Teknologi informasi di era globalisasi yang berkembang pesat membawa perubahan signifikan dalam kehidupan masyarakat modern. Perubahan ini memengaruhi paradigma manusia dalam bekerja, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan sesama. Teknologi informasi yang semakin canggih memberikan peluang bagi setiap individu untuk mengakses informasi serta dapat berkomunikasi dengan mudah tanpa memikirkan waktu. Salah satu bentuk kecanggihan teknologi informasi tersebut yaitu media sosial. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), media sosial adalah laman atau aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk membuat berbagai isi dan terlibat dalam jaringan sosial. Kehadiran media sosial berimplikasi terhadap kemudahan aksesibilitas dan percepatan informasi. Jumlah pengguna media sosial di Indonesia menunjukkan angka yang tidak sedikit. Berdasarkan data yang dipublikasikan di laman databoks.katadata.id, jumlah pengguna media sosial di Indonesia mencapai 191 juta pengguna atau sekitar 73,7% dari jumlah populasi Indonesia, dengan jumlah pengguna aktif mencapai 167 juta pengguna atau sekitar 64,3% dari jumlah populasi Indonesia. Jika dilihat frekuensi penggunaannya, rata-rata masyarakat Indonesia menghabiskan 3 jam 14 menit per hari di media sosial dan 81% dari mereka mengaksesnya setiap hari.
Dahulu, mayoritas masyarakat Indonesia menggunakan media sosial untuk hiburan semata. Namun, saat ini fungsi media sosial sudah berevolusi, tidak hanya berfungsi sebagai sarana hiburan, tetapi juga berkembang menjadi media untuk pendidikan. Mudahnya penyebaran suatu informasi melalui media sosial memungkinkan penggunanya mendapatkan wawasan tambahan dari informasi yang tersaji dalam media sosial yang mereka miliki, sehingga banyak pelajar, mahasiswa, hingga profesional yang memanfaatkan kemajuan media sosial sebagai media pendidikan. Sebagai contoh, video pembelajaran di YouTube untuk durasi yang lebih panjang dan TikTok untuk video pembelajaran dengan durasi yang lebih singkat.
Penggunaan media sosial dalam konteks pendidikan semakin berkembang seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Perkembangan media sosial membawa berbagai fenomena menarik dalam dunia pendidikan. Salah satu fenomena tersebut yaitu tren study tweet di aplikasi X (dulu bernama Twitter). Tren ini mengacu pada sebuah rutinitas pengguna yang membagikan tips belajar, rangkuman materi pelajaran, dan informasi akademik lainnya. Biasanya para study tweet membahas suatu topik dalam bentuk thread atau utas yang saling berkaitan. Salah satu kebiasaan yang sering dilakukan oleh para study tweet adalah “bermutualan” atau mengoneksikan akun mereka dengan akun study tweet yang lain supaya terjalin ekosistem belajar yang positif dan menambah kuantitas dari informasi akademik yang mereka dapatkan. Tren study tweet ini menunjukkan dampak positif media sosial sebagai sumber pengetahuan dan pendukung proses belajar di era digital.
Lalu, bagaimana study tweet mulai berkembang di kalangan pelajar?
Perkembangan study tweet di kalangan pelajar dimulai dengan kebutuhan generasi muda untuk mengakses informasi akademik secara praktis dan ringkas. Selain itu, terdapat beberapa faktor pendorong perkembangan study tweet di kalangan pelajar.
- Dampak pandemi Covid-19
Pandemi covid-19 yang membuat proses pembelajaran beralih dari offline menjadi online memegang peranan penting dalam perkembangan study tweet. Ketika pembelajaran beralih ke ranah daring, pelajar mencari alternatif untuk mendukung kegiatan akademik mereka di luar kelas virtual. Aplikasi X menjadi salah satu pilihan untuk mencari materi tambahan, membagikan pengalaman belajar, dan mendiskusikan topik akademik dengan pengguna lain dari latar belakang yang sama atau berbeda.
- Peran education influencer
Dalam bahasa Inggris, influencer memiliki arti ‘pemberi pengaruh’ atau ‘orang yang memberi pengaruh’. Education influencer memiliki arti ‘orang yang memberikan pengaruh dalam bidang pendidikan dengan cara membangun komunitas belajar dan membuat konten edukasi’. Kemunculan education influencer di media sosial, seperti aplikasi X, turut mendorong perkembangan study tweet. Akun-akun ini secara konsisten membagikan materi belajar, tips produktivitas, hingga motivasi belajar yang relevan dengan kebutuhan pelajar. Keberadaan mereka menginspirasi pelajar untuk ikut berkontribusi dalam membagikan pengetahuan melalui format thread (utas) dan membangun komunitas belajar, di mana para pelajar dapat belajar dan berdiskusi bersama.
- Komunitas belajar dengan visi yang sama
Fenomena study tweet semakin meluas dengan terbentuknya komunitas belajar di aplikasi X. Komunitas ini sering kali terbentuk dari sekumpulan pelajar yang memiliki visi atau tujuan yang sama, seperti lulus SNBT di kampus dan jurusan impian. Dengan visi yang mereka miliki, mereka menyusun misi untuk mencapai visi yang telah mereka tetapkan. Tidak jarang, mereka juga membagikan perkembangan dari aktivitas akademik yang mereka lakukan sehingga hal ini menciptakan rasa kebersamaan dan motivasi untuk mencapai visi yang telah ditetapkan.
- Media belajar yang menarik dan ringkas
Keberhasilan study tweet sebagai sarana pendidikan tidak terlepas dari karakteristiknya yang ringkas dan interaktif. Pada aplikasi X, karakter thread yang terbatas mendorong pengguna untuk menyampaikan informasi secara to the point. Hal ini sangat membantu bagi mereka yang mudah merasa bosan ketika membaca teks panjang dan kompleks. Tidak jarang, para pengguna membagikan thread atau rangkuman materi dengan ilustrasi yang menarik sehingga menambah minat pengguna lain untuk mempelajari materi tersebut. Ringkasan materi yang disertai ilustrasi menarik membuat proses belajar menjadi lebih menyenangkan dan mudah dicerna oleh berbagai kalangan.
- Aksesibilitas yang tinggi sebagai bahan pembelajaran dalam satu genggaman
Kemajuan teknologi dalam dunia pendidikan berimplikasi terhadap banyaknya platform media sosial yang tersedia untuk sarana belajar. Salah satunya yaitu aplikasi X yang menonjol sebagai ruang berbagi informasi akademik melalui fenomena study tweet. Hanya dengan perangkat ponsel, tablet, atau laptop yang terhubung dengan koneksi internet, pelajar dapat mengakses berbagai topik dari akun-akun edukatif atau individu yang berbagi pengetahuan. Hal ini memungkinkan pelajar belajar tanpa terikat ruang dan waktu, dapat diakses kapan saja dan di mana saja, semua dalam satu genggaman.
Fenomena study tweet di aplikasi X memberikan manfaat yang signifikan dalam dunia pendidikan, meskipun terdapat beberapa hal yang berkontradiksi dengan manfaat-manfaat yang sudah disebutkan di atas, seperti potensi distraksi dan validitas informasi. Di samping kemungkinan dampak negatif yang muncul, media sosial tetap menjadi salah satu sarana terbaik untuk membantu proses pembelajaran, baik hal itu dilakukan dengan adanya guru maupun secara mandiri oleh murid dengan adanya sebuah komunitas belajar seperti study tweet. Oleh karena itu, seluruh pelaku pendidikan diharapkan dapat memanfaatkan media sosial dengan bijak, kreatif, dan produktif untuk menunjang pembelajaran di era digital.
─ ⊹ ⊱꒰☆꒱⊰ ⊹ ─ ⊹ ⊱꒰☆꒱⊰ ⊹ ─ ⊹ ⊱꒰☆꒱⊰─ ⊹ ⊱꒰☆꒱⊰ ⊹ ─ ⊹ ⊱꒰☆꒱⊰ ⊹ ─ ⊹ ⊱꒰☆꒱⊰─ ⊹ ⊱꒰☆꒱⊰ ⊹ ─ ⊹ ⊱꒰☆꒱⊰ ⊹ ─ ⊹ ⊱꒰☆꒱⊰
DAFTAR PUSTAKA
Ainiyah, N. (2018). Remaja Millenial dan Media Sosial: Media Sosial Sebagai Media Informasi Pendidikan Bagi Remaja Millenial. Jurnal Pendidikan Islam Indonesia, 2(2), 221–236. https://doi.org/10.35316/jpii.v2i2.76
Andreas Daniel Panggabean. (2024, May 29). Ini Data Statistik Penggunaan Media Sosial Masyarakat Indonesia Tahun 2024. Radio Republik Indonesia. https://www.rri.co.id/iptek/721570/ini-data-statistik-penggunaan-media-sosial-masyarakat-indonesia-tahun-2024
Br Saragih, R., Christy Sianipar, J., Lasinta Lumban Siantar, N., Kristin Natalia Naibaho, M., & Harapan Jaya Gulo, F. (2024). Peran dan Manfaat Media Sosial sebagai Sarana Pembelajaran di Era Society 5.0. Jurnal Cendekia Ilmiah, 3(5).