Mohon tunggu...
Naila Azizatul Khusnah
Naila Azizatul Khusnah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Kreak: Ancaman Geng Remaja di Semarang

3 Oktober 2024   08:32 Diperbarui: 3 Oktober 2024   08:33 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semarang, yang terkenal dengan kekayaan sejarah dan budayanya, kini menghadapi masalah serius akibat munculnya kelompok gangster remaja bernama "kreak." Tindakan kekerasan dari kelompok ini tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga menciptakan ketakutan di masyarakat. Tawuran antar-geng, yang sering dipicu oleh persaingan, biasanya diorganisir melalui media sosial, khususnya Instagram, yang menjadi sarana bagi mereka untuk saling menantang.

Salah satu penyebab utama fenomena kreak adalah penggunaan media sosial, yang memungkinkan remaja untuk menantang satu sama lain dan membangun reputasi di kalangan anggota kelompok, sering kali berlandaskan keinginan untuk mempertahankan gengsi.

Kurangnya pengawasan dari keluarga dan lingkungan juga berkontribusi pada meningkatnya kekerasan di kalangan remaja. Banyak dari mereka terpengaruh oleh teman sebaya dan kurangnya bimbingan moral, yang mendorong mereka mencari pengakuan di lingkungan berbahaya. Ketika komunitas tidak mampu menciptakan suasana yang sehat, remaja cenderung terjerumus ke dalam perilaku negatif.

Dampak dari fenomena kreak sangat luas. Rasa tidak aman yang dirasakan oleh masyarakat berdampak pada menurunnya aktivitas ekonomi, terutama di daerah yang sering menjadi lokasi tawuran. Bisnis lokal mengalami kerugian karena banyak orang enggan keluar rumah di malam hari, yang menciptakan siklus merugikan bagi semua pihak.

Dari sudut pandang psikologis, remaja yang terlibat dalam kelompok ini sering kali mengalami gangguan mental akibat terpapar kekerasan. Hilangnya harapan untuk masa depan membuat mereka semakin terjebak dalam dunia kriminalitas, menciptakan siklus yang sulit diatasi.

Menanggapi situasi ini, pemerintah dan kepolisian Semarang telah menangkap beberapa pelaku tawuran. Namun, penegakan hukum perlu didampingi oleh upaya pencegahan, seperti pendidikan di sekolah dan dukungan dari lingkungan keluarga. Peran masyarakat sangat penting; orang tua perlu lebih peka terhadap perubahan perilaku anak dan memberikan bimbingan yang tepat.

Pengawasan ketat terhadap penggunaan media sosial juga diperlukan untuk mencegah penyebaran konten kekerasan. Pendekatan holistik yang melibatkan berbagai pihak, termasuk sekolah dan komunitas, sangat penting. Sekolah harus fokus pada pendidikan moral dan menciptakan lingkungan inklusif bagi semua siswa. Program yang mendorong kreativitas dan bakat remaja juga harus diperkuat sebagai alternatif positif.

Dukungan psikologis bagi remaja yang rentan terhadap pengaruh negatif menjadi langkah penting dalam pencegahan masalah ini. Dengan penanganan yang tepat dan cepat, diharapkan fenomena kreak dapat diminimalkan, sehingga masa depan remaja tidak terjebak dalam perilaku kriminal.

Fenomena kreak adalah isu sosial yang serius. Dengan langkah tegas dan berkelanjutan dari semua pihak, diharapkan kekerasan yang disebabkan oleh geng remaja dapat berkurang, menjadikan Semarang tempat yang lebih aman dan kondusif bagi semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun