Mohon tunggu...
Naila Qibtiah
Naila Qibtiah Mohon Tunggu... Freelancer - Public Speaking | Content Writer

Hallo, I'm INTP but I’m highly interest with public speaking, personal communication and content writer.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Mempersiapkan Diri Jadi Orang Tua di balik Tren "Hi Kids"

27 Desember 2023   21:47 Diperbarui: 18 Juni 2024   00:00 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Oleh sebab itu, katanya menikah itu adalah ngobrol seumur hidup. Bagaimana obrolan tersebut dapat menyelesaikan setiap dinamika dan tantangan dalam berumah tangga. Seperti ngobrolin soal pendidikan anak, ngobrolin soal beli aset, ngobrolin soal karir atau pekerjaan dll. Maka komunikasi dengan pasangan, bisa dipersiapkan dan dibiasakan dari pra menikah atau saat menjalin hubungan seperti pacaran atau tunangan.

2. Kesiapan Pengetahuan dan Perkembangan Anak

Kesiapan menjadi orang tua bukanlah hal yang mudah. Menjadi orang tua artinya menjadi seorang pembelajar yang akan terus belajar tanpa henti. 

Sebagai orang tua, kita memiliki tanggung jawab untuk membesarkan jiwa dan raga buah hati kita kelak nantinya. Untuk memenuhi tanggung jawab tersebut, pentingnya untuk kita sebagai orang tua memahami tahapan psikologi perkembangan anak dan prinsip-prinsip dalam ilmu parenting. Oleh sebab itu, mulailah untuk baca-baca buku psikologi anak, berkonsultasi dengan psikolog, dan saling mendukung serta berdiskusi sesama orang tua. Selain itu, menjadi orang tua kita juga harus siap untuk sikap terbuka terhadap perubahan zaman.

3. Kesiapan Finansial

Banyak yang salah kaprah dengan kesiapan finansial, ada yang mengatakan bahwa banyak anak banyak rezeki tapi orang tua enggan untuk bekerja keras. Ada juga yang memilih tidak ingin memiliki anak (child free) karena tidak bisa memenuhi kesiapan finansial ini. Bahkan ada beberapa orang tua yang melakukan hal keji dan irasional, seperti membuang atau membunuh anaknya karena merasa terbebani secara biaya. 

Oleh sebab itu, pentingnya kesiapan finansial sebelum menjadi orang tua. Bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tetapi juga memikirkan dan merencakan kebutuhan masa depan anak seperti pendidikan, kesehatan, perawatan, perkembangan anak, dan juga biaya rumah tangga lainnya. Kesiapan finansial ini, bisa saling support dari suami dan istri. Bahkan bisa dipersiapkan dari masa lajang sekarang ini.

4.  Kesiapan Emosional (mental)

Terkadang sebetulnya, permasalahan-permasalahan pola asuh bukan dari finansial melainkan dari kurangnya persiapan emosional.

Penulis jadi teringat salah satu drama korea tentang parenting yakni "Birthcare Center", saat itu penulis ingin belajar emosi yang dirasakan orang tua saat memiliki buah hati/ perasaan cinta mereka. Tak disangka, seorang anak yang harusnya disambut dengan perasaan gembira atau suka cita, bisa berubah menjadi perasaan terancam bahkan depresi. Hal ini dikarenakan psikologi orang tua yang belum siap menerima kehadiran anaknya. Selain itu juga faktor lingkungan yang tidak mendukung atau memperhatikan ibunya setelah mengalami proses melahirkan yang begitu sakit dan berat. Perasaan khawatir tidak bisa menjadi orang tua yang baik, juga dialami oleh sosok ibu maupun ayah bagi bayi tersebut. 

Oleh sebab itu, pentingnya kesiapan emosional sebagai orang tua. Karena menjadi orang tua menyadari bahwa waktu dan keinginan kita akan banyak disubstitusikan untuk kepentingan sang anak. Atau bahasa yang sering kita dengar dari lisan orang tua kita adalah orang tua rela gak makan, supaya anaknya dulu yang makan. Kesiapan emosioanal ini, bisa diatasi dari komunikasi dengan pasangan, ilmu, finansial, dan juga dukungan dari keluarga atau lingkungan sekitar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun