Mohon tunggu...
Naila Emilia Rohmah
Naila Emilia Rohmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga

hobi menulis dan membaca serta travelling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Upaya Mengatasi Krisis Pendidikan Tinggi di Indonesia

11 Juni 2024   19:41 Diperbarui: 12 Juni 2024   00:12 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di Indonesia krisis dalam dunia pendidikan semakin merajalela, termasuk dalam lingkup pendidikan tinggi atau perguruan tinggi. Sayangnya, tidak sedikit kasus penyelewengan yang justru dilakukan oleh para tenaga pendidik. 

Kasus-kasus tersebut seperti pelecehan seksual di sebuah universitas swasta di Gorontalo oleh seorang rektor dan tindakan korupsi yang dilakukan oleh beberapa pejabat universitas. 

Perlu dilakukan pencegahan dan upaya mengatasi krisis pendidikan tinggi, karena pendidikan tinggi merupakan jenjang terakhir pendidikan di Indonesia dan berisi para generasi penerus bangsa. 

Apabila krisis pendidikan tinggi terus terjadi di Indonesia, maka akan menghasilkan para generasi penerus bangsa yang rusak dan tidak bermoral.

Penanaman sikap spiritual dan sosial sejak dini kepada anak-anak, diharapkan menjadi salah satu upaya dalam mencegah dan mengatasi krisis pendidikan tinggi. Sejatinya, semua hal ataupun sesuatu dimulai sejak dini. 

Penanaman sikap spiritual dan sosial ini menjadi bekal para generasi penerus bangsa di masa depan. Penanaman sikap spiritual dan sosial terhadap anak dapat diberikan sejak usia balita melalui didikan kedua orang tua. 

Kedua orang tua merupakan guru pertama bagi seorang anak. Sehingga didikan kedua orang tua membawa pengaruh besar bagi anak di masa depan. Orang tua yang memberikan contoh yang baik dan memberikan lingkungan yang sehat, akan membawa dampak positif bagi anak di masa depan. 

Begitu pula jika orang tua yang memberikan dampak yang buruk dan lingkungan yang tidak sehat akan memberikan dampak negatif bagi anak di masa depan.

Selain melalui didikan orang tua, penanaman sikap spiritual dan sosial sejak dini kepada anak-anak juga harus diberikan di lingkungan sekolah, mulai dari jenjang taman kanak-kanak sampai pendidikan tinggi. 

Hal ini, dapat diawali dengan memberikan pendidikan agama lebih dalam, penanaman sikap kejujuran dan kepedulian serta masih banyak lagi hal yang bisa dilakukan tentunya. 

Penanaman sikap spiritual dan sosial yang dilakukan sejak dini dapat membiasakan sikap seorang anak maupun individu menjadi pribadi yang jujur, peduli, rendah hati dan kompeten. Kelak di jenjang pendidikan tinggi maupun di masa depan nantinya, sudah menjadi pribadi yang lebih baik dan mengetahui mana hal baik dan buruk. 

Sehingga, krisis pendidikan tinggi ataupun kasus-kasus yang terjadi di perguruan tinggi kemarin tidak terulang Kembali dan menjadi pendidikan tinggi unggulan dengan sumber daya manusia yang unggul, kompeten dan bermoral.

Anak-anak merupakan peniru yang ulung, mereka akan meniru apa yang mereka lihat dan mereka dengar. Maka sebaik mungkin sebagai orang tua, guru, dan orang dewasa memberikan contoh sikap yang baik, jujur dan bertanggung jawab. Karena hal itu berpengaruh pada penanaman sikap spiritual dan sosial terhadap anak-anak. Agar kelak nantinya, anak-anak dapat meniru dan menerapkannya saat mereka dewasa atau seiring berjalannya waktu. Jadi penanaman sikap spiritual sejak dini kepada anak-anak dapat di mulai dari didikan orang tua dengan disertai lingkungan yang sehat dan pendidikan di sekolah mulai dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Sehingga kasus krisis pendidikan tinggi dapat di atasi dan tidak terulang kembali.

Saya Naila Emilia Rohmah sebagai salah satu mahasiswa di Indonesia tepatnya Universitas Airlangga, sangat mengharapkan pemerintah berperan besar dalam mengatasi krisis pendidikan tinggi di Indonesia dan salah satu upayanya dengan melalui penanaman sikap spiritual dan sosial sejak dini kepada anak. Seperti yang sudah saya sebutkan, didikan orang tua dan pendidikan dari lingkungan sekolah merupakan hal yang utama. Pemerintah dapat memulainya dengan mengadakan program kelas orang tua / parenting setiap minggunya di balai desa dengan targetnya adalah para calon orang tua dan di bimbing oleh pakar yang ahli. Kemudian pemerintah juga diharapkan memberikan fasilitas sarana prasarana yang memadai di setiap sekolah-sekolah. Selanjutnya pemerataan pendidikan juga harus dilakukan terutama di daerah terpencil di Indonesia, karena banyak sekali daerah yang belum tersentuh akan pendidikan yang layak. Apabila hal-hal tersebut terlaksana dengan baik, kelak para orang tua di Indonesia akan lebih berwawasan, berpengetahuan dan berpengalaman. Dan juga proses nantinya kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah terlaksana dengan baik dan menghasilkan siswa-siswi yang unggul akan spiritual dan sosialnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun