Mohon tunggu...
Nailal Ghinna
Nailal Ghinna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo, Saya Nailal Ghinna seorang Mahasiswi di Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kualitas Literasi Membaca pada Generasi Muda

25 Oktober 2023   19:39 Diperbarui: 25 Oktober 2023   19:44 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PENDAHULUAN

Literasi dapat dipahami sebagai kemampuan seseorang dalam membaca dan menulis. Tingkat melek huruf merupakan salah satu indikator penting untuk meningkatkan hasil prestasi generasi muda. Literasi harus di capai sedini mungkin karena merupakan modal utama dalam mewujudkan bangsa yang cerdas dan berbudaya. 

Kualitas pengetahuan membaca generasi muda merupakan salah satu aspek utama dalam perkembangan intelektual dan kemampuan berpikir kritis anak dan remaja. kefasihan membaca bukan sekedar kemampuan mengenali kata-kata di halaman atau layar komputer, namun juga kemampuan memahami, menganalisis, dan merespons secara mendalam teks yang beragam.  

Di era digital, di mana  informasi berlimpah, pemahaman membaca memainkan peran yang semakin penting dalam membantu generasi muda mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi warga negara yang berpengetahuan dan reflektif.

 Survei menemukan bahwa Indonesia berada di peringkat 60 dari 61 negara dalam hal tingkat melek huruf. Padahal, literasi sangat membantu mewujudkan peran generasi muda dalam beberapa aspek pembangunan nasional. 

Menurut UU Kepemudaan Nomor 40 Tahun 2009, pemuda adalah warga negara Indonesia yang masuk ke dalam masa pertumbuhan dan perkembangan penting antara usia 16 (enam belas) sampai dengan 30 (tiga puluh) tahun. Generasi muda memiliki kepribadian yang unggul dan mampu memperoleh pengetahuan dan teknologi untuk bersaing secara lokal dan global. 

Namun, kita menghadapi sejumlah tantangan dalam menjamin kualitas pengetahuan membaca generasi muda saat ini. Teknologi digital, selain memberikan akses yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap berbagai sumber informasi, juga dapat menimbulkan gangguan serius jika tidak dikelola dengan bijak. 

Selain itu, perubahan budaya dan sosial yang cepat, serta kebijakan pendidikan yang beragam, mempengaruhi bagaimana keterampilan membaca dipahami dan diajarkan.

Pemerolehan literasi menjadi isu penting jika ingin meningkatkan prestasi dan peluang keberhasilan generasi muda (Lifia Yola Putri Febrianti dan Oviolanda Irianto, 2017). Laksmi (2007:33) nerpendapat bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia masih perlu didorong untuk membaca. 

Hal ini menunjukkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang heterogen tidak cukup hanya memberikan layanan melalui satuan pendidikan formal (sekolah), namun diperlukan peran satuan pendidikan nonformal (PNF) untuk mendorong dan memfasilitasi serta memudahkan sekolah penerapan pendidikan, inovasi dalam proses pencapaiannya. 

Pada era digitalisasi susahnya para pemuda untuk membaca jangankan membaca buku terkadang membaca artikel saja malas untuk membacanya, diperlukannya upaya dan solusi dalam hal meningkatkan kualitas membaca pada generasi muda.

Buruknya kemampuan membaca generasi muda tentu sangat buruk, apalagi jika menggunakan sudut pandang ilmu sosial. Interaksi sosial tersebut berperan penting dalam pengembangan keterampilan membaca individu, khususnya pada generasi muda. 

Untuk meningkatkan kualitas literasi generasi muda, penting untuk memahami pentingnya interaksi sosial dalam proses ini. Mendorong dan mendorong interaksi sosial positif terkait membaca dapat memberikan kontribusi signifikan  terhadap pengembangan keterampilan membaca yang kuat dan berkelanjutan pada anak-anak dan remaja.

Ariel Skelley getty images
Ariel Skelley getty images

PEMBAHASAN

Minat membaca merupakan faktor terpenting dalam meningkatkan literasi untuk mencapai kesejahteraan. Sebagai landasan awal yang  menentukan arah  pergerakan hasil bacaan yang diperoleh selama ini. 

Tujuan umum penumbuhan minat membaca adalah mewujudkan masyarakat membaca menjadi masyarakat pembelajar untuk mencerdaskan kehidupan masyarakat dan mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas sebagai obyek pembangunan nasional menuju masyarakat madani. (Kamah, 2002:7). Pada dasarnya setiap individu tertarik membaca karena adanya naluri  ingin tahu yang dimiliki setiap individu. Rasa ingin tahu ini mendorong orang untuk menemukan jawaban atas pertanyaan mereka.

Kualitas membaca memiliki keterkaitan yang erat dengan interaksi sosial. Interaksi sosial yang baik dapat mempengaruhi kualitas membaca seseorang, dan sebaliknya, kualitas membaca juga dapat memengaruhi kemampuan seseorang dalam berinteraksi sosial.Interaksi sosial memengaruhi dalam hal kualitas membaca seseorang, karena pada pembelajaran awal individu, Interaksi sosial, terutama dengan orang tua atau pengasuh, berperan penting dalam pembelajaran awal membaca.

 Ketika anak-anak didorong untuk berinteraksi dengan buku, mendengarkan cerita, dan berbicara tentang apa yang mereka baca, mereka membangun dasar penting dalam literasi membaca. Interaksi positif ini membantu anak-anak memahami bahwa membaca adalah suatu aktivitas yang bermanfaat dan menyenangkan. Lalu naiklah tingkatan ke usia yang di mana seseorang mulai meniru kan apa yang dilihatnya. 

Anak kecil cenderung meniru perilaku orang dewasa. Jika mereka melihat orang dewasa di lingkungan sosial mereka membaca dan berbicara tentang buku, ini dapat merangsang minat mereka untuk melibatkan diri dalam aktivitas membaca. Oleh karena itu, interaksi sosial yang positif dengan peran model membaca dapat memotivasi generasi muda untuk menjadi pembaca yang aktif. 

Interaksi sosial dalam literasi membaca meliputi beberapa aspek penting yakni:

1. Keluarga merupakan lingkungan pertama dimana seseorang bersentuhan dengan literasi. Interaksi sosial dalam keluarga, seperti membacakan cerita pengantar tidur atau membantu anak mengerjakan pekerjaan rumah, dapat membentuk minat dan  membaca anak.

istockphoto.com
istockphoto.com

2. Teman sebaya dan pertemanan juga berperan dalam literasi. Berdiskusi buku, bertukar rekomendasi dan membaca bersama merupakan salah satu cara masyarakat berinteraksi dengan teman sebayanya dalam konteks literasi.

3. Komunitas lokal, seperti klub buku atau kelompok diskusi, dapat memfasilitasi interaksi sosial yang berkaitan dengan membaca. Ini dapat memperluas wawasan pembaca dan memotivasi mereka untuk lebih banyak membaca.

forge.medium.com
forge.medium.com

4. media sosial juga memainkan peran penting dalam interaksi sosial dalam literasi membaca. Pembaca dapat berbagi pendapat, ulasan, dan rekomendasi buku melalui platform media sosial. Ini membuka pintu bagi diskusi dan interaksi dengan pembaca lain di seluruh dunia.

free vector
free vector

5. Peran dalam masyarakat seseorang berinteraksi dengan literasi membaca juga dapat memengaruhi peran mereka dalam masyarakat. Individu yang memiliki keterampilan membaca yang baik dan pemahaman yang mendalam tentang teks cenderung memiliki akses lebih besar ke pekerjaan yang membutuhkan literasi yang kuat, serta berpartisipasi lebih aktif dalam kehidupan masyarakat.

Meningkatkan kualitas literasi membaca pada generasi muda adalah investasi jangka panjang dalam perkembangan mereka. 

upaya meningkatkan kualitas literasi membaca pada generasi muda.

1.  Menyediakan Akses ke Buku Pastikan ada banyak buku di rumah, terutama yang sesuai dengan usia anak. Perpustakaan pribadi yang baik dapat menginspirasi minat membaca. 

2.  Program Literasi di sekolah,Sekolah dapat mengembangkan program literasi yang kuat, termasuk pembelajaran membaca yang berfokus pada pemahaman bacaan dan analisis kritis.  Mendorong diskusi bacaan di kelas juga dapat membantu. 

3.  Fasilitas perpustakaan yang memadai, Perpustakaan sekolah harus memiliki koleksi yang beragam dan dikelola dengan baik. Membuka perpustakaan di luar jam pelajaran dapat memberikan akses lebih banyak kepada siswa.

 4.  pendampingan untuk anak-anak dengan kesulitan membaca Memberikan dukungan ekstra untuk anak-anak dengan kesulitan membaca adalah kunci. Ini dapat melibatkan pendampingan atau program remedial. 

5.  Dukungan tindakan kebijakan Pemerintah dapat mendukung literasi membaca melalui kebijakan pendidikan yang mendukung pelatihan guru, pembaruan kurikulum, dan alokasi anggaran yang memadai untuk perpustakaan dan bahan bacaan.

KESIMPULAN 

Kualitas keterampilan membaca  generasi muda menggambarkan pentingnya keterampilan membaca dalam perkembangan anak dan remaja. Literasi  adalah keterampilan utama yang mempengaruhi banyak aspek kehidupan mereka, termasuk pendidikan, memahami dunia dan partisipasi dalam masyarakat. Mengingat pentingnya  membaca bagi perkembangan anak dan remaja, maka perlu senantiasa memberikan perhatian dan kontribusi agar mereka memiliki kemampuan membaca yang kuat. Ini bukan hanya investasi bagi masa depan diri sendiri, tapi juga  masa depan masyarakat secara keseluruhan. 

Literasi berkualitas bagi generasi muda adalah kunci untuk memberikan mereka peluang hidup yang lebih baik, membantu mereka berpikir kritis dan  berpartisipasi dalam masyarakat yang semakin kompleks dan terhubung secara global. Jika perhatian yang cukup diberikan pada pengembangan  membaca, kita dapat lebih mempersiapkan generasi muda  menghadapi tantangan masa depan. Dengan demikian, kualitas membaca yang baik dapat membantu seseorang dalam berinteraksi sosial dengan lebih baik, sementara interaksi sosial yang positif juga dapat memotivasi seseorang untuk membaca lebih banyak dan berkualitas. Ini adalah siklus yang saling memengaruhi, di mana kedua aspek tersebut mendukung perkembangan pribadi dan kemajuan sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Irianto, P. O., & Febrianti, L. Y. (2017, June). Pentingnya penguasaan literasi bagi generasi muda dalam menghadapi MEA. In Proceedings Education and Language International Conference (Vol. 1, No. 1).

Sumarti, E., Jazeri, M., Manggiasih, N. P., & Masithoh, D. (2020). Penanaman Dinamika Literasi pada Era 4.0. Literasi: Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pembelajarannya, 4(1).

Rahmawati. (2020). Komunitas Baca Rumah Luwu Sebagai Inovasi Sosial Untuk Meningkatkan Minat Baca Di Kabupaten Luwu.

Andina, E. (2017). Pentingnya literasi bagi peningkatan kualitas pemuda. Majalah Info Singkat Kesejahteraan Sosial, 9(21), 9-12.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun