Eksistensialisme merupakan suatu gerakan proses yang memberontak terhadap filsafat Barat tradisional dan masyarakat modern terhadap pemecahan masalah yang dilakukan oleh para filsuf. Aliran eksistensialis cenderung menolak watak teknologi dan totalitarianisme yang impersonal dan lebih menekankan individual, kebebasan dan pertanggungjawabannya. Eksistensialis percaya bahwa tidak ada pengetahuan yang terpisah dari subyek yang mengetahui. Kita percayaterhadap kebenaran dalam diri kita sendiri dan kebenaran tidak dicapai secara abstrak. Oleh karena itu, eksistensialis menggunakan metode-metode sastra dan seni untuk mengekspresikan perasaan dan suasana hati.
Motif pokok adalah apa yang disebut eksistensi, yaitu cara manusia berada. Hanya manusialah yang bereksistensi. Eksistensi adalah cara khas manusia berada. Pusat perhatian ini ada pada manusia yang bersifat humanistic. Bereksistensiharus diartikan secara dinamis. Bereksistensi berarti menciptakan dirinya secara aktif, bereksistensi berarti berbuat, menjadi, merencanakan.Setiap saat manusia menjadi lebih atau kurang dari keadaannya. Di dalam eksistensialisme manusia dipandang sebagai terbuka. Manusia adalah realitas yang belum selesai, yang masih harus dibentuk. Pada hakikatnya manusia terikat pada dunia sekitarnya, terlebih-lebih sesama manusia.
Martin Heidegger memulai mencetuskan pemikirannya tentang eksistensi karena keprihatinannya terhadap perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan serta zaman modern yang mengerucut pada industrialisasi menyebabkan terjadinya dehumanisasi dan depersonalisasi. Ia memiliki pemikiran bahwa manusia itu bebas dan masing-masing manusia memiliki eksistensinya diantara manusia dan benda lain. Gagasannya yang ia coba jabarkan bahwa antara “ada” dan “waktu” memiliki keterkaitan. Dengan keterkaitan itu manusia harus menyadari bahwa manusia merupakan makhluk yang berdiri sendiri namun terikat dengan benda-benda da manusia lain disekitarnya. Dan berusaha untuk merealisasikan kemungkinan-kemungkinannya untuk menuju kehidupan yang sejati dan menanggung kepastian yang terakhir, yaitu Kematian. Eksistensialisme pemikiran Martin Heidegger yaitu : Befindlichkeit atau kepekaan, Verstehen atau mengerti, memahami, dan Rede atau kata-kata, atau dalam hal berbicara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H