Dismenore primer adalah suatu nyeri haid yang tidak terdapat hubungan dengan kelainan ginekologik (Simanjuntak, 2008). Ciri khas keluhan nyeri haid adalah kram di perut bagian bawah dengan atau tanpa nyeri pinggang dimulai pada awal siklus menstruasi dan berakhir 48-72 jam. Nyeri haid umumnya timbul beberapa jam sebelum darah haid keluar, diawali dengan rasa tidak nyaman di daerah atas pubis, paha atas, dan punggung bawah. Rasa nyeri akan mencapai puncaknya dalam beberapa jam. Kejadian ini bisa berlangsung selama 1-2 hari.
Perbedaan dismenore primer dan sekunder
Nyeri haid dibedakan menjadi dua yaitu nyeri haid primer (Dismenore primer) dan nyeri haid sekunder (Dismenore sekunder). Nyeri haid primer biasanya terjadi dari mulai pertama haid kurang lebih usia 10 -15 tahun (menarke) sampai usia 25 tahun. Dismenore primer merupakan kram yang muncul sebelum atau selama menstruasi, kemudian hilang seiring periode menstuasi berakhir.Â
Hal ini terjadi ketika otot rahim yang berkontraksi dengan lebih kuat selama menstruasi. Kondisi ini kemudian akan menyebabkan tekanan pada pembuluh darah yang berada disekitarnya hal ini kemudian menyebabkan suplay oksigen ke rahim menjadi terhenti. Sedangkan Dismenore sekunder adalah Dismenore akibat gangguan pada organ reproduksi. Dismenore primer harus segera ditangani agar tidak terjadi dampak yang lebih buruk seperti mual, muntah, diare, pusing, nyeri kepala, dan kadang sampai menyebakan pingsan (Nirwana, 2011). Â Â
Menurut WHO, remaja adalah bila anak telah mencapai umur 10 -18 tahun (Andria,2012). Pada masa ini banyak terjadi perubahan baik psikis maupun biologis. Perubahan perkembangan biologis, ditandai dengan mulainya haid (menstruasi). Gangguan fisik yang sangat menonjol pada wanita haid adalah nyeri haid (dismenore).
Akibat Dismenorea
Dismenore primer dapat menimbulkan dampak bagi kegiatan atau aktivitas para wanita khususnya remaja. Menurut Prawiharjo (2005) dismenore primer membuat wanita tidak bisa beraktivitas secara normal dan memerlukan obat pereda sakit. Keadaan tersebut menyebabkan menurunnya kualitas hidup wanita sebagai contoh siswi yang mengalami dismenore primer tidak dapat berkonsentrasi dalam belajar dan motivasi belajar menurun karena nyeri yang dirasakan.
Dismenore primer jika tidak segera diatasi akan mempengaruhi fungsi mental dan fisik individu sehingga mendesak untuk segera mengambil tindakan atau terapi. Cara untuk mengurangi dismenore primer bisa dengan metode farmakologis yaitu dengan dengan obat anti nyeri atau nonfarmakologis yaitu herbal seperti jamu, pengaturan posisi, teknik relaksasi, manajemen sentuhan, manajemen lingkungan, distraksi, imajinasi, kompres dan pemberian minuman herbal.
Beberapa cara pengobatan lain yang dapat dilakukan untuk membantu mengurangi rasa nyeri haid (Eryilmaz, 2009) yaitu:
1. Mengompres perut bagian bawah karena dapat membantu merilekskan otot-otot dan sistem ketika nyeri haid datang.
2. Meningkatkan taraf kesehatan untuk daya tahan tubuh, misal melakukan olah raga cukup dan teratur serta menyediakan waktu yang cukup untuk beristirahat. Olahraga yang cukup dan teratur dapat meningkatkan kadar hormon endorfin yang berperan sebagai natural pain killer. Penyediaan waktu dapat membuat tubuh tidak terlalu rentan terhadap nyeri.
3. Apabila nyeri haid cukup mengganggu aktivitas maka dapat diberikan obat analgetik yang bebas dijual di masyarakat tanpa resep dokter, namun harus tetap memperhatikan efek samping terhadap lambung.
4. Apabila dismenorea sangat mengganggu aktivitas atau jika nyeri haid muncul secara tiba-tiba saat usia dewasa dan sebelumnya tidak pemah merasakannya,maka periksakan kondisi anda untuk mendapatkan pertolongan segera, terlebih jika dismenorea yang dirasakan mengarah ke dismenorea sekunder (Lowdermilk,2013).
 Dismenore primer harus segera di atasi karena jika tidak segera diatasi akan mempengaruhi fungsi mental dan fisik individu sehingga mendesak untuk segera mengambil tindakan atau terapi.
Penulis:Â
1. Naila Deswi Salsabila
2. Naiya Deska Salsabila
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H