[caption id="" align="aligncenter" width="620" caption="Alexis Sanchez / telegraph.co.uk"][/caption] Liga Inggris adalah Liga yang sarat gengsi. Banyak klub-klub kuat yang menaikan "Pride" mereka dengan melakukan pembelian menakjubkan. Awal musim dibuka dengan banyaknya pembelian fantastis dari klub-klub besar, seperti: Manchester United dengan Luke Shaw, Ander Herrera, sampai Angel Di Maria. Tidak lupa Chelsea, (seperti cerminan sang pelatih) selalu mengutamakan gengsi di atas segalanya, dengan pembelian: Cesc Fabregas, Diego Costa, dan Filipe Luis. Yang paling fantastis, tentu saja Liverpool. Nama-nama besar terus berdatangan, sebut saja: Adam Lallana, Dejan Lovren, Emre Can, hingga Mario Balotelli. Bagaimana dengan Arsenal? Sang Profesor Arsene Wenger adalah seseorang yang sangat penuh perhitungan dalam berbelanja pemain, namun, tidak pada musim ini. Lunasnya semua hutang pembangunan Stadion Emirates, membuat Monsieur Wenger mempunyai dana banyak untuk berbelanja. Dan pembelian penuh gengsi-nya musim ini jatuh kepada Alexis Sanchez. Dalam kata "gengsi" tersirat makna lain yang tidak kalah penting, yaitu "harapan". selain itu, "gengsi" sangat erat dengan "prestasi". Sebagai pencetak gol tunggal kemenangan Arsenal, Alexis Sanchez berhasil menorehkan prestasi pertamanya dan menjawab harapan Sang Profesor. Hasilnya? Arsenal berhasil mempertahankan keberadaan mereka di kompetisi sarat gengsi: Champions League. Kalau diibaratkan gengsi sebagai modal, dan prestasi sebagai keuntungan, Arsene Wenger, sang Sarjana Ekonomi ini, sudah berhasil menghasilkan profit di awal musim ini. Yang tentu saja bisa dipakai lagi sebagai modal untuk keuntungan-keuntungan lain ke depannya. Seperti apa? Tambahan gelar, mungkin?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H