Mohon tunggu...
Nailah Belva Fitria
Nailah Belva Fitria Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Mahasiswi Universitas Airlangga

Mahasiswi Universitas Airlangga Fakultas Kesehatan Masyarakat Prodi Gizi angkatan 2023

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kenali Polio: Kasus yang Kembali Muncul di Indonesia

17 Agustus 2023   18:00 Diperbarui: 17 April 2024   09:33 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Source: Ciputra Medical Center)

Indonesia menjadi satu dari 11 negara South East Asia Regional Office (SEARO) yang berhasil menerima sertifikat Bebas Polio dari WHO tanggal 27 Maret 2014. Indonesia dinyatakan bebas polio setelah kasus virus polio liar terakhir yaitu tipe 1 di Provinsi Jawa Timur dan tipe 3 di Provinsi Sumatera Utara berhasil diisolasi tahun 1995. Namun, Indonesia kini sedang digemparkan dengan kembalinya penyakit polio.  Pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan segera menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio di Indonesia pasca ditemukannya kasus polio di Kabupaten Pidie, Aceh pada awal November 2022.

Poliomyelitis atau polio adalah penyakit infeksi paralis oleh virus bernama polivirus (PV) yang menyerang sistem saraf manusia. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat yang menyebabkan pelemahan otot, pelumpuhan permanen, hingga kematian. Penderita polio akan merasakan gejala kelelahan, sakit kepala, demam, muntah, kekakuan di leher, dan nyeri pada anggota badan. Penyakit ini dapat menyerang semua kelompok umur, khususnya kelompok anak di bawah usia lima tahun.

Cara virus polio menyebar ialah melalui fecal-oral, yaitu penyebaran dari feses yang terinfeksi ke dalam mulut orang lain. Virus ini dapat masuk ke dalam mulut melalui media makanan, minuman, dan perlengkapan makan minum yang terkontaminasi feses penderita maupun kontaminasi secara langsung. Hingga saat ini, belum ada penemuan obat yang dapat menyembuhkan polio. Namun, perawatan dapat dilakukan untuk meringankan gejala polio dan mencegah bertambah buruknya kondisi.

Untuk mencegah taraf isu penyakit ini tidak mencapai pandemi, hal yang dapat dilakukan adalah meningkatkan cakupan imunisasi vaksin polio. Vaksin ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu vaksin polio tetes (OPV) yang diberikan sebanyak empat kali saat berusia 1-4 bulan dan vaksin polio suntik (IPV) yang diberikan satu kali saat berusia 4 bulan. Selain imunisasi, menjaga lingkungan dari pencemaran juga harus dilakukan dengan menerapkan buang air besar di jamban dan mengalirkannya ke septic tank. 

Source:

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun