Mohon tunggu...
Naila Nurul Rahmah
Naila Nurul Rahmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, FIKKIA, Universitas Airlangga

Olahraga dan masak Introvert

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Demam Berdarah Dengue: Ancaman Kesehatan Global dan Upaya Pencegahannya

2 Juni 2024   20:27 Diperbarui: 2 Juni 2024   21:19 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Kementerian Kesehatan (Kemenkes)

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui nyamuk Aedes Aegypti atau Aedes Albopictus. Penyakit ini sangat berbahaya karena dapat menyerang semua umur, terutama anak-anak, dan dapat menyebabkan kematian. Demam berdarah yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes merupakan masalah kesehatan global yang signifikan karena tingginya angka kesakitan dan kematian (Zahoor, 2019; Singh, 2022).

Nyamuk Aedes aegypti biasanya berukuran kecil dan berwarna hitam pekat dengan garis-garis putih horizontal dan vertikal di punggung dan kaki. Nyamuk ini biasanya aktif dari pagi hingga sore hari, tetapi terkadang mereka juga menggigit di malam hari. Nyamuk ini lebih sering ditemukan di tempat yang gelap dan sejuk daripada di tempat yang panas di luar rumah.

Peran vektor dalam penyebaran penyakit menyebabkan kasus banyak ditemukan pada musim hujan ketika munculnya banyak genangan air yang menjadi tempat perindukan nyamuk. Selain iklim dan kondisi lingkungan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa DBD berhubungan dengan perilaku masyarakat, mobilitas, dan kepadatan penduduk. Selain itu, tinggal di daerah tropis dan subtropis meningkatkan risiko terkena virus demam berdarah. Asia Tenggara, pulau-pulau di Pasifik Barat, Amerika Latin, dan Afrika adalah daerah yang berisiko terkena virus dengue.

Kebanyakan orang yang terkena demam berdarah tidak menunjukkan gejala apa pun. Namun gejala yang paling umum adalah demam tinggi, sakit kepala, nyeri tubuh, mual, dan ruam. Sebagian besar orang akan membaik dalam waktu 1-2 minggu, tetapi beberapa orang menjadi sangat parah dan perlu dirawat di rumah sakit. Fase kritis pada demam berdarah terjadi ketika demam telah turun, di mana berisiko mengalami pendarahan dan syok karena kebocoran pembuluh darah.

Melansir laman World Health Organization (WHO), dalam beberapa dekade terakhir, kasus demam berdarah telah meningkat secara dramatis di seluruh dunia. Jumlah kasus yang dilaporkan ke WHO meningkat dari 505.430 pada tahun 2000 menjadi 5,2 juta pada tahun 2019. Tercatat jumlah kasus tertinggi terjadi pada tahun 2023, yang mempengaruhi lebih dari 80 negara di seluruh wilayah WHO. Penularan yang sedang berlangsung dan peningkatan kasus yang tidak terduga menghasilkan angka tertinggi dalam sejarah lebih dari 6,5 juta kasus dan lebih dari 7.300 kematian terkait demam berdarah sejak awal tahun 2023. Wilayah Amerika Serikat melaporkan 4,5 juta kasus dan 2.300 kematian. Pada Asia yang memiliki jumlah kasus tertinggi: Bangladesh (321.000), Malaysia (111.400), Thailand (150.000), dan Vietnam (369.000).

Penyakit demam berdarah sekarang menjadi endemik di lebih dari 100 negara di Wilayah WHO di Afrika, Amerika, Mediterania Timur, Asia Tenggara, dan Pasifik Barat. Pada Amerika, Asia Tenggara, dan Pasifik Barat merupakan wilayah yang terkena dampak paling parah, dengan Asia mewakili sekitar 70% beban penyakit global.

Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes), penyakit ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat utama di Indonesia dan memiliki tingkat penularan tertinggi di Asia Tenggara. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan bahwa hingga 1 Maret 2024, tercatat hampir 16.000 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dan 124 kematian di 213 Kabupaten/Kota di Indonesia.

Mengutip Kompas.com, kasus DBD di Indonesia dari Januari hingga Maret 2024 meningkat hampir tiga kali lipat dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Jumlah kasus pada bulan Maret meningkat sekitar 4.809 lebih dari laporan pekan sebelumnya. Dengan demikian, laporan laju kasus pada bulan Maret 2023 mencapai 17.434 kasus, dengan 144 kematian.

"Update minggu ke-12 tahun 2024 jumlah kasus mencapai 43.271 dan kematian 343 jiwa," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes Imran Pambudi, dilansir dari Antara, Senin (1/3/2024) dikutip dari Kompas.com.

Perilaku hidup masyarakat yang tidak bersih menyebabkan kasus demam berdarah. Kemenkes menyatakan bahwa ada berbagai langkah yang dapat diambil untuk mencegah infeksi Demam Berdarah Dengue (DBD). Salah satu metode yang dapat dilakukan dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus, sebagai berikut:

  • Menguras atau membersihkan tempat penampungan air;
  • Menutup tempat penampungan air;
  • Mendaur ulang kembali barang bekas yang bernilai ekonomis dan barang yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.

Nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus adalah penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD), yang menyerang ke semua kelompok usia dan dapat menyebabkan komplikasi hingga kematian. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah menunjukkan peningkatan kasus dan kematian yang signifikan dan menjadi ancaman besar bagi kesehatan di seluruh dunia. Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat penularan DBD tertinggi di Asia Tenggara dengan peningkatan kasus yang signifikan setiap tahun. Perilaku hidup masyarakat yang tidak bersih sesrta kondisi iklim dan lingkungan juga dapat mendukung penyebaran penyakit ini. Gerakan dari pemerintah berupa Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus yang dapat dilakukan menjadi langkah awal dalam pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Oleh karena itu, masyarakat diharapkan dapat berpartisipasi dalam gerakan PSN 3M Plus untuk mencegah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Referensi:

Yulidar, Y., Maksuk, M., & Priyadi, P. (2021). Kondisi Sanitasi lingkungan rumah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah kerja Puskesmas. Jurnal Sanitasi Lingkungan, 1(1), 8-12.

Anggraini, D. R., Huda, S., & Agushybana, F. (2021). Faktor Perilaku Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (Dbd) Di Daerah Endemis Kota Semarang. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, 12(2), 344-349.

Singh, N., Singh, A. P., & Singh, A. P. (2022). Dengue virus: A review. Indian Journal of Pharmacy and Pharmacology, 8(4), 243--247.

Kompas.com. 2024. Januari-Maret 2024, Kasus DBD Naik Hingga Tiga Kali Lipat. Diakses pada 01 Juni 2024, dari https://lestari.kompas.com/read/2024/04/02/060000486/januari-maret-2024-kasus-dbd-naik-hingga-tiga-kali-lipat-

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Ditjen P2P. (2024). Kasus DBD sedang tinggi, waspada komplikasinya. Diakses pada 30 Mei 2024,  dari https://p2p.kemkes.go.id/kasus-dbd-sedang-tinggi-waspada-komplikasi-nya/

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2023. Demam Berdarah Dengue. Diakses pada 01 Juni 2024, dari https://ayosehat.kemkes.go.id/topik/demam-berdarah-dengue

World Health Organization. 2024. Dengue and severe dengue. Diakses pada 01 Juni 2024, dari https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severe-dengue

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Upaya Pencegahan DBD dengan 3M Plus. Diakses pada 01 Juni 2024, dari https://ayosehat.kemkes.go.id/upaya-pencegahan-dbd-dengan-3m-plus

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun