Mohon tunggu...
NAILA ALFARAFISHAH
NAILA ALFARAFISHAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang penggemar film dan drama yang senang menyampaikan ulasan, analisis, dan rekomendasi, dan beberapa hal lain nya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesulitan Pengusaan Bahasa Indonesia Standar di Kalangan Siswa Sekolah Dasar

16 November 2024   21:34 Diperbarui: 16 November 2024   22:05 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara yang berfungsi sebagai alat komunikasi formal di berbagai bidang, termasuk pendidikan. Di tingkat sekolah dasar (SD), penguasaan bahasa Indonesia standar menjadi fondasi bagi siswa untuk memahami pelajaran lain, baik sains, matematika, maupun ilmu sosial. 

Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa banyak siswa mengalami kesulitan dalam menguasai bahasa Indonesia standar. Kesulitan ini tidak hanya memengaruhi kemampuan berbahasa mereka, tetapi juga berdampak pada prestasi akademik secara keseluruhan.  

Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kesulitan tersebut, dampaknya terhadap pembelajaran siswa, serta langkah-langkah strategis yang dapat diambil untuk mengatasinya.  

Faktor Penyebab Kesulitan

1. Pengaruh Bahasa Daerah

Di wilayah yang masyarakatnya dominan menggunakan bahasa daerah, siswa sering kali lebih fasih berbahasa daerah dibandingkan bahasa Indonesia. Bahasa daerah menjadi bahasa utama di rumah dan lingkungan, sehingga siswa memiliki sedikit kesempatan untuk berlatih bahasa Indonesia standar. Akibatnya, mereka cenderung mencampur bahasa atau menggunakan kosakata yang kurang formal dalam pembelajaran.  

2. Kurangnya Paparan Bahasa Indonesia Standar

Sebagian besar siswa SD hanya menggunakan bahasa Indonesia standar saat di sekolah, sementara di luar sekolah mereka lebih sering berinteraksi menggunakan bahasa daerah atau bahasa Indonesia sehari-hari (non-formal). Kurangnya paparan terhadap penggunaan bahasa Indonesia standar yang konsisten menghambat pengembangan kosakata, tata bahasa, dan kemampuan komunikatif siswa.  

3. Keterbatasan Bahan Ajar

Buku pelajaran bahasa Indonesia terkadang kurang menarik dan tidak relevan dengan konteks kehidupan siswa. Hal ini membuat siswa kurang termotivasi untuk belajar. Selain itu, beberapa materi terlalu kompleks untuk dipahami oleh siswa yang masih berada pada tahap awal perkembangan bahasa.  

4. Metode Pengajaran yang Konvensional  

Pendekatan pembelajaran yang terlalu fokus pada hafalan atau latihan tata bahasa tanpa melibatkan siswa dalam kegiatan yang kontekstual dan menarik membuat pembelajaran terasa membosankan. Guru sering kali tidak memiliki cukup waktu atau pelatihan untuk menerapkan metode pembelajaran kreatif.  

Dampak Kesulitan Penguasaan Bahasa Indonesia Standar

1. Hambatan dalam Pemahaman Pelajaran

Siswa yang kesulitan memahami bahasa Indonesia standar cenderung mengalami kendala dalam mengikuti pelajaran lain yang menggunakan bahasa tersebut. Misalnya, mereka mungkin kesulitan memahami soal-soal matematika yang mengandung narasi panjang.  

2. Kesulitan Mengekspresikan Ide

Penguasaan bahasa yang terbatas membuat siswa sulit mengekspresikan ide atau pendapatnya, baik secara lisan maupun tertulis. Hal ini dapat mengurangi partisipasi mereka dalam diskusi kelas dan memengaruhi kemampuan menulis laporan atau esai.  

3. Kesenjangan Akademik

Perbedaan kemampuan bahasa Indonesia standar antara siswa yang sudah terbiasa dan yang tidak menciptakan kesenjangan akademik. Siswa yang lebih lemah sering merasa tertinggal dan kehilangan kepercayaan diri.  

Upaya Mengatasi Kesulitan

1. Inovasi dalam Pembelajaran

Guru dapat mengintegrasikan pendekatan kreatif seperti:  

-Permainan Bahasa: Contohnya, teka-teki silang kosakata, bermain peran, atau lomba pantun.  

- Kegiatan Proyek: Membuat cerita pendek atau drama dalam bahasa Indonesia standar yang relevan dengan kehidupan siswa.  

- Teknik Interaktif: Menggunakan gambar, video, atau lagu berbahasa Indonesia standar untuk menarik minat siswa.  

2. Peningkatan Kompetensi Guru

Pemerintah dan institusi pendidikan perlu mengadakan pelatihan rutin untuk guru bahasa Indonesia, sehingga mereka dapat menguasai strategi pengajaran yang lebih efektif, seperti pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning) atau metode kontekstual.  

3. Penggunaan Media Digital

Pemanfaatan teknologi seperti aplikasi pembelajaran bahasa, video edukasi, dan platform digital lainnya dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik dan fleksibel bagi siswa. Misalnya, siswa dapat menonton video cerita anak berbahasa Indonesia standar atau bermain game edukasi berbasis bahasa.  

4. Keterlibatan Orang Tua  

Orang tua dapat berperan dengan membiasakan penggunaan bahasa Indonesia standar di rumah. Mereka juga dapat mendampingi anak saat membaca buku atau menonton konten edukatif yang menggunakan bahasa Indonesia formal.  

Kesimpulan dan Rekomendasi

Kesulitan dalam penguasaan bahasa Indonesia standar di kalangan siswa SD merupakan tantangan yang kompleks, namun bukan tanpa solusi. Dengan sinergi antara sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat, penguasaan bahasa Indonesia standar dapat ditingkatkan secara signifikan.  

Untuk mendukung hal ini, diperlukan:  

- Kebijakan pendidikan yang mendorong penggunaan metode pengajaran inovatif.  

- Pengembangan bahan ajar yang lebih relevan dan menarik.  

- Penelitian lebih lanjut untuk menemukan pendekatan pembelajaran yang paling efektif di berbagai konteks lokal.  

Penguasaan bahasa Indonesia standar bukan hanya soal akademik, tetapi juga tentang membangun identitas kebangsaan dan kemampuan komunikasi yang kuat untuk masa depan siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun