Mohon tunggu...
Nailal Afiyah
Nailal Afiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Surabaya

Hal-hal yang sering saya lakukan di saat senggang yaitu melihat youtube, mulai dari tontonan musik, kuliner, ataupun vlog-vlog seorang influrncer yang menyajikan banyak informasi menarik dan tentunya seru untuk diambil pelajaran.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Selang Sehari Kasus Bunuh Diri oleh Mahasiswi, Ada Apa?

16 Oktober 2023   06:12 Diperbarui: 16 Oktober 2023   07:24 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Baru-baru ini, bermunculan kasus bunuh diri pada 10 Oktober 2023 oleh mahasiswi UNNES (Universitas Negeri Semarang) yang kemudian selang sehari muncul kasus bunuh diri oleh mahasiswi UDINUS (Universitas Dian Nuswantoro) Semarang pada tanggal 11 Oktober 2023. Maraknya kasus bunuh diri telah ramai menjadi perbincangan publik sejak tahun kemarin yaitu salah satunya kasus bunuh diri mahasiswa UGM (Universitas Gajah Mada) pada (08/10/2022), yang diketahui loncat dari lantai 11 di sebuah hotel, tepatnya di Sleman. Banyaknya kasus tersebut, membuat prihatin publik, baik dari sisi pendidikan maupun psikologi.

--

Kasus pertama berangkat dari mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES), berinisial NJW, ia bunuh diri secara tragis loncat dari Mall Paragon tepatnya dari lantai 4.

NJW memiliki keluarga yang broken home. Menurut penuturan teman kerjanya, ia dalam sebulan terakhir memiliki tatapan kosong, dan sering terlihat bingung, takut, tapi korban tidak pernah cerita ke siapapun.

Ia ditemukan tergeletak di lantai empat parkiran Mall Paragon oleh satpam. Sebelumnya ia pernah melakukan percobaan bunuh diri di tempat kerjanya namun gagal. Ketika polisi menelusuri TKP ditemukan surat didalam tas korban yang berisi permohonan maaf kepada keluarganya. Maka dari surat tersebut, korban diduga bunuh diri.

Aksa, mantan NJW. Banyak yang menduga bahwa mantan kekasihnya merupakan salah satu penyebab NJW bunuh diri. Namun, Aksa mengklarifikasi kepada publik bahwa ia tak berhubungan dengan NJW sejak 6 bulan lalu, sang mantan pun turut berduka atas kejadian yang dialami korban. Sampai saat ini, belum diketahui pasti apa penyebab korban bunuh diri.

Kasus kedua dari mahasiswi Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Fakultas Ekonomi dan Bisnis, sebut saja EN. Ditemukan tewas oleh pacar korban saat berkunjung di kamar kosnya sekitar pukul 20:30.

Awalnya pacar korban datang dan mengetuk pintu kamar kos EN, tidak kunjung ada respon, kemudian pacar korban segera mohon bantuan kepada pemilik kos EN agar dibukakan pintu kamar korban menggunakan kunci ganda. Pintu terbuka dan diketahui korban tiduran sudah tak bernyawa. Pemilik kos menemukan dua surat wasiat dan beberapa surat lain untuk pacar yang telah ditulis oleh EN.

Dua surat wasiat tersebut yang pertama ia menuliskan permintaan maaf yang tertuju pada orang tuanya. Yang kedua ia menuliskan agar kasus bunuh dirinya tidak di telusuri secara mendalam. Menurut penuturan ibu kos korban, EN jarang pulang kos karena korban menyambi kuliah dengan kerja di Mulawarman.

Tidak adanya bukti kekerasan ditubuh korban, EN diduga bunuh diri. Sang pacar korban memberikan kesaksian bahwa EN (korban) terjerat pinjaman online (pinjol) dan terdapat masalah di tempat kerjanya. Dari adanya permasalahan tersebut diduga EN nekat mengakhiri hidupnya.

Kedua Korban merupakan seorang mahasiswa, yang tentunya ia bukan seorang tak berpendidikan. Namun, memutuskan untuk bunuh diri dengan meninggalkan surat wasiat dengan isi agar tidak di perpanjang/di telusuri ialah hal yang kontroversial. Mengapa?

Dari viralnya kasus tersebut, banyak komentar negatif berangkat dari netizen.

tunggu aku ya nada (korban).”

“kok gak ngajakin aku sih.

Banyak orang menganggap tindakan tersebut merupakan hal yang keren. Turut berduka atas kematian korban itu perilaku yang dibenarkan. Namun, komentar negatif seperti ini seakan-akan menormalisasikan atau memperbolehkan bahwa menghabisi nyawa sendiri suatu hal yang dibenarkan. Selain dari sisi agama, serorang ahli psikolog di tiktok menjelaskan bahwa secara psikologis komentar seperti itu tidak dibenarkan, sehingga harus segera konsultasi ke ahli psikolog.

Dalam sisi pendidikan, pendidikan karakter sejak dini sangat berperan penting, karena sampai pada tingkat mahasiswa pun dengan kapasistas kepandaian yang tentunya tidak rendah, tak menjamin seseorang untuk bertindak tak . Maka, seorang pendidik perlu lebih menekankan adanya nilai-nilai karakter sejak sekolah dasar, terutama keluarga. Selain itu, sekolah ataupun lembaga pendidikan alangkah baiknya lebih mewaspadai kedepannya dan lebih memperhatikan gerak-gerik peserta didik. Lembaga sekolah juga dapat mencegah hal-hal tersebut tidak terjadi melalui fasilitas terkait yaitu layanan konseling dan semacamnya.

Berkaca dari kejadian tersebut juga memberikan peringatan agar lebih aware/peka terhadap sekitar. Melihat teman yang baik-baik saja, ceria, ekspresif tidak menjamin ia terbebas dari masalah. Alangkah baiknya jika memiliki masalah bercerita ke salah satu teman terdekat/dipercaya, kalau merasa tidak memiliki teman yang dapat dipercaya, segera berkonsultasi ke psikolog.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun