Aku: Gak kok.
Gak lama handuknya udah penuh darah.
Adek 1: Kak blg ayah ya.
Aku: Jangan dek nanti aja (aku ngelirik seprai), sebentar lagi darahnya berhenti kok, ini kakak tumpat pake seprei.
Gk lama kemudian sepreinya juga penuh darah dan aku lemas.
Adek 2 : Kak, bilang ayah aja yaa, udah banyak darahnya kak. Kak.. Kaak.. (wajah mereka pucat)
Adek 1: (tanpa menunggu jawaban dari ku langsung laridan teriak-teriak) Ayaaah mamaaak kakak kepalanya keluar daraah. Aku yang tambah lemas akhirnya mendapatkan pertolongan dari dokter. Bos cewe sempat kalang kabut sedang bos cowo langsung ambil tindakan pertolongan pertama sebelum dokter datang..
Hahaha intinya kedua adekku gak telat nolong kakaknya yangg hampir kehabisan darah.
Sebagai seorang laki-laki, kedua adekku paham kapan harus mendengarkan kakaknya dan kapan harus mengambil tindakan yang tepat.
They know the bad and the good decision.
They show me something called love for their sister.