Mohon tunggu...
NAILA SALSABILA
NAILA SALSABILA Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

"Dua Sisi Kehidupan" Dampak Mendalam Bipolar Disorder pada Remaja

3 November 2023   06:24 Diperbarui: 3 November 2023   06:32 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dosen Pengampu: Prof.Syamsu Yusuf LN, M.Pd. & Nadia Aulia Nadhirah, M.Pd.

Bipolar Disorder atau yang juga dikenal sebagai gangguan manik-depresif merupakan gangguan mental yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang dramatis antara fase mania (tingkat energi tinggi dan suasana hati sangat baik) dan fase depresi (energi rendah dan perasaan sedih yang mendalam). Bipolar disorder termasuk dalam salah satu gangguan mood yang paling serius dan dapat mengganggu kehidupan sehari-hari, hubungan, dan kualitas hidup seorang individu.

Menurut (Prastiwi, 2022), gangguan bipolar adalah gangguan kesehatan mental yang memiliki dua aspek yang sangat berbeda dalam hidup seseorang yang terkena. Terdapat fase mania, yaitu fase dimana seorang individu penuh dengan gairah dan kegembiraan, serta fase depresi, yaitu fase dimana seorang individu membawa perasaan sedih, putus asa, dan kehilangan minat. Gangguan ini dapat memengaruhi individu dari berbagai kelompok usia, termasuk remaja. Dampak bipolar disorder pada remaja bisa sangat signifikan dan dapat memengaruhi bermacam aspek dalam kehidupan mereka. Terutama remaja yang mungkin masih dalam fase perkembangan dan pencarian identitas. Remaja adalah masa yang penuh dengan tantangan dan perkembangan, di mana orang menghadapi tekanan akademik, membangun hubungan sosial, dan mencari identitas mereka sendiri (Puspitasari, Sinurjaya, Rahayu, & Witriani, 2022). Pada masa ini begitu pesat mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik itu fisik maupun mental (Diananda, 2018). Dalam kondisi gangguan seperti ini, sangat penting untuk memahami bagaimana bipolar disorder berdampak pada remaja.

Sebelum kita menjelajahi dampak bipolar disorder pada remaja, mari kita memahami tentang gangguan ini secara umum. Bipolar disorder adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai oleh perubahan mood yang ekstrem, dengan dua kutub utama yaitu mania dan depresi.

Dalam fase mania, orang yang mengalami gangguan ini cenderung sangat gembira, penuh energi, dan berpikiran cepat. Mereka mungkin mengalami masalah tidur dan merasa sangat bertenaga sehingga melakukan tindakan impulsif yang berisiko tinggi, seperti pengeluaran berlebihan, perilaku seksual yang tidak aman, atau penggunaan narkoba. Mania terdengar seperti "kebahagiaan", tetapi ini dapat menjadi fase yang berbahaya karena orang sering kehilangan kendali (Ariska, Manik, & Simanjuntak, 2022).

Fase depresi bipolar adalah kebalikan dari fase mania. Dalam fase ini, orang merasa sangat sedih, kehilangan minat pada hal-hal yang biasanya mereka lakukan, merasa lelah terus-menerus, dan mungkin bahkan berpikir tentang bunuh diri. Hal ini sangat membebani penderita dan mempengaruhi bagaimana mereka menjalani kehidupan sehari-hari.

Ada beberapa jenis bipolar disorder, dengan tipe I dan tipe II yang paling umum. Bipolar disorder tipe I adalah jenis bipolar yang ditandai oleh setidaknya satu fase mania yang berlangsung minimal satu minggu. Fase mania ini bisa sangat ekstrem dan dapat mengganggu kehidupan sehari-hari individu tersebut. Selama fase mania, individu mungkin mengalami gejala seperti: (1) Perasaan euforia yang berlebihan; (2) Energi yang berlimpah; (3) Pemikiran yang cepat; (4) Kurang tidur atau tidak tidur sama sekali; (5) Perasaan bangga pada diri yang berlebihan; (6) Perilaku impulsif dan berisiko tinggi, seperti pengeluaran uang berlebihan, perilaku seksual yang tidak aman, atau penggunaan narkoba; (7) Kesulitan dalam menjaga kontrol diri.

Pada umumnya, orang dengan bipolar I mengalami perubahan mood yang sangat ekstrem, dari mania yang sangat kuat hingga depresi yang sangat dalam. Fase depresi yang mendalam pada bipolar I sering diikuti oleh fase yang memiliki gejala yang mirip dengan depresi unipolar, seperti perasaan sedih yang mendalam, kehilangan minat pada aktivitas yang biasanya dinikmati, perasaan lelah yang berlebihan, dan pemikiran tentang bunuh diri (Widianti, et al., 2021).

Bipolar disorder tipe II adalah bentuk bipolar yang lebih ringan dibandingkan dengan tipe I, tetapi masih melibatkan perubahan mood yang signifikan. Menurut (Kurniawan, Yudani, & Swendra, 2019) bipolar pada tipe ini cenderung mengalami fase depresi dan diikuti dengan fase hipomania. Hipomania biasanya berlangsung setidaknya empat hari dan tidak seberat mania pada bipolar I. Gejala hipomania meliputi: (1) Perasaan gembira dan meningkatnya energi; (2) Aktivitas yang meningkat dan produktivitas yang tinggi; (3) Kreativitas yang tinggi; (4) Perasaan optimisme yang berlebihan; (5) Kurang tidur atau tidur lebih sedikit dari biasanya.

Selama fase hipomania, orang masih dapat menjalani kehidupan sehari-hari, tetapi mereka mungkin menjadi lebih impulsif dan cenderung melakukan hal-hal yang berbahaya. Bipolar II berbeda dari bipolar I karena fase mania yang lebih berat digantikan oleh fase depresi yang dalam. Diagnosis bipolar II seringkali lebih sulit dilakukan dibandingkan dengan diagnosis bipolar I. Namun, penting untuk mengetahui bipolar II dan mendapatkan perawatan yang sesuai karena kondisi ini masih dapat mengganggu kehidupan sehari-hari orang dan memerlukan intervensi medis dan terapi untuk mengelola gejalanya (American Psychiatric Association, 2002).

Semua ini menjadi jauh lebih rumit ketika bipolar disorder muncul dalam kehidupan seorang remaja. Beberapa dampak mendalam bipolar disorder pada remaja. Pertama, perubahan mood yang ekstrem, hal ini merupakan efek utama bipolar disorder pada remaja. Remaja yang mengalami gangguan ini dapat mengalami fase mania, yang ditandai dengan perasaan euforia yang berlebihan, tingkat energi yang tinggi, dan keinginan untuk melakukan apa yang mereka inginkan dan merasa tak terkalahkan. Di sisi lain, ketika mereka mengalami fase depresi, mereka mungkin mengalami perasaan yang sangat dalam, sedih, kehilangan minat pada aktivitas yang biasanya mereka lakukan, dan bahkan berpikir tentang bunuh diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun