Mohon tunggu...
Naila Agista Shahara
Naila Agista Shahara Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

hallo saya naila, mahasiswi semester 3 jurusan PGMI di UIN JAKARTA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

PGMI Hebat, Transformasi Pendidikan untuk Generasi Z dan Alpha

20 Oktober 2024   08:46 Diperbarui: 20 Oktober 2024   08:50 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

           Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) sebagai program studi yang mencetak calon guru di tingkat sekolah dasar Islam memiliki peran krusial dalam membentuk generasi penerus bangsa. Di era digital yang semakin pesat, PGMI dituntut untuk melakukan transformasi agar menghasilkan lulusan yang menguasai agama dan mampu beradaptasi dengan karakteristik Gen Z dan Alpha. Generasi Z dan Alpha memiliki gaya belajar yang unik, mereka lebih menyukai pembelajaran yang interaktif, berbasis teknologi, dan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari orang. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan generasi ini, PGMI harus membuat kurikulum dan pendekatan pembelajaran yang inovatif.

Generasi Z: Mereka yang Tumbuh dalam Era Digital

            Banyak orang menganggap Generasi Z sebagai orang-orang yang lahir antara pertengahan 1990-an dan awal 2010-an. Mereka mudah berinteraksi dengan teknologi informasi karena mereka tumbuh dalam era teknologi digital yang sangat pesat. Generasi Z dikenal dengan kecanduan gadget dan aktivitas sosial media, yang membuat mereka lebih cepat mengakses informasi terbaru daripada generasi sebelumnya.

Generasi Alpha: Mereka yang Tumbuh dalam Era Teknologi yang Semakin Canggih

            Generasi Alpha, yang lahir sejak tahun 2010, adalah generasi berikutnya setelah generasi milenial dan generasi Z. Mereka tumbuh dalam lingkungan yang sangat dipengaruhi oleh teknologi canggih, seperti smartphone dan AI. Generasi Alpha dikenal dengan sifat aktif dan tidak peduli dengan privasi, serta mereka sudah menggunakan smartphone sejak usia dini.

Transformasi Pendidikan untuk Generasi Z dan Alpha

Inovasi dalam Kurikulum

            PGMI berupaya untuk mengintegrasikan teknologi dalam pendidikan. Penggunaan platform digital, aplikasi edukatif, dan metode pembelajaran berbasis proyek merupakan beberapa cara untuk membuat pembelajaran lebih menarik. Misalnya, pengajaran menggunakan simulasi digital atau gamifikasi dapat meningkatkan keterlibatan siswa dan memfasilitasi pembelajaran yang lebih mendalam. Dengan menerapkan kurikulum yang mengedepankan, PGMI mengajarkan siswa keterampilan modern seperti berpikir kritis, kreatif, dan bekerja sama. Ini membantu mereka menjadi tidak hanya penerima informasi tetapi juga pencipta.

Pelatihan dan Pengembangan Guru

            Transformasi pendidikan tidak dapat terwujud tanpa guru yang berkualitas. PGMI secara aktif mengadakan pelatihan dan workshop bagi para guru untuk meningkatkan kompetensi mereka dalam menggunakan teknologi dan metode pembelajaran inovatif. Melalui pelatihan ini, guru didorong untuk menjadi fasilitator yang mendukung siswa dalam proses pembelajaran aktif. Hal ini penting, mengingat guru memiliki peran sentral dalam menerjemahkan kebijakan pendidikan ke dalam praktik di kelas.

Menumbuhkan Karakter dan Kemandirian

            PGMI juga menekankan pentingnya pengembangan karakter di samping keterampilan akademik. Program-program yang mengajarkan nilai-nilai seperti toleransi, empati, dan kepemimpinan sangat penting dalam membentuk generasi yang tidak hanya berpendidikan tinggi tetapi juga jujur. Salah satu fokus utama PGMI adalah pendidikan karakter, di mana mereka berusaha menanamkan nilai-nilai etika dan moral kepada siswa. Metode ini digunakan oleh PGMI untuk membangun individu yang siap menghadapi tantangan masa depan.

Pembelajaran Berbasis Proyek dan Kolaboratif

            Pembelajaran berbasis proyek, atau pembelajaran berbasis proyek, adalah pendekatan yang semakin populer di kalangan guru. Metode ini tidak hanya mendorong siswa untuk bekerja sama, tetapi juga mengajarkan mereka cara menggunakan pengetahuan mereka dalam situasi dunia nyata. Melalui penyediaan sumber daya yang memadai dan pelatihan guru, PGMI mendukung penerapan metode ini. Siswa memperoleh keterampilan sosial dan komunikasi yang sangat penting di dunia yang semakin terhubung melalui pembelajaran kolaboratif.

Tantangan dan Peluang

              Meskipun PGMI telah mencapai banyak kemajuan, masih ada masalah yang harus ditangani. Misalnya, beberapa sekolah tidak memiliki akses teknologi yang sama. Kesenjangan digital masih perlu diatasi. Selain itu, bagaimana masyarakat dan orang tua menerima perubahan pengajaran juga sangat penting. Untuk membuat ekosistem pendidikan yang mendukung inovasi, PGMI harus bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan.

Refrensi

Mardiana, D. (2020). Pendidikan Abad 21: Menyiapkan Generasi Z dan Alpha. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 5(1), 12-20.

Rahmawati, I. (2021). Peran Guru dalam Transformasi Pendidikan di Era Digital. Jurnal Ilmu Pendidikan, 15(2), 45-58.

Rachmawati, D. (2022). Pembelajaran Berbasis Proyek: Meningkatkan Keterlibatan Siswa di Kelas. Jurnal Pendidikan Inovatif, 8(3), 77-89.

Setiawan, A. (2021). Pendidikan Karakter dalam Kurikulum Sekolah. Jurnal Kajian Pendidikan, 6(4), 34-50.

Hidayat, R. (2023). Tantangan dan Peluang Pendidikan di Era Digital. Jurnal Teknologi Pendidikan, 10(2), 15-30.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun