Tidak hanya kesehatan fisik, kesehatan mental juga penting untuk diperhatikan. Kesehatan mental berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk berpikir, berkembang, berekspresi, berinteraksi, mencari nafkah, dan menikmati hidup.
Beruntung, saat ini telah banyak masyarakat yang peduli akan kesehatan mental. Namun, masih terbatas pada orang dewasa saja. Padahal, anak-anak dan remaja pun perlu dilatih untuk menjaga kesehatan mental,tidak seperti gangguan kesehatan lainnya, tanda-tanda gangguan kesehatan mental, terlebih pada anak, cenderung sulit untuk dilihat. Sehingga, penting bagi orang tua untuk lebih peka terhadap perubahan perilaku anak dan memberikan penanganan sejak dini, guna meminimalisasi risiko jangka panjang saat anak tumbuh dewasa
Saat membangun ikatan dengan anak-anak, beri tahu mereka bahwa mereka sangat dicintai, apa pun yang terjadi. Orang tua juga dapat menunjukkan cinta melalui bahasa tubuh dan komunikasi nonverbal serta dengan memberinya banyak dekapan. Puji dan dorong anak ketika anak melakukan sesuatu dengan baik atau berperilaku sesuai keinginan orang tua.
Imam Ghazali menegaskan bahwa sesungguhnya anak adalah amanah yang harus dijaga dan dibekali ilmu agama untuk terwujudnya anak-anak yang shalih dan shalihah.
Bagaimana caranya? Setidaknya terdapat empat point yang bisa dilakukan. Pertama, memberikan pendidikan anak dalam bahasan pendidikan agama, terutama ‘aqidah yang akan menjadi pondasi ke-Islamannya.
Perhatikan bagaimana perkataan Luqman kepada anaknya, yang artinya: “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ‘Hai anakku, janganlah kamu menyekutukan Allah. Sesungguhnya kesyirikan itu merupakan kezhaliman yang besar.” (Qs. Luqman: 13)
Kedua, membiasakan agar mendidik anak-anak untuk berakhlak baik dan menasihatinya ketika melakukan kesalahan. Karena akhlak mulia menjadi pemberat timbagan pada hari Kiamat nanti, sebagaimana disebutkan dalam hadis Nabi, artinya: “Tidak ada sesuatupun yang paling berat dalam timbangan seorang Mukmin pada hari Kiamat nanti daripada akhlak mulia.”(Hadis diriwayatkan At-Tirmidzi.
Ketiga, hendaknya mengajarkan adab dan etika kepada anak. Orang-orang shalih terdahulu telah menaruh perhatian yang sangat besar terhadap adab Islami. Simak saja perkataan seorang Salaf kepada anaknya ini. “Wahai anakku, engkau mempelajari satu bab tentang adab lebih aku sukai daripada engkau mempelajari tujuh puluh bab dari ilmu.”
Keempat, hendaknya orangtua menyertakan anak-anak dalam beribadah seperti shalat, bukan hanya sekedar memerintahkannya saja. Karena pendidikan anak akan lebih berhasil manakala setiap inderanya diberdayakan.
Jadi, orang tua tidak hanya memberdayakan indera pendengaran anak saja untuk memerintahnya melakukan ini dan itu, tapi orang tua juga perlu memberdayakan indera penglihatannya untuk mencontoh sikap dan perilaku baik dari orang tua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H