Nama : Naila Zalfaa Zulfiani
NIM : 11230541000105
Dosen Pengampu : Muhammad Firdaus, Lc., MA., Ph.D
Mahasiswi Program Studi Kesejahteraan Sosial
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2024
Naskah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Retorika
ADAB MENDENGAR DAN BERBICARA
ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا، وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ،َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ
Marilah kita semua panjatkan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata'ala. yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua. Kita bersyukur dapat nikmat kesehatan yang masih diberikan-Nya. Tak lupa pula salawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wassalam, serta kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya yang mulia.
Marilah kita bersama-sama menjelajahi petunjuk hidup yang agung ini, dengan tema yang hendak kita bahas pada kesempatan yang berbahagia ini, yaitu tentang Adab mendengar dan berbicara.
Dalam agama Islam, segala perbuatan sudah diatur dengan baik dan jelas dalam Al-Qur'an maupun hadits, termasuk memperhatikan adab ketika berbicara. Sebab, memiliki adab yang baik merupakan salah satu ciri seorang Muslim beriman yang telah diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassalam.
Dalam buku Pendidikan Adab dan Karakter terbitan Guepedia, adab yang dicontohkan oleh Rasulullah merupakan hasil dari wahyu dan didikan Allah secara langsung. Di mana itu terjadi di tengah-tengah interaksi beliau dengan manusia dan alam semesta.
Tujuan memiliki adab yang baik adalah untuk membentuk dan menghasilkan pribadi-pribadi yang beradab. Baik itu terhadap Allah Subhanahu Wata'ala, Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wassalam, dan sesama makhluk sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Al Quran serta hadits.
Terdapat beberapa adab berbicara yang harus diperhatikan oleh umat Islam. Rangkuman adab-adab ini disadur melalui buku Ringkasan Kitab Adab yang ditulis Fuad bin Abdul Aziz Asy-Syalhub.
1. Selalu menjaga lisan
Poin penting yang harus diperhatikan oleh seorang Muslim adalah menjaga lisannya dengan penuh perhatian. Ia harus mampu menjauhkan lisannya dari perkataan yang bathil, dusta, ghibah, namimah, perkataan kotor, dan segala yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassalam telah memberitakan hal itu dengan sabdanya berikut ini:
“Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan suatu kalimat yang dia tidak pikirkan dahulu, Dia akan menggelincirkan ke dalam neraka lebih jauh dari apa-apa di antara timur.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, dan Ahmad)
2. Berkatalah yang baik atau lebih baik diam
Berkata yang baik atau diam merupakan salah satu adab berbicara yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wassalam. Karenanya, umat Islam diperintahkan untuk memperhatikan segala ucapannya, seperti berpikir dahulu sebelum berbicara. Intinya, apabila bermanfaat bagi orang lain, katakanlah. Tapi jika apa yang akan diucapkan itu tidak bertujuan dan akan merugikan orang lain, lebih baik diam.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassalam bersabda:
“Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka janganlah dia menyakiti tetangganya. Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka muliakanlah tamunya. Dan siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka berkatalah yang baik atau diamlah.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, dan Ahmad)
3. Sedikit berbicara dalam setiap perkataan atau pembicaraan
Ada beberapa hadits yang menganjurkan untuk sedikit berbicara kecuali dibutuhkan dan ditanya. Sebab, terlalu banyak berbicara merupakan salah satu penyebab jatuhnya seseorang ke dalam dosa. Oleh karena itu, Islam menganjurkan umat Muslim untuk sedikit berbicara, apalagi untuk hal-hal yang lebih banyak mudharatnya.
4. Menjauhkan diri terhadap perkataan yang dusta
Dusta adalah memberitakan sesuatu yang berbeda dengan kenyataan. Tentunya hal ini dilarang oleh Allah Subhanahu Wata'ala dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassalam. Sebab, dusta akan membawa seseorang ke dalam dosa dan neraka.
“Sesungguhnya kejujuran menunjukkan kepada kebaikan dan kebaikan itu menunjukkan kepada surga, dan sesungguhnya seorang lelaki yang berkata jujur hingga di sisi Allah menjadi orang yang shidiq. Dan sesungguhnya dusta itu membawa seseorang kepada dosa, dan dosa itu membawa kepada neraka. Dan seorang lelaki yang berdusta hingga tercatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, dan Ahmad)
5. Dilarang berkata kasar ataupun kotor
Rasulullah melarang umat Muslim berkata yang tidak baik seperti mengutuk, perkataan kotor, dan ucapan-ucapan bathil lainnya. Seorang Muslim harus senantiasa berbicara dengan tata cara yang baik, lemah lembut, dan penuh dengan kesopanan.
Ibnu Mas’ud meriwayatkan, bahwasannya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassalam bersabda, “Bukanlah seorang Mukmin yang sempurna, yang suka mencaci, mengutuk, berbuat, dan berkata kotor.” (HR. Al-Bukhari, Ahmad, dan At-Tirmidzi)
6. Jangan senang berdebat meski benar
Kecenderungan orang yang suka berdebat adalah mengomentari setiap perkataan orang lain dari sisi lemah atau salahnya. Komentar tersebut biasanya berupa celaan dan kritikan yang dapat mengundang pertikaian. Seseorang yang senang berdebat akan terjerumus ke dalam dosa dan kesesatan.
Karenanya, seorang Muslim sebaiknya menghindari banyak berdebat dengan orang lain walaupun ia benar. Dari Abu Umamah RA, ia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassalam bersabda:
“Aku akan menjamin sebuah istana di sekitar surga bai orang yang meninggalkan perdebatan meskipun dia benar. Dan aku menjamin sebuah istana di tengah-tengah surga bagi orang yang tidak berdusta meskipun bercanda. Dan aku menjamin istana di atas surga bagi orang yang berakhlak mulia.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
7. Larangan membuat pendengar tertawa dengan sesuatu yang dusta
Banyak orang yang dengan sengaja berbohong dan mengada-ada agar pendengarnya tertawa. Jelas ini adalah perbuatan yang dilarang dalam Islam. Bahkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassalam menjelaskan dalam sabdanya bahwa celakalah bagi seseorang yang berbicara untuk membuat sekelompok orang tertawa dengan suatu kebohongan. Adab dalam mendengarkan cukup sederhana, hanya dengan mendengarkan dan memasang telinga, mendengar baik-baik ketika ada orang yang berbicara kepada kita. Usahakan untuk mendengarkan baik-baik dan menghargai setiap perkataan orang tersebut selama itu baik dan bermanfaat agar kita juga tidak menyakiti hatinya.
Akhir kata inilah materi ceramah yang dapat saya sampaikan, mudah-mudahan pembaca sekalian mendapat manfaat dari apa yang saya sampaikan, terkhusus kepada diri saya pribadi.
وابالله التوفيق والهداية ، ورضى والعناية ,والعفو منكم
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H