Tentu para pejuang UMKM dalam mempopulerkan produknya tidaklah mudah, dan pasti memiliki perjuangannya tersendiri. Mas Romul sendiri sudah memastikan bahwa kualitas produk, bahan baku terjamin segar setiap harinya. "Kalau tantangan pasti ada ya, setiap orang pasti ada tantangannya, untuk Saya sendiri mungkin saat membuat kuah cuka, itu lumayan sulit dan menguras tenaga dan waktu untuk nemuin rasa yang pas kaya gimana" ujarnya. Meskipun memiliki tantangan dalam mendapatkan tahu kopong khas, Mas Romul tidak kehilangan semangat untuk menciptakan kuah cuka yang sesuai dengan citarasa masyarkat Jogja yang cenderung menyukai rasa manis.Â
Meskipun Tahu Gejrot menjadi menu utama, Mas Romul tak berhenti di satu produk saja. Mas Romul juga menawarkan variasi produk lain seperti seblak, ceker mercon, dan bakso mercon, namun tetap berfokus pada tahu gejrot yang menjadi produk unggulannya. Dengan demikian, mereka mampu menarik lebih banyak konsumen di berbagai event seperti bazar festival makanan, haul, dan juga melalui promosi sederhana di media sosial. "Oh kemarin Saya dan teman-teman juga berjualan waktu haul di krapyak" ujarnya.Â
Kehadiran tahu gejrot di Jogja tidak hanya berdampak pada keuangan saja, tetapi juga memperkaya kehidupan sosial di komunitas sekitarnya. "Kan ada kas, nah itu bikin dampak positif di kita soalnya nambah pemasukan juga, tapi ya kalau yang diluar biasanya popularitas sih soalnya masih jarang yang jualan tahu gejrot juga" ucap Mas Romul. Mas Romul pun turut bangga karena bisa membawa dan mempopulerkan makanan khas dari daerahnya tinggal ke tempat yang jaraknya jauh dari Cirebon. Hal ini bukan hanya menambah pilihan kuliner bagi masyarakat Jogja tetapi juga memberikan mereka pengalaman baru dalam menikmati keanekaragaman kuliner di Indonesia.Â
Dengan tekat dan desikasi yang ada, UMKM tahu gejrot di Jogja mampu mengatasi berbagai tantangan yang ada, dimulkai dari bahan baku dan persaingan di pasar lokal. Mas Romul dan teman-teman berhasil mempertahankan keaslian rasa tahu gejrot sambil tetap memperhatikan preferensi lokal dalam hal citarasa.Â
Tahu gejrot bukanlah sekadar makanan saja, namun tahu gejrot juga merupakan cerminan dari semangat dan dedikasi UMKM lokal dalam melestarikan dan mempopulerkan warisan kuliner Indonesia. "Saya sendiri bangga bisa mengenalkan makanan khas dari daerah saya yang notabenenya masih jarang banget yang produksi tahu gejrot di Jogja". Dengan adanya semangat, inovasi, adaptasi Mas Romul dan teman-temannya tak hanya berhasil mempertahankan bisnis mereka tetapi juga menghidupkan kembali nilai-nilai tradisional melalui makanan saja. Patut menjadi teladan UMKM lain yang ingin mengembangakn potensi kuliner daerah mereka di pasar yang lebih luas.Â
Dalam era digital yang semakin berkembang pesat ini, penting bagi para pejuang UMKM untuk memanfaatkan teknologi sebagai alat untuk meningkatkan daya saing mereka. Dengan memanfaatkan platform online dan strategi pemasaran digital yang efektif, UMKM dapat menjangkau pasar yang lebih luas, meningkatkan kesadaran merek, dan meningkatkan penjualan secara signifikan. Maka dari itu, Mari senantiasa mendukung Produk UMKM lokal kita!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H