Mohon tunggu...
Naila NafisatunMualamah
Naila NafisatunMualamah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Sultan Agung

Man Jadda Wa Jada Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan berhasil

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tema Utama P5 Kurikulum Merdeka: Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan Sejak Dini

20 Juli 2023   22:23 Diperbarui: 21 Juli 2023   10:24 5186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dr. Imam Kusmaryono, S.Pd., M.Pd. (Dosen Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISSULA)

Naila Nafisatun Mu'alamah (Mahasiswa Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNISSULA)

Masyarakat tentunya sudah tidak asing lagi dengan Kurikulum Merdeka. Menteri Pendidikan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia yaitu Bapak Nadiem Makarim telah mengganti Kurikulum 2013 menjadi Kurikulum Merdeka. Penerapan Kurikulum Merdeka belum sepenuhnya dilaksanakan di seluruh Indonesia. Hanya mayoritas instansi pendidikan terutama yang berada di kota-kota besar, telah menerapkan Kurikulum Merdeka.

Taukah kamu apa itu Kurikulum Merdeka?

Dikutip dari laman resmi Kemendikbud Ristek, Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada pendidik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik. Kurikulum Merdeka sering disebut dengan Kurikulum Merdeka Belajar. Kurikulum tersebut merupakan kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam, di mana konten yang disajikan kepada peserta didik akan lebih optimal dengan tujuan agar peserta didik dapat memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep serta menguatkan kompetensi. Kurikulum Merdeka ialah salah satu pilihan kurikulum dari tiga yang dapat dipilih oleh sekolah untuk mengatasi masalah learning loss peserta didik karena adanya Pandemi Covid-19.

Terdapat tiga prinsip pembelajaran Kurikulum Merdeka Belajar, yakni sebagai berikut:

1. Pembelajaran Intrakurikuler

Pembelajaran intrakurikuler dilaksanakan secara berdiferensiasi agar peserta didik mampu mendalami konsep sesuai waktu yang dibutuhkan dan guru dapat memilih perangkat ajar yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.

2. Pembelajaran Kokurikuler

Pembelajaran Kokurikuler ini berupa Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang berfokus pada pengembangan karakter dan kompetensi umum peserta didik.

3. Pembelajaran Ekstrakurikuler

Pembelajaran Ekstrakurikuler ini dilaksanakan sesuai dengan minat yang dimiliki peserta didik serta sumber daya yang dimiliki satuan pendidik.

Struktur kurikulum pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah dibagi menjadi 2 (dua) kegiatan utama, yakni pembelajaran intrakurikuler dan pembelajaraan kokurikuler yang biasa disebut dengan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Kegiatan pembelajaran intrakurikuler dilaksanakan untuk mengacu pada capaian pembelajaran setiap mata pelajaran. Sedangkan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ditujukan untuk memperkuat upaya pencapaian profil pelajar Pancasila yang mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan. Pemerintah telah mengatur beban belajar untuk setiap muatan atau mata pelajaran dalam Jam Pelajaran (JP) per tahun. Satuan pendidikan mengalokasikan waktu setiap minggunya secara fleksibel dalam satu tahun ajaran.

Pembelajaran lintas disiplin ilmu guna memikirkan solusi dan mengamati masalah di lingkungan sekitar termasuk ke dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis projek yang sangat berbeda dengan pembelajaran intrakurikuler yang dilakukan di dalam kelas. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila membuka kesempatan bagi peserta didik agar dapat belajar pada situasi yang tidak formal. Struktur belajar yang fleksibel dengan peserta didik terlibat langsung dalam lingkungan sekitar, serta kegiatan pembelajaran yang interaktif guna memperkuat berbagai keterampilan dan kompetensi yang di miliki peserta didik (Kemendikbudristek, 2021). Dilihat dari rencana Kemendikbud ristek yang mendorong visi dan misi presiden dalam menciptakan negara Indonesia Maju yang mandiri, berkepribadian, dan berdaulat. Maka dari itu terciptalah Pelajar Pancasila yang diharapkan mampu mempunyai nalar kreatif, mandiri, kritis, bertakwa, beriman, berkebhinekaan global, dan selalu menjunjung tinggi gotong royong. Pancasila diketahui menjadi pandangan filsafat bangsa dan dasar negara yang tergambar pada sila-sila yang dimuatnya. Selain itu, Pancasila menjiwai kehidupan kebangsaan dan kenegaraan bagi seluruh rakyat Indonesia khususnya bagi para pelajar berpancasila yang harus menjaga dan meneruskan nilai-nilai agungnya, karena nilai luhur yang terkandung dapat menyesuaikan ruang dan waktu yang berbeda, membuat Pancasila dijadikan dasar penanaman karakter dalam jiwa pelajar Pancasila.

Guna mencapai tujuan pendidikan di Indonesia maka dirancanglah Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Dimana Pelajar Pancasila merupakan pelajar sepanjang hayat yang berkompeten, berperilaku, dan berkarakter sesuai dengan nilai Pancasila yang berguna untuk melestarikan jati diri bangsa, cita-cita, dan ideologi yang siap menghadapi tantangan revolusi industri. Profil Pelajar Pancasila memiliki keenam kompetensi kunci. Seperti pada panduan pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, yaitu:

1. beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia yang berarti pelajar yang berakhlak, mendalami ajaran agama dan kepercayaan dalam kehidupan sehari-hari;

2. berkhebinekaan global berarti Pelajar Pancasila harus menegakkan lokalitas, budaya nenek moyang dan identitasnya, serta selalu open minded ketika berinteraksi dengan budaya lain, sehingga mampu menumbuhkan rasa saling menghormati dan menghargai, serta memungkinkan untuk munculnya budaya baru yang positif;

3. bergotong royong berarti pelajar melaksanakan kegiatan bersama-sama dengan lapang dada agar tugas menjadi mudah serta gotong royong mengajarkan kepedulian, berbagi, dan berkolaborasi;

4. mandiri berarti pelajar memiliki tanggung jawab pada diri sendiri terhadap proses dan hasil belajarnya;

5. bernalar kritis yang berarti pelajar dapat secara objektif memperoleh, memproses, menganalisa, mengevaluasi, dan menyimpulkan informasi baik itu secara kuantitatif maupun kualitatif, dan

6. kreatif yang artinya pelajar mampu berinovasi dan menghasilkan hal yang bersifat orisinil, bermanfaat, bermakna, dan berdampak.

Pemerintah telah menetapkan tema-tema utama yang dirumuskan menjadi topik oleh satuan pendidikan yang disesuaikan dengan konteks wilayah serta karakteristik peserta didik. Tema-tema utama Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau sering disebut dengan Tema Utama P5. Terdapat 8 Tema Utama P5 sebagai berikut:

1. Gaya Hidup Berkelanjutan

Peserta didik dapat memahami dampak aktivitas manusia baik jangka pendek maupun jangka panjang terhadap keberlangsungan hidup manusia di lingkungan sekitar. Peserta didik diharapkan mampu membangun kesadaran untuk bersikap dan berperilaku ramah lingkungan, mempelajari potensi krisis keberlangsungan yang terjadi di lingkungan sekitarnya, mengembangkan kesiapan untuk menghadapi dan memitigasinya.

2. Kearifan Lokal

Peserta didik melalui eksplorasi budaya dan kearifan lokal masyarakat atau daerah dapat membangun rasa ingin tau dan kemampuan inkuiri. Pada tema ini, peserta didik dapat mempelajari bagaimana dan mengapa masyarakat lokal atau daerah berkembang seperti konsep serta nilai-nilai dibalik kesenian dan tradisi lokal. tema ini diharapkan peserta didik dapat merefleksikan nilai-nilai yang bisa diambil dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Bhineka Tunggal Ika

Peserta didik mengenal budaya perdamaian anti kekerasan, belajar membangun penuh hormat tentang keberagaman serta nilai-nilai ajaran yang dianutnya. Selain itu peserta didik dapat mempelajari perspektif berbagai agama dan kepercayaan secara kritis dan reflektif dalam menelaah berbagai pengaruh negatif serta dampaknya terhadap timbulnya konflik dan kekerasan.

4. Bangunlah Jiwa dan Raga

Pada tema ini peserta didik membangun kesadaran dan keterampilan memelihara kesehatan fisik dan mental untuk dirinya maupun orang di sekitarnya. Peserta didik menelaah masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan fisik maupun mental, termasuk pada isu pornografi, narkoba, dan kesehatan reproduksi.

5. Suara Demokrasi

Peserta didik diharapkan menggunakan kemampuan berpikir untuk menjelaskan keterkaitan antara peran individu terhadap keberlangsungan demokrasi Pancasila. Pembelajaran pada tema ini, peserta didik dapat merefleksikan makna demokrasi dan memahami implementasi demokrasi dalam organisasi sekolah maupun dalam dunia kerja.

6. Rekayasa dan Teknologi

Peserta didik berekayasa menciptakan produk berteknologi dengan melatih daya pikir kritis, kreatif, inovatif, serta kemampuan berempati yang memudahkan kegiatan diri dan lingkungan sekitar.

7. Kewirausahaan

Pada tema ini peserta didik dapat mengidentifikasikan potensi ekonomi serta masalah yang ada dalam pengembangan potensi berkaitan dengan aspek lingkungan, sosial, kreativitas, dan budaya kewirausahaan akan bertumbuh dan berkembang. Peserta didik membuka wawasan tentang peluang masa depan, peka terhadap kebutuhan masyarakat, serta siap menjadi tenaga kerja profesional yang penuh integritas.

8. Kebekerjaan

Peserta didik membuat pemahaman terhadap ketenagakerjaan, peluang kerja, dan kesiapan untuk meningkatkan kapabilitas yang sesuai dengan keahliannya mengacu pada kebutuhan dunia kerja saat ini.

Peserta didik memiliki peranan yang sangat penting sebagai revolusioner sosial di tengah masyarakat yang berkembang. Hal tersebut karena peserta didik jauh lebih memiliki semangat, daya pikir, kemampuan, dan daya saing yang kuat dan tanggap. Peserta didik mampu mengembangkan dan membangun perekonomian Indonesia sehingga dengan adanya tema kewirausahaan pada tema utama P5 memberikan pengalaman dan pembelajaran terkait bagaimana memiliki karakter seorang usahawan.

Kurikulum sekolah penggerak melalui tema kewirausahaan pada Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dapat menumbuhkan inovasi dan kreatifitas peserta didik dalam mengembangkan gagasan dan ide-ide yang diciptakan agar menjadi produk yang dapat di hasilkan dan di pasarkan. Peserta didik belajar menentukan jenis usaha apa yang akan dikerjakan, menyusun proposal dan penganggarannya. Kewirausahaan adalah proses jiwa dan mental yang kreatif, aktif, inovatif serta berkemampuan mencari sesuatu yang berbeda, baru, dan berguna bagi banyak orang.

Menanamkan jiwa kewirausahaan sejak dini, maka perlu memahami karakteristik anak usia pendidikan dasar agar pendidik dapat menyesuaikan kegiatan-kegiatan apa saja yang cocok untuk anak usia Sekolah Dasar (SD). Terdapat karakteristik anak usia SD secara umum adalah anak senang bermain, senang bekerja dalam kelompok, senang bergerak dan senang melakukan sesuatu secara langsung. Dengan karakteristik tersebut, maka ketika di lingkungan sekolah, seorang pendidik harus memperhatikan kegiatan yang cocok untuk menanamkan jiwa kewirausahaan.

Kegiatan awal yang dapat dilaksanakan oleh seorang pendidik sebagai fasilitator untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan peserta didik ialah dengan melalui kegiatan-kegiatan berjualan di sekolah dan melalui kegiatan market day. Kegiatan tersebut merupakan kolaborasi antara peserta didik dengan orang tua. Dimana peran orang tua yaitu menyiapkan dan menyajikan makanan, camilan, dan minuman yang sehat. Makanan dan minuman tersebut nantinya akan dijual oleh peserta didik kepada teman-teman dan seluruh warga sekolah. Tentunya makanan dan minuman yang dibuat menggunakan bahan-bahan yang sehat serta berkualitas. Dukungan kepala sekolah dan pendidik sangat diperlukan untuk menjadikan motivasi dalam kegiatan tersebut. Selain kegiatan market day masih ada kegiatan-kegiatan lain yang dapat diterapkan pendidik dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan peserta didik.

Misalnya kegiatan menanam tanaman sayuran yang mudah ditanam di lingkungan sekolah memanfaatkan polybag dan tidak memerlukan perawatan yang sulit seperti tomat, cabai, kangkung, bayam, daun bawang, dan sawi. Kegiatan tersebut dapat dilakukan sehari-hari dengan memantau kondisi tanaman, disiram dengan air secukupnya, memupuk, dan mencabut rumput yang ada disekitar tanaman sayuran. Kegiatan menanam sayur dapat dilakukan sekitar 2-3 bulan. Merawat tanaman dapat mengajarkan peserta didik rasa tanggung jawab terhadap tanaman dengan harapan mereka dapat mendapatkan hasil panen yang berkualitas dan lebih banyak. Setelah beberapa bulan dengan bimbingan pendidik atau guru, peserta didik memanen hasil pertanian yang sudah mereka tanam, setelah itu hasil panen akan dikemas dan dijual kepada guru-guru atau ibu-ibu dari peserta didik. Kegiatan tersebut tentunya sangat menyenangkan dan bermakna bagi peserta didik.

Guru dapat menekankan pola pembelajaran kewirausahaan untuk menerapkan karakteristik wirausaha. Terdapat empat prinsip penting dalam mengarahkan peserta didik memiliki jiwa kewirausahaan yaitu:

1) learning to know, dimana peserta didik belajar untuk mengetahui atau memahami kewirausahaan;

2) Learning to do, peserta didik belajar untuk melakukan wirausaha;

3) Learning to be, peserta didik belajar mempraktekkan kegiatan wirausaha, dan

4) Learning to live together, peserta didik belajar bersama dengan yang lain dalam interaksi sosial berwirausaha.

Jadi apabila keempat prinsip tersebut dapat diterapkan dengan baik dan konsisten, serta dapat terwujud dalam kehidupan sehari-hari di sekolah, maka secara bertahap akan menumbuhkan kebiasaan peserta didik pada kehidupan sehari-hari dalam menunjang keberhasilan untuk membentuk karakteristik wirausaha. Sehingga, untuk melahirkan peserta didik yang bermental wirausaha, maka diperlukan adanya pembiasaan penerapan wirausaha di sekolah yang dapat ditempuh melalui kegiatan belajar mengajar, penerapan karakteristik kewirausahaan di sekolah dan praktik berwirausaha.

Referensi:

https://kurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum-merdeka/

http://journal2.um.ac.id/index.php/jpe/article/view/27177

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun