Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa yang dipelajari dalam satuan pendidikan di Indonesia terlebih pada sekolah yang berbasis agama. Hal ini sebagai jawaban dari peningkatan kebutuhan masyarakat untuk mempelajari Bahasa Arab. Menurut Al-Khuli (2010:22) kebutuhan terhadap bahasa arab disebabkan oleh faktor-faktor berikut:
- Bahasa Arab merupakan bahasa Al-Qur'an.
- Bahasa Arab merupakan bahasa sholat.
- Bahasa Arab merupakan bahasa hadits.
- Kedudukan bahasa Arab dari sisi ekonomi.
- Banyaknya pengguna bahasa arab
Dari tingginya kebutuhan masyarakat akan Bahasa Arab inilah yang menyebabkan pemerintah melalui pembuatan kebijakan dalam pendidikan madrasah menjadikan bahasa arab sebagai mata pelajaran pokok dan wajib dalam pembelajaran di madrasah, tidak termasuk di sekolah yang dibawah naungan kementerian pendidikan.
Hal ini lah yang menjadi polemik pada pembelajaran bahasa arab di tingkat menengah. Karena didapati peserta didik yang sebelumnya sekolah diluar madrasah (sekolah umum) kemudian ketika di jenjang berikutnya mereka memilih madrasah sebagai tempat belajar. Hal ini yang menjadikan faktor keberagaman input peserta didik dalam pembelajaran dan menyebabkan masalah dikemudian hari dalam proses belajar.
Sebagai contoh:
Pernah didapati peserta didik yang merupakan lulusan dari SMP N kemudian melanjutkan ke MAN, peserta didik tersebut merasa kesulitan dan tidak bisa mengikuti pembelajaran Bahasa Arab bahkan ingin pindah sekolah.
Selain itu, masih banyak ditemui permasalahan dalam proses pembelajaran bahasa Arab. Seperti yang tertuang dalam teori pembelajaran Bahasa Arab, terdapat 4 tahapan keterampilan berbahasa yang harus dilalui peserta didik untuk dapat menguasai Bahasa Arab. Diantaranya adalah keterampilan mendengar (maharah istima'), keterampilan berbicara (maharah kalam), keterampilan membaca (maharah qiro'ah) dan keterampilan menulis (maharah kitabah). Â Keempat kerampilan tersebut mempunyai tantangan dan masalah yang saling terkait dan menyebabkan kurang maksimalnya pembelajaran Bahasa Arab, baik dalam proses belajar maupun hasil belajarnyaDi sisi lain, peserta didik yang sudah pernah mempelajari Bahasa Arab pun juga mempunyai masalahnya sendiri.
Banyak peserta didik yang merasa bahwa Bahasa Arab adalah bahasa yang sulit dipelajari, sehingga menimbulkan kurangnya motivasi dan minat mereka untuk mempelajarinya. Diperkuat dengan data yang diperoleh dari katadata.co.id yang menyebutkan Bahasa Arab adalah bahasa tersulit kedua di dunia. Selain itu, bahasa Arab yang diidentikkan dengan agama menjadikan anggapan baru bagi peserta didik bahwa yang mempelajarinya dan yang mampu menguasainya hanya kaum religious saja. Berbeda dengan bahasa Inggris yang lebih popular dan keren dipelajari mengingat Bahasa Inggris adalah Bahasa Internasional yang digunakan dalam semua aspek kehidupan.
Dari sisi yang lain, kurang tepatnya metode yang digunakan guru dalam pembelajaran juga sangat berpengaruh pada munculnya masalah pembelajaran pada peserta didik. Menurut Sutikno (2014, hlm. 33) pengertian "metode" secara harfiah berarti "cara", metode adalah suatu cara atau prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu pemilihan metode yang tepat akan membantu guru pada pencapaian tujuan pembelajaran.
Banyak ditemukan Guru yang kurang maksimal dalam mengimplementasikan model-model pembelajaran yang inovatif karena terbatasnya pemahaman Guru dalam menerapkan model-model pembelajaran dan Kurangnya Persiapan Dalam Mengajar. Hal ini harusnya bisa dihindari jika guru mau mengembangkan motivasi dalam diri untuk terus belajar. Guru juga perlu mempersiapkan perencanaan pembelajaran dengan baik, menggunakan strategi pembelajaran yang tepat dan inovatif, agar siswa lebih aktif. Siswa harus dimotivasi oleh guru agar lebih berminat dan tertarik terhadap pembelajaran. TCL (Teacher Center Learning) yang memusatkan kegiatan pembelajaran pada guru jelas dapat menyebabkan peserta didik kurang aktif (pasif) dan cepat merasa bosan dalam proses pembelajaran sehingga hal ini dapat mematikan kreativitas peserta didik.Â
Dari berbagai permasalahan yang muncul dalam pembelajaran bahasa Arab ada beberapa upaya yang dapat pendidik lakukan demi terwujudkan pembelajaran yang berhasil dan menyenangkan, diantaranya adalah:
- Mendesain pembelajaran yang inovatif disesuaikan dengan akar masalah dalam pembelajaran dan solusi hipotetik yang telah dirumuskan berdasarkan kegiatan sebelumnya. Selain itu penting juga untuk mendesain pembelajaran sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik.
- Mengkaji dan memahami Panduan Penyusunan RPP untuk digunakan sebagai acuan dalam penyusunan RPP.
- Berdiskusi secara aktif dengan rekan sesama guru untuk mendapatkan gambaran dan persepsi yang sama dalam penyusunan RPP dan perangkat pembelajaran berbasis masalah dan proyek.
- Menyusun RPP dan perangkatnya yang berbasis masalah dan proyek dan hasil analisis silabus, meliputi:
- RPP / modul ajar
- Bahan ajar
- Media pembelajaran (menekankan pada pemanfaatan media berbasis AI, AR, VR).
- LKPD (Lembar Kinerja Peserta Didik)
- Kisi-kisi, instrumen, dan rubrik penilaian.
- Mengikuti program pengembangan kompetensi guru guna menjadi meningkatkan kapasitas sebagai guru, serta dalam rangka menjadi sosok guru yang kompeten dalam menjalankan tugas dan fungsinya untuk mencetak generasi emas penerus bangsa.
- Menerapkan metode pembelajaran yang berbasis Student center (pembelajaran yang berpusat pada peserta didik) yang melibatkan aktivitas peserta didik secara penuh.
Belajar adalah proses sepanjang hayat yang harus dilalui tidak hanya oleh peserta didik tetapi juga oleh Pendidik. Belajar yang dilakukan dengan niat karena Allah untuk menuntut ilmu tentu akan bernilai ibadah, terlebih yang dipelajari adalah Bahasa Arab. Bahasa yang digunakan sebagai bahasa pengantar dalam beribadah wajib kepada sang Pencipta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H