Mohon tunggu...
Nailil Hikmah
Nailil Hikmah Mohon Tunggu... -

Hidupnya seperti uang logam di mana nilai kemampuannya sama dengan nilai yang tertera.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ranger who bleed

30 Desember 2011   22:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:33 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku: Gak kok.

Gak lama handuknya udah penuh darah.

Adek 1: Kak blg ayah ya.

Aku: Jangan dek nanti aja (aku ngelirik seprai), sebentar lagi darahnya berhenti kok, ini kakak tumpat pake seprei.

Gk lama kemudian sepreinya juga penuh darah dan aku lemas.

Adek 2 : Kak, bilang ayah aja yaa, udah banyak darahnya kak. Kak.. Kaak.. (wajah mereka pucat)

Adek 1: (tanpa menunggu jawaban dari ku langsung laridan teriak-teriak) Ayaaah mamaaak kakak kepalanya keluar daraah. Aku yang tambah lemas akhirnya mendapatkan pertolongan dari dokter. Bos cewe sempat kalang kabut sedang bos cowo langsung ambil tindakan pertolongan pertama  sebelum dokter datang..

Hahaha intinya kedua adekku gak telat nolong kakaknya yangg hampir kehabisan darah.

Sebagai seorang laki-laki, kedua adekku paham kapan harus mendengarkan kakaknya dan kapan harus mengambil tindakan yang tepat.

They know the bad and the good decision.

They show me  something called love for their sister.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun