Pasuruan - Pada saat kebakaran di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS),Â
sebagian area dengan semak mentigi berhasil selamat dari api. Tanaman tersebut, yangÂ
dikenal sebagai vaccinium varingiaefolium, ternyata menunjukkan ketahanan yang baikÂ
terhadap risiko kebakaran.
Riset tentang Semak mentigi yang berpotensi menjadi sekat bakar tengah dilakukanÂ
oleh tim ahli dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
"Sebagai salah satu jenis tanaman yang memiliki ketahanan terhadap api, mentigiÂ
menjadi satu-satunya spesies yang relatif tidak terpengaruh oleh kebakaran di Bromo.Â
Meskipun sejumlah semak dan tanaman endemik lainnya mengalami kebakaran,Â
tanaman mentigi tetap tahan terhadap risiko tersebut." kata Dirjen Konservasi SumberÂ
Daya Alam dan Ekosistem, Kementrian LHK, Satyawan Pudyatmoko.
Satyawan mengatakan, Tanaman mentigi memiliki potensi sebagai sekat api yangÂ
dapat membantu mencegah penyebaran kebakaran yang lebih luas. Oleh karena itu,Â
titik api dapat dibatasi dan dikelola secara lebih terlokalisir.
"Jadi pohon mentigi akan dibuatkan jalur sebagai sekat api," katanya.
Selain itu, tindakan mitigasi untuk mengatasi risiko kebakaran hutan dan bencanaÂ
karhutla akan melibatkan upaya untuk mengurangi akumulasi biomassa di wilayahÂ
Akumulasi biomassa ini berfungsi sebagai bahan bakar bagi api, menyebabkan lajuÂ
pertumbuhan api menjadi cepat dan meningkatkan potensi penyebaran kebakaranÂ
secara meluas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H