Mohon tunggu...
Naila Syakirah
Naila Syakirah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin

Saya tertarik dalam dunia menulis.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Obesitas pada Anak, Salah Siapa?

22 September 2024   14:08 Diperbarui: 22 September 2024   14:27 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Lihatlah anak-anak kita zaman sekarang, lebih sering memegang ponsel dibandingkan bermain bola atau layang-layang." Pernyataan ini mencerminkan fenomena yang mengkhawatirkan. Anak-anak lebih memilih bermain gadget dibandingkan beraktivitas fisik, ditambah dengan makanan cepat saji dan camilan manis yang lebih muda diakses hanya dengan beberapa ketukan di layar.

Fenomena ini tentu membuat orang tua resah atas kesehatan anaknya yang semakin memburuk. Lantas, apakah masalah ini sepenuhnya berakar dari anak-anak itu sendiri? Pola makan yang tidak terkontrol dan kebiasaan makan sembarangan tanpa adanya pengawasan merupakan faktor utama yang menyebabkan anak-anak mengalami obesitas. Menurut data dari Kementerian Kesehatan, sekitar 18% anak-anak di Indonesia mengalami obesitas, yang menunjukkan bahwa ini adalah masalah serius yang memerlukan perhatian segera.

Obesitas pada anak bukanlah masalah yang sepele, karena dapat berdampak serius bagi kesehatan anak dalam jangka panjang. Anak-anak yang mengalami obesitas tentu berisiko terkena penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit jantung. Jika terus dibiarkan, hal ini dapat mengakibatkan konsekuensi yang tidak diinginkan di masa mendatang.

Selain dari aspek kesehatan fisik, obesitas juga sangat mempengaruhi kualitas hidup anak. Obesitas pada anak cenderung menimbulkan masalah sosial, seperti perasaan insecure. Sehingga, penting untuk memahami akar dan dampak obesitas pada anak secara menyeluruh.

Kurangnya pengawasan dari orang tua dalam memilih makanan menjadi salah satu penyebab utama obesitas pada anak. Saat ini, makanan tidak sehat lebih mudah diakses melalui layanan pesan antar online ataupun produk kemasan yang semakin bervariasi di toko-toko. Di sisi lain, pihak sekolah juga memiliki tanggung jawab untuk menyediakan pilihan makanan sehat dan edukasi gizi yang memadai. Kombinasi antara pola makan yang buruk dan minimnya aktivitas fisik adalah akar dari permasalahan ini.

Di samping itu, anak-anak zaman sekarang juga semakin jarang melakukan aktivitas fisik. Gadget, media sosial, dan game online menjadi teman sehari-hari mereka. Kombinasi antara pola makan yang buruk dan minimnya aktivitas fisik inilah yang menjadi akar dari permasalahan obesitas pada anak.

Dampak obesitas kemudian meluas ke aspek sosial dan mental sang anak. Anak dengan obesitas dapat mengalami perundungan atau kehilangan percaya diri. Sehingga, sangat perlu untuk memperhatikan dengan serius masalah obesitas dari berbagai aspek.

Peran orang tua sanga penting dalam mengatur pola makan anak. Mengizinkan semua jenis makanan tanpa pengawasan hanya akan memperburuk kondisi kesehatan anak di masa depan. Jika hal ini dibiarkan, akan berdampak ketika anak dewasa nanti, anak bisa saja menderita penyakit kronis yang memerlukan biaya besar untuk pengobatannya.

Langkah awal yang dapat dilakukan orang tua adalah mulai memasakkan makanan yang beragam dan seimbang sesuai pedoman gizi "Isi Piringku". Konsep ini mengatur porsi makanan dengan 50% sayur dan buah, 25% karbohidrat, dan 25% sumber protein. Selain itu, empat pilar utama pola gizi seimbang juga penting untuk diperhatikan, di antaranya adalah konsumsi beragam makanan, membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat, melakukan aktivitas fisik dan olahraga, serta memantau berat badan yang ideal (Kementerian Kesehatan RI, 2014).

Sedangkan untuk menghindari konsumsi makanan manis yang berlebihan, orang tua dapat membuat jadwal khusus untuk mengatur asupan makanan manis bagi anak. Namun, penting juga untuk menjaga kebahagiaan anak untuk tetap membiarkan kesempatan menikmati makanan yang mereka sukai.

Edukasi tentang pola makan sehat dan pentingnya aktivitas fisik sudah harus menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari anak. Jika anak-anak dituntun sejak dini untuk memilih makanan sehat dan berolahraga, maka akan membawa kebiasaan positif hingga dewasa. Hal ini juga yang akan meminimalisir risiko penyakit kronis di masa mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun