Menggambar manual merupakan cara awal penggambar bangunan alias arsitek/drafter membuat obyek. Disinipun memerlukan mata yang kuat untuk bisa ekstra teliti terhadap kertas gambar dan ukurannya namun beruntung tidak perlu menghadai paparan radiasi dari komputer.
Biasanya, drafter akan membuat gambar dengan manual sebelum ke digital, dalam dunia pekerjaan gambar manualnya sangat berguna di lapangan dan arsip kegiatan. Bayangkan jika mandor dan supervisor harus menenteng komputer agar bisa menunnjukkan gambarnya tiap kali kepada pekerja.
Apa saja teknik yang dipelajari?
Kita bisa menemukan teknik menggambar garis, titik, dan lengkung yang jika kesemuanya berkombinasi menjadi atap, pintu, jendela, lantai, tanah, paving, langit-langit, dan pondasi bangunan.
Ada atap limasan, pelana, datar, dan kombinasi ketiganya. Di Indonesia dikenal dengan nama atap joglo, atap Madura, tergantung bahasa daerah masing-masing. Untuk jendela disediakan bentuk lipat, bentuk dorong, dan buka-tutup. Berlaku juga untuk membuat pintu. Lain halnya dengan bentuk langit-langit atap yang merupakan kuda-kuda pondasi atap, bentuk kuda-kudanya tergantung dari luas bangunan yang direncanakan. Hal ini berkaitan dengan menopang berat dan keamanan atau semacamnya (Pelajaran Teknik Sipil).
Dengan mengetahui cara menggambar yang tepat, kita mampu membuat bangunan yang kokoh namun tidak merusak lahan yang ditempati, selain ekonomis juga. (Abaikan pasaran properti yang selalu dinamis)
Cukup jauh melenceng dari bahasan kelas Menggambar Teknik ya, sekian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H