Nama         : Naila Salsabila
NIM Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : 43222010003
Nama Dosen  : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak
Mata Kuliah   : Pendidikan Anti Korupsi dan Etika UMB
Serat Wedhatama Mangkunegara IV
Serat Wedhatama merupakan karya sastra Jawa baru yang dapat digolongkan sebagai karya moralistik-didaktis yang mendapat pengaruh Islam. Karya ini ditulis oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara IV pada abad ke-19. Serat Wedhatama berisi ajaran yang ditulis oleh Mangkunegara IV sebagai seorang raja yang ahli dalam menulis sastra Jawa, benang merah ini berasal dari budaya Jawa itu sendiri. Serat Wedhatama memuat ajaran  nilai-nilai luhur yang memberikan keteladanan bagaimana menjalani hidup yang baik. Serat Wedhatama terdiri dari beberapa bagian yang dapat dilihat sebagai kritik terhadap konsep ajaran Islam  ortodoks, yang mencerminkan perjuangan budaya Jawa dengan gerakan pemurnian Islam (gerakan Wahhabi) yang berkuasa saat itu.Â
Menurut Mujibatun (2013: 46),  Serat Wedhatama karya KGPAA Mangkunegara IV didirikan sebagai ajaran utama keluarga internal keraton untuk  mendidik anak-anaknya  dengan bahasa yang indah melalui karya sastra agar menarik bagi siswa. Namun nilai-nilai yang terkandung dalam Serat Wedhatama tetap sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Pentingnya kandungan nilai  Serat Wedhatama dalam kehidupan saat ini terlihat dari penerapan dan urgensi untuk menghidupkan kembali nilai-nilai tersebut dalam kehidupan masyarakat. Saat ini, sebagian besar masyarakat  Jawa nampaknya sudah kehilangan arah dan tujuan hidup. Hal ini menyebabkan  banyak permasalahan yang berkaitan dengan kepribadian orang Jawa seperti  kriminalitas, rendahnya moral generasi, maraknya penipuan, korupsi, kekerasan, tawuran dll. Ada beberapa hal yang menunjukkan bahwa karakter bangsa Indonesia saat ini sedang mengalami kemunduran yang tercermin dari peningkatan kasus dari tahun ke tahun. Permasalahan ini menunjukkan betapa pentingnya nilai-nilai karakteristik bagi setiap individu.Â
KGPAA Mangkunegara IV dikenal sebagai pemimpin yang memiliki integritas tinggi dan komitmen yang kuat dalam pencegahan korupsi. Salah satu langkah konkrit yang diambil oleh beliau adalah dengan membentuk Tim Pengawal dan Pengaman Pemerintah dan Pembangunan Daerah (TP4D) pada tahun 2013. Keberadaan TP4D ini merupakan bukti nyata dari komitmen beliau dalam mengawasi dan mencegah terjadinya korupsi di lingkungan pemerintahan Kesultanan Mangkunegaran.
 TP4D memiliki peran yang sangat penting dalam mendeteksi potensi kasus korupsi, mengawasi penggunaan anggaran negara dengan cermat, serta mengadakan pelatihan dan sosialisasi anti-korupsi kepada pegawai pemerintah. Melalui pendekatan ini, KGPAA Mangkunegara IV tidak hanya sekadar menjadi pemimpin, tetapi juga menjadi teladan bagi para pemimpin lainnya dalam upaya memerangi korupsi.
Selain itu, kepemimpinan yang bersih dan berintegritas juga menciptakan budaya organisasi di mana setiap anggota masyarakat, termasuk para pejabat pemerintah, sadar akan pentingnya menjaga integritas dan menghindari perilaku koruptif. Dengan membangun budaya anti-korupsi yang kuat, masyarakat dapat bersama-sama melawan praktik korupsi dan menciptakan lingkungan yang lebih adil, transparan, dan berkeadilan bagi semua.Â