adanya aturan-aturan yang ditetapkan, karena semua yang ada dalam pola pengasuhan ini atas kesepakatan bersama. Pengasuhan ini membebaskan seorang anak, akan tetapi masih terdapat batasan-batasan yang harus diperhatikan. Semua keputusan yang diambil oleh anak harus dapat dipertanggung jawabkan. Adapun dampak dari pola asuh Demokrasi ini adalah anak cenderung lebih mandiri, tegas terhadap diri sendiri, mampu instropeksi diri dan mengendalikan diri, mudah bekerja sama secara sinergis dengan orang lain serta ramah terhadap orang lain  dan mudah bergaul dengan lingkungan sekitar.

  • Pola Asuh Otoriter (Autoritarian)

Pola asuh otoriter adalah pola asuh yang yang sifatnya memaksa. Biasanya orang tua yang menerapkan pola asuh ini cenderung memiliki standart atau target yang harus dicapai oleh anaknya. Selain itu, orang tua sering memaksa, memerintah, dan menghukum anaknya serta tidak mengenal kompromi. Orang tua tidak menyadari bahwa pola asuh yang dipakai akan bersifat fatal dikemudian hari bahkan akan membuat masalah makin rumit. Meskipun dengan pola asuh ini anak memiliki kompetensi dan tanggung jawab yang cukup, namun dia tidak berani untuk bersosial, kurang spontan dan kurang percaya diri. Akan lebih rumit lagi jika pola asuh ini diterapkan pada anak laki-laki. Hal tersebut akan beresiko pada perilaku antisosial, agresif, impuls dan perilaku maladaptif lainnya, misalnya membunuh, mencuri, narkoba dan lain sebagainya.

  • Pola Asuh Permisif (Pemanja)

Pola pengasuhan ini kebalikan dari pola asuh Otoriter. Jika pola asuh otoriter semua kebijakan ada ditangan orang tua, pada pola asuh permisif semua kebijakan berada di tangan anak. Orang tua tidak berani menegur anak, mereka hanya beranggapan bahwa semua yang anak kerjakan adalah benar. Hal tersebut terjadi karena orang tua tidak ingin mengecewakan anak dan membuatnya menangis. Biasanya pola asuh ini terjadi pada orang tua yang sudah lama menunggu kehadiran sang anak. Anak dengan pengasuhan ini cenderung lebih energik dan responsif dibandingkan pola asuh yang otoriter. Namun mereka tampak manja, impulsif, mementingkan diri sendiri dan kurang percaya diri (cengeng). Adapaun kelebihan dari pengasuhan ini adalah orang tuanya bersifat hanga sehingga disenangi oleh anak.

  • Pola Asuh Penelantar

Pola asuh ini merupakan pola asuh yang mana orang tua tidak mau tahu dengan perkembangan anak. Anak bergaul dengan siapa, dimana keberadaannya, dan sedang apa. Biasanya pola asuh ini  diterapkan oleh orang tua yang sama sekali tidak mengharapkan kehadiran anak tersebut, sehingga orang tua lebih mementingkan kepentingannya sendiri. Anak tersebut akan lebih berpotensi terlibat dalam penggunaan obat-obatan terlarang (narkoba) dan tindakan kriminal lainnya.

Dengan beberapa pola asuh di atas, orang tua pastinya sudah mempunyai gambaran pola asuh apa yang akan digunakan, serta dampak apa yang akan di dapatkan. Jika masih bingung pola asuh apa yang akan digunakan, maka ambillah salah satu pola asuh yang sesuai dengan keadaan anak yang sekiranya tidak memberatkannya dan harus membawa kebaikan kepadanya. Pilihan pola asuh orang tua adalah penentu masa depan anak.   

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun