Mohon tunggu...
Money

Ekonomi Islam Menurut Madzhab Mainstream

3 Maret 2019   15:53 Diperbarui: 3 Maret 2019   16:28 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Beberapa tokoh mazhab mainstream mayoritas bekerja di Islamic Development Bank (IDB), yang memiliki dukungan dana dan akses ke berbagai negara sehingga penyebaran pemikirannya dapat dilakukan dengan cepat dan mudah,mereka diantanya yaitu : M.Umer chapra, M.A. Manna, M.Netatullah Siddiqi, dan lain sebagainya. (Kadir, 2014 : 37)

Mazhab mainstrem memiliki anggapan bahwa perbedaan utama antara ilmu ekonomi konvensional dengan ekonomi islam adalah dalam hal mencapai tujuan. Mereka menyetujui pandangan konvensional, bahwa masalah ekonomi muncul karena adanya keterbatasan sumber daya ekonomi untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas. (Chamid, 2010 : 408)

Mazhab mainstream berbeda pendapat dengan mazhab Baqir shadr, karena mazhab kedua ini setuju bahwa masalah ekonomi muncul karena sumber daya yang terbatas , yang dihadapkan dengan keinginan manusia yang tak terbatas. Memang benar, misalnya, bahwa total permintaan dan penawaran beras diseluruh dunia berada pada titrik ekuilibrium.

Namun jika kita berbicara pada tempat dan waktu tertentu, maka sangat mungkin terjadi kelangkaan sumber daya. Bahkan ini sering kali terjadi. Suplai beras di Ethiopia dan Bangladesh misalnya lebih langka dibandingkan dengan di Thailand. Jadi, keterbatasan sumber daya memang ada bahkan diakui pula oleh islam, ayat dan dalil dalil tentang ini pun banyak terdapat di al-qur'an.

Sesuai dengan namanya, maka mazhab pemikiran ekonomi islam ini mendominasi khasanah pemikiran ekonomi islam diseluruh dunia.

Meluasnya mazhab ini dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu.

  • Secara umum pemikiran relativ lebih moderat jika dibandingkan dengan mazhab lainnya sehingga lebih mudah diterima masyarakat.
  • Ide ide mereka banyak ditampilakan dengan cara cara ekonomi konvensional,  isalnya menggunakan economic modeling dan quantitative method sehingga mudah dipahami oleh masyarakat luas. Hal ini tidak mengherankan ,karena para pendukung mazhab ini kebanyakan memiliki latar belakang pendidikan ekonomi konvensional,disamping penguasaan ilmu keislaman yang memadai . banyak diantara mereka yang menempuh pendidikan dengan jenjang tinggi dan tetap beraktivitas ilmiah di negara negara barat, misal seperti Umar Chapra, Muhammad Nejatullah siddiqi, dan Muhammad Abdul Mannan.
  • Kebanyakan tokoh merupakan staf, peneliti penasehat atau setidaknya memiliki jaringan erat dengan lembaga lembaga regional atau internasional yang mapan seperti Islamic Development Bank (IDB), Internasional institut of islamic thought (HLT), islamic research and training institute (IRTI), dan Islamic faundation pada beberapa universitas maju. Lembaga-lembaga ini memiliki jaringan kerja yang luas didukung dengan pendanaan yang memadai, sehingga dapat mensosialisasikan gagasan ekonomi islam dengan lebih baik. Bahkan, gagasan ekonomi islam dapat segera diimplementasikan dalam kebijakan ekonomi yang nyata , sehingga bagaimana yang dilakukan oleh IDB dalam membantu pembangunan di negara negara muslim.(Kadir, 2014 : 37)

Menurut aliran dari mazhab mainstream ini permasalahan ekonomi sama dengan konvensional yang berbeda adalah bagaimana menyelesaikan masalah ekonomi tersebut. Manusia melakukan pilihan atas keinginan yang dimilikinya sehingga ada yang namanya skala prioritas. Konvensional memprioritaskan pribadi masing masing sehingga ia boleh mangabaikan petunjuk agama dan boleh juga mengikutinya.  Sehingga diistilahkan dengan menuhankan hawa nafsunya. Berbeda dengan islam, keputusan tidak boleh dilakukan semuanya tetapi dibatasi dengan aturan yang jelas dalam islam.

Dengan dem ikian, pandangan mazhab ini tentang masalah ekonomi hampir tidak berbeda dengan pandangan ekonomi konvensional. kelangkaan sumber dayalah yang menjadi penyebab munculnya masalah ekonomi. 

Ekonomi islam ini perlu dikembangkan namun tidak dengan membumihanguskan analisis  yang berharga dari konvensional. Mengambil yang tidak baik dan bermanfaat dari non muslim sama sekali tidak dilarang oleh ajaran islam. Praktik seperti ini telah diajarkan dan dipraktikkan oleh ilmuwan muslim klasik dengan prinsip yang bermanfaat diambil dan yang tidak bermanfaat dibuang. Inilah bentuk transformasi keislaman termasuk dalam konteks relasi islam dan konvensional dalam ranah ekonomi. (Zainal, 2014 : 267)

 Tokoh Madzhab Mainstream

1. Muhammad Abdul Mannan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun