Mohon tunggu...
NAILAH TSANY XAVIERA
NAILAH TSANY XAVIERA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswi jurusan farmasi yang memiliki hobi bermain piano dan memiliki minat dibidang seni

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bahaya Resistensi Antibiotik yang Masih Disepelekan

9 Juni 2024   06:20 Diperbarui: 9 Juni 2024   11:27 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal ini dapat menyebabkan kehilangan kepercayaan pada antibiotik yang dapat membuat masyarakat enggan mencari pengobatan dan ini akan memperburuk situasi dan memicu penularan penyakit yang lebih luas dan juga tidak menutup kemungkinan penyakit menular mematikan dapat menjadi ancaman lagi bagi masyarakat, seperti tuberkulosis, cacar, dan tifoid.


Untuk mencegah dan mengurangi terjadinya penyebaran dalam resistensi terhadap antibiotik kita memerlukan pendekatan terpadu yang melibatkan berbagai sektor. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah ini:


1. Adanya edukasi dalam meningkatkan kesadaran dan pengetahuan
Meningkatkan kesadaran masyarakat dan profesional kesehatan tentang bahaya resistensi antibiotik dan pentingnya penggunaan antibiotik yang tepat sangatlah penting karena kebanyakan kasus terjadinya resistensi antibiotik adalah karena kurangnya pengetahuan mereka akan hal ini. 

Masyarakat perlu mengetahui tentang bahaya resistensi antibiotik, menggunakan antibiotik hanya sesuai resep dokter, dan menyelesaikan pengobatan sesuai anjuran. Oleh karena itu, kampanye edukasi publik dan pelatihan profesional kesehatan sangat diperlukan karena dapat membantu mengurangi penggunaan antibiotik yang tidak tepat.


2. Regulasi Penggunaan Antibiotik
Regulasi yang lebih ketat mengenai penjualan dan penggunaan antibiotik harus diterapkan. Tenaga kesehatan harus menerapkan pedoman penggunaan antibiotik yang rasional, menghindari penggunaan antibiotik yang tidak perlu, dan memonitor kasus resistensi antibiotik. Selain itu, penggunaannya dalam bidang peternakan juga harus diawasi dengan ketat.


3. Pengembangan Antibiotik Baru
Pemerintah dan industri farmasi perlu berinvestasi dan bekerja sama lebih banyak dalam penelitian dan pengembangan antibiotik baru. Ini termasuk menyediakan insentif finansial untuk perusahaan yang berinvestasi dalam pengembangan antibiotik dan mendukung penelitian dasar serta klinis.


4. Peningkatan Teknologi Diagnostik
Teknologi diagnostik yang cepat dan akurat dapat membantu dokter menentukan apakah infeksi disebabkan oleh bakteri dan jenis antibiotik apa yang paling efektif. Ini dapat mengurangi penggunaan antibiotik yang tidak perlu dan memastikan pengobatan yang lebih tepat sasaran.


5. Tantangan Global yang Membutuhkan Solusi Bersama
Resistensi antibiotik adalah masalah global yang memerlukan kerjasama internasional. Negara-negara harus berbagi data, sumber daya, dan strategi untuk memerangi resistensi antibiotik. Organisasi internasional seperti WHO harus memainkan peran kunci dalam mengkoordinasikan upaya global.

Dengan upaya bersama, kita dapat mencegah serta mengurangi penyebaran resistensi antibiotik ini. Ancaman seperti ini tidak boleh kita abaikan, karena masa depan kesehatan global bergantung pada kemampuan kita untuk mempertahankan efektivitas antibiotik. 

Dengan tindakan dan penerapan yang tepat, kita dapat memastikan bahwa antibiotik tetap menjadi alat yang ampuh dalam melawan infeksi bakteri dan dapat menyelamatkan jutaan nyawa dan juga melindungi kesehatan manusia di masa yang akan mendatang. Mari jadikan dunia bebas resistensi antibiotik!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun