Dekat-dekat ini telah terjadi peristiwa yang mengguncang dunia perekonomian terutama pada dunia startup. Peristiwa tersebut adalah maraknya Pemutusan Hubungan Kerja  atau yang dikenal dengan istilah PHK pada beberapa perusahaan startup seperti contohnya Zenius, LinkAja, JD.ID, dan Tanihub. Hal tersebut kemudian selalu dikaitkan dengan fenomena bubble burst.
Apa sih fenomena bubble burst itu? Melansir dari Investopedia.com bubble burst adalah  situasi atau kondisi yang terjadi ketika nilai pasar naik dengan sangat cepat, terutama pada nilai aset dan diikuti oleh penurunan yang cepat. Lalu, apakah benar fenomena tersebut dapat mengguncang dunia startup?
Informasi yang dilansir dari Kompas.com, melalui kompasiana.com ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Didik J Rachbini mengatakan bahwa fenomena bubble burst menjadi salah satu menyebab PHK massal yang terjadi di sejumlah perusahaan startup.
Para ekonom juga mengatakan terdapat beberapa penyebab perusahaan melakukan PHK terhadap karyawannya. Pertama, produk yang ditawarkan kurang menarik pembeli sehingga perusahaan banyak yang kehilangan customer dan pangsa pasarnya. Kemudian yang kedua adalah, startup juga kesulitan mencari pendanaan dikarenakan para investornya lebih selektif dalam memilih sebuah perusahaan. Dan yang terakhir adalah pasar sangat sensitive terhadap promo dan diskon. Apabila sebuah perusahaan tidak pernah memberikan diskon maka jumlah pengguna dan customer akan menurun.
Alhasil, perusahaan startup harus mengambil tindakan yaitu dengan melakukan pengurangan karyawan untuk memperbaiki dan mempertahankan kondisi keuangan perusahannya.Â
Kesimpulannya adalah "semakin sedikit pendanaan dari investor, serta semakin banyak startup baru yang muncul, maka fenomena bubble burst akan lebih sering terjadi."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H