Mohon tunggu...
Siti Nur Nailatul Mufidah
Siti Nur Nailatul Mufidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang

Bagi rakyat, politik bukan urusan koalisi atau oposisi tetapi bagaimana kebijakan publik mengubah hidup sehari-hari (Najwa Shihab)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menguatkan Kesetaraan Gender Melalui Pendidikan Politik Tanpa Batasan

28 Juni 2023   11:04 Diperbarui: 28 Juni 2023   12:06 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan politik merupakan pilar penting dalam pembangunan masyarakat demokratis. Namun, pendidikan politik seringkali dihadapkan pada hambatan-hambatan yang berdampak negatif terhadap kesetaraan gender maupun partisipasi warga negara. Oleh karena itu, sudah saatnya menghilangkan hambatan-hambatan tersebut dan memberikan pendidikan politik yang inklusif, berimbang, dan berpihak pada gender.

Kesetaraan gender bukan hanya masalah perempuan, melainkan tanggung jawab bersama untuk membangun masyarakat yang kuat dan adil. Ini berarti memastikan bahwa perempuan dan laki-laki memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan politik dan akses ke pendidikan politik. 

Pendidikan politik inklusif harus mencakup pendekatan yang memperkuat kesadaran gender dan mendorong partisipasi aktif dari semua individu tanpa membeda-bedakan berdasarkan orientasi seksual atau identitas gender.

Pendidikan politik yang inklusif dan tidak berat sebelah ke satu gender dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat. Hal ini akan memberi perempuan kesempatan untuk belajar tentang hak-hak politik mereka, mengembangkan keterampilan kepemimpinan mereka, dan berpartisipasi aktif dalam proses demokrasi. 

Dengan mengikutsertakan sejumlah perwakilan perempuan dalam pengambilan keputusan politik, kita dapat memastikan bahwa kebijakan mencerminkan kebutuhan seluruh warga negara. Selain itu, pendekatan netral gender untuk pendidikan politik dapat membantu menghilangkan diskriminasi dan stereotip berbasis gender, membuat masyarakat lebih ramah dan setara bagi semua orang.

Perubahan kurikulum dan metode pengajaran diperlukan untuk mewujudkan pendidikan politik yang buta gender. Kurikulum pendidikan politik harus membahas isu-isu gender secara langsung dan menyoroti pentingnya kesetaraan gender dalam konteks pemerintahan. 

Selain itu, strategi pengajaran harus berpusat pada partisipasi aktif, dialog, dan diskusi terbuka untuk memastikan bahwa setiap siswa merasa nyaman berkontribusi tanpa rasa takut akan pembalasan.

Institusi pendidikan politik harus memastikan bahwa mereka memiliki kebijakan yang melindungi dari segala bentuk diskriminasi berdasarkan gender. Selanjutnya, partisipasi aktif dari organisasi masyarakat sipil, organisasi pengembangan masyarakat, dan kelompok perempuan akan memberikan dukungan penting untuk mempromosikan pendidikan politik inklusif. 

Menghilangkan hambatan terhadap pendidikan politik akan memiliki manfaat yang luas bagi masyarakat secara keseluruhan. Dalam konteks kesetaraan gender, hal ini akan membantu perempuan mendapatkan pengakuan dan kekuasaan dalam pengambilan keputusan dan politik. 

Peningkatan pemahaman tentang isu-isu gender dan dorongan kerjasama antara laki-laki dan perempuan dalam mencapai tujuan bersama juga akan dihasilkan dari hal ini. Pendidikan politik jangka panjang yang netral gender akan memperkuat demokrasi, mendorong pembuatan kebijakan yang lebih inklusif, dan mendorong perkembangan warga negara yang lebih berpengetahuan dan terlibat.

Menghilangkan hambatan pendidikan politik merupakan langkah penting menuju penguatan kesetaraan gender dan menciptakan masyarakat yang lebih berpengetahuan dan adil. Pendidikan politik inklusif yang menghilangkan hambatan berdasarkan gender dan memberikan kesempatan yang sama kepada semua orang akan meningkatkan keterlibatan politik dan memberikan hasil kebijakan yang lebih berimbang dan menyeluruh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun