Mohon tunggu...
Naila Muhti
Naila Muhti Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Hobi saya yakni mendengarkan musik, berenang dan juga membaca novel fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengenal Virus Monkey Pox dan Cara Pencegahannya

1 Oktober 2024   21:57 Diperbarui: 1 Oktober 2024   23:27 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

MENGENAL VIRUS MPOX DAN CARA PENCEGAHANNYA

NAILA MUHTI SALSABILA/191242265

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Cacar Monyet atau yang dikenal dengan  Monkey Pox Virus merupakan wabah penyakit yang baru-baru ini menyerang berbagai negara termasuk Indonesia. Monkey Pox Virus merupakan Zoonotic Orthopoxvirus  (OPX), sebuah endemis yang asalnya dari Afrika Barat dan Tengah. Pada awalnya penyakit ini  terjadi  pada  monyet  yang  dipelihara  di  lembaga  penelitian  di Copenhagen,  Denmark  pada tahun  1958,  sedangkan  kasus  pertama  pada  manusia  dilaporkan  diwilayah  endemik  yaitu  di Afrika tepatnya di wilayah Kongo tahun 1970 ( Tabarsi, 2022). 

WHO menyatakan bahwa pada Mei  2022  wabah   Monkeypox  Virus muncul  secara  cepat  ke  negara  non-endemik  seperti  Eropa,  Amerika  dan  6    wilayah  WHO, dengan 110  negara telah  melaporkan sekitar 87 ribu kasus dan 112 kematian. Sehingga, virus Monkey Pox ini dinyatakan sebagai wabah global multi-negara yang bersifat darurat kesehatan internasional.

Cara penularan Monkey Pox Virus  sendiri dimulai dari masa inkubasi virus yang biasanya terjadi sekitar 6 hari atau 5 sampai 21 hari. Cara penularan virus ini cukup bermacam, mulai dari kontak langsung karena cakaran atau gogotan hewan terinfeksi, memakan daging hewan yang sudah terinfeksi, benda yang terkontaminasi, virus yang masuk kedalam tubuh melalui kontak terbuka seperti saluran pernapasan,selaput lendir mata, hidung maupun mulut, serta metode penularan dari manusia ke manusia lainnya melalui kontak langsung maupun tidak langsung.

Adapun tanda dan gejala dari virus MPOX  itu sendiri yang bermacam. Seseorang dengan gejala yang lebih berat berisiko lebih tinggi untuk terpapar penyakit yang lebih parah atau komplikasi termasuk orang-orang yang sedang hamil, anak-anak dan orang-orang dengan penyakit kekebalan tubuh. 

Pada fase Prodromal, pasien akan diikuti denagan gejala, demam, sakit kepala terkadang terasa hebat, nyeri otot, sakit punggung, pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati) yang dirasakan di leher, ketiak, atau selangkangan, panas dingin, serta kelelahan dan lemas. 

Yang kedua ada Fase Erupsi. Fase erupsi terjadi saat 1-3 hari (kadang-kadang lebih lama) setelah fase prodromal. Pada fase erupsi timbul ruam atau lesi pada kulit. Biasanya, ruam atau lesi ini dimulai dari wajah, lalu menyebar ke bagian tubuh lainnya secara bertahap. Kemudian, ruam atau lesi pada kulit ini akan berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar (maculopapular), lepuh yang berisi cairan bening atau nanah, lalu mengeras atau keropeng hingga akhirnya rontok. Gejala cacar monyet akan berlangsung selama 24 minggu sampai periode lesi tersebut menghilang dan rontok.

Sampai saat ini pengobatan yang spesifik untuk mpox masih terbatas pada tahap pengembangan. Namun, Penting bagi siapa pun yang terinfeksi mpox untuk minum air putih secara cukup, makan dengan baik, dan cukup tidur. 

Orang yang mengisolasi diri harus menjaga kesehatan mentalnya dengan melakukan hal-hal yang mereka anggap santai dan menyenangkan, tetap terhubung dengan orang yang dicintai menggunakan teknologi, berolahraga jika mereka merasa cukup sehat dan meminta dukungan kesehatan mental dari fasyankes setempat jika diperlukan. 

Orang dengan mpox harus menghindari menggaruk kulit mereka dan merawat ruam mereka dengan membersihkan tangan mereka sebelum dan sesudah menyentuh lesi dan menjaga kulit tetap kering dan terbuka (kecuali jika mereka mau tidak mau berada di ruangan dengan orang lain, dalam hal ini mereka harus menutupinya dengan pakaian atau perban sampai mereka dapat mengisolasi lagi). 

Ruam dapat dijaga kebersihannya dengan air steril atau antiseptik. Adapun virus MPOX  sendiri tdapat dicegah dengan cara mengindari kontak dengan dewan, membatasi konsumsi daging, serta senantiasa menerapkan pola hidup sehat.

KATA KUNCI : Endemis, MPOX, Penularan

DAFTAR PUSTAKA

Dealova, Andhika., et al. Analisis Bibliometrika Pada Artikel Penyakit Cacar Monyet di Asia https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jrpp/article/view/28484/19621

Susilawati. 2023. Monkey Pox atau Cacar Monyet. https://rsprespira.jogjaprov.go.id/category/berita/page/2/

Fajriyah, Nurul. 2023. MonkeypPox di Indonesia https://journal.unifa.ac.id/index.php/jihif/article/view/641/494

Weraman, Pius., et al. 2022. Edukasi Protokol Kesehatan Untuk Pencegahan Penyebaran Penyakit Menular Monkeypox Pada Kelompok Lanjut Usia Di Sikumana Kupang. https://www.researchgate.net/profile/Muntasir-Muntasir/publication/365443832_Edukasi_Protokol_Kesehatan_Untuk_Pencegahan_Penyebaran_Penyakit_Menular_Monkeypox_Pada_Kelompok_Lanjut_Usia_Di_Sikumana_Kupang/links/637565ba54eb5f547cdbdf6b/Edukasi-Protokol-Kesehatan-Untuk-Pencegahan-Penyebaran-Penyakit-Menular-Monkeypox-Pada-Kelompok-Lanjut-Usia-Di-Sikumana-Kupang.pdf

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun