Mohon tunggu...
Naila Tangahu
Naila Tangahu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Pelajar yang baik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rumah Kedua Generasi Milenial adalah Sosial Media, Bagaimana Nasib Literasi di Indonesia?

9 Maret 2023   13:21 Diperbarui: 9 Maret 2023   13:39 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Fakta pertama, UNESCO menyebutkan Indonesia urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca sangat rendah. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca!

Riset berbeda bertajuk World's Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca, persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61). Padahal, dari segi penilaian infrastuktur untuk mendukung membaca, peringkat Indonesia berada di atas negara-negara Eropa.

Fakta kedua, 60 juta penduduk Indonesia memiliki gadget, atau urutan kelima dunia terbanyak kepemilikan gadget. Lembaga riset digital marketing Emarketer memperkirakan pada 2018 jumlah pengguna aktif smartphone di Indonesia lebih dari 100 juta orang. Dengan jumlah sebesar itu, Indonesia akan menjadi negara dengan pengguna aktif smartphone terbesar keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika.

Melihat rendahnya membaca di indonesia ini bisa berdampak buruk pada masa depan pembangunan bangsa. kurangnya literasi di indonesia bisa menghambat kemajuan suatu negara terutama dalam peningkatan sumber daya manusia.

Ada juga beberapa faktor mengapa minat baca orang-orang mulai merendah.

-Pertama, keadaan lingkungan di sekitar. Kita tahu bahwa lingkungan adalah faktor pembentuk kepribadian seseorang. Jika di sekitar kita berisikan orang-orang yang gemar membaca, maka secara tidak langsung kita akan memiliki kepribadian yang sama, begitu pula sebaliknya.

-Kedua, perkembangan teknologi.

Benda-benda canggih biasanya banyak menyediakan hiburan, sehingga orang akan lebih kerasan dengan hiburan dibanding membaca.

-Ketiga, kurangnya kesadaran.

Jika kita tidak memiliki kesadaran akan pentingnya membaca, maka kita tidak akan menjadi orang yang gemar membaca, begitu pula sebaliknya. -Keempat, kurangnya motivasi.

Motivasi sangat dibutuhkan sebagai penyemangat bagi kita. Jika kita dimotivasi untuk gemar membaca, maka kita akan semakin bersemangat untuk membaca, begitu pula sebaliknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun