Mohon tunggu...
Nailir Rahmah
Nailir Rahmah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Figur Seorang Ayah dalam Mendidik Anak (Islamic Parenting)

12 Desember 2016   14:44 Diperbarui: 12 Desember 2016   15:01 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak adalah anugerah terindah dan amanah terbesar yang Allah percayakan kepada manusia-manusia pilihan. Tidak sedikit orang yang mengeluarkan banyak uang agar memiliki seorang anak namun tak kunjung berhasil dan tidak jarang pula Allah memberikan kepercayaan kepada manusia namun diabaikan. Anak tak berdosa banyak menjadi korban kekejaman orang tua. Ironisnya banyi mungil yang baru mengenal dunia ditelantarkan dan tak dihiraukan. Padahal Allah menganugrahkan anak pada manusia untuk dibesarkan dan dididik dengan baik agar menjadi  insan pilihan.

Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci tanpa dosa dan harus dijaga serta dididik dengan baik. Anak bagaikan kertas putih tanpa noda yang dapat diisi dengan berbagai macam coretan pena. Saat coretan pena berisi kalimat yang indah dan bermaknah maka semua orang yang membacanya akan senang. Namun saat coretan pena menorehkan luka pada setiap pembacanya, maka tidak akan ada satu orangpun yang berkeinginan untuk membacanya kembali. Coretan pena inilah yang melekat pada diri seorang anak dan mewarnai kehidupannya. Coretan pena ini pula yang dapat mengantarkan seorang anak mengenal Tuhannya dan bergaul baik dengan lingkungannya. Dalam hal ini orang tualah yang berperan penting pada isi dari coretan pena tersebut. Saat orang tua mengisinya dengan kebaikan, maka akan baik pula hasilnya, begitu pula sebaliknya, saat orang tuan mengisinya dengan sesuatu yang tidak bermakna maka tak bermakna pula hasilnya. Sebagaimana sabda Rasulullah yang artinya ”Ajarkanlah    kebaikan kepada   anak-anakmu   dan   keluargamu,   dan didiklah   mereka”(HR   Abdur   Razzaq   dan Sa’id  bin  Mansur)

Hadis di atas menunjukkan bahwa kewajiban orang tua adalah mendidik seorang anak dengan baik, karena anak adalah amanah untuk setiap orang tua. Selayaknya orang tuan memiliki tanggung jawab atas kepercayaan yang Allah berikan. Bertanggung jawab terhadap amanah yang Allah berikan memang bukan hal mudah namun kita juga tidak boleh menganggapnya terlalu berat sehingga kita merasa terbebani. Hal yang perlu dilakukan hanyalah berusaha semaksimal mungkin agar mampu mendidik anak dengan baik, sehingga terlahirlah insan-insan pilihan dengan kualitas baik dan berakhlakul karimah.

Mendidik seorang anak bukan hanya kewajiban dari seorang ibu, namun ayah juga berperan penting di dalamnya. Seperti yang kita tahu figur seorang ayah pilihan yang mendidik anak dengan baik, yaitu sahabat Rasulullah SAW. Lukmanul Hakim yang menjadi tauladan bagi para ayah sedunia. Lukmanul Hakim dalam mendidik anak begitu baik sehingga namanya diabadikan  dalam al-Qur’an. Beberapa hal yang diajarkan Lukmanul Hakim pada anaknya, yaitu tentang mengenal Tuhan, hormat kepada kedua orang tua, moral manusia, serta tatanan hidup. Sebagaimana tercantum dalam al-Qur’an surat Lukman ayat 13 yang berisi tentang mengenal Tuhan. Lukamanul Hakim menajarkan pada anak-anaknya untuk mengenal Tuhan alam semesta agar manjadi anak yang mamiliki ketauhidan yang tinggi. 

Selain itu, pada ayat 14-15 lukman mengajarkan pada anak-anaknya pula untuk berbakti serta menghormati kedua orang tua, karena orang tua yang telah melahirkan dan membesarkan mereka dengan penuh kasih sayang dan bahkan orang tua rela mengorbankan apapun demi kebahagiaan mereka. Pada ayat ke 15 lukman mengajarkan tentang moral. Moral merupakan pengetahuan tentang budi pekerti manusia yang beradab. Untuk menjadi pribadi yang bermoral, maka pendidikan yang diterapkan orang tua sangat berpengaruh besar. Manusia bermoral akan mampu mengarahkan hidupnya dalam kehidupan bermasyarakat dengan baik. 

Dan yang terakhir lukman mengajarkan kepada anaknya tentang tatanan hidup manusia sebagai hambah Tuhan semesta alam, yaitu melakukan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya serta mengingatkan manusia lain agar berbuat baik dan mencegah kemungkaran. Lukaman juga mengajarkan kepada anaknya agar bersabar dalam setiap masalah yang menimpahnya, karena Allah tidak akan memberikan cobaan pada hambanya melebihi kapabilitas yang dimilikinya.

Pola asuh dan didikan Lukamanul Hakim menjadi panutan semua orang tua karena pola asuh dan didikan yang dilakukan berlandaskan pada Kalamullah yang tentunya akan mendidik anak jauh lebih baik dan lebih berkualitas secara dahir maupun batin. Pola didik tersebut harus diterapkan mulai anak masih kecil agar membentuk karakter baik bagi anak, sehingga sampai dewasapun karakter tersebut akan melekat padanya dan saat dia menjadi orang tua tentunya akan menerapkan hal yang sama pada anak-anaknya. Pola asuh dan didikan Lukamanul Hakim juga dapat menjauhkan anak dari siksa api neraka. Sebagaimana Allah berfirman dalam surat Ath-Tahrim ayat 6 yang artinya “Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”.  

Ayat tersebut secara redaksional tertuju pada seorang ayah sebagai pemimpin keluarga, namun bukan berarti hanya ayah yang bertanggung jawab, ibu juga sangat berperan di dalamnya. Ayat tersebut menunjukkan bahawa pola asuh dan didikan orang tua di rumah yang menjadi penentu dari keberhasilan seorang anak menjadi insan pilihan yang berkualitas dan berakhlakul karimah. Sehingga anak dapat menjadi panutan semua orang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun