"Jika ada orang yang berteriak NU sekarang dan dulu Beda, ra usah di Reken". Ujar KH Marzuki Mustamar Ketua PWNU Jatim. "Kita harus tetap Mengikuti NU, Karena NU dalam memegangi ASWAJA, Pondok Pesantren dimana saja, mulai sabang sampai Merauke, yang ber-merk NU kurikulumnya sama, ila Hadroti-nya juga sama, NU juga konsisten hanya merujuk pada Alkutubul Mu'tabarah ,Al-Mu'tamadah, al Mutadaawilah bainal ulama min ahlusunah waljama'ah". Tegas beliau pada malam puncak  ceremonial Harlah NU di Parkir Utara PWNU tahun kemarin.
NU itu ibarat pohon, semakin tinggi pohonya semakin besar juga terpaan anginya, maka tak Heran Pemimpin NU sering menjumpai terpaan-terpaan angin yang berupa  Fitnah Wa Akhowatuha. Namun disisi lain NU itu seperti Layangan, yang mana layangan supaya bisa terbang tinggi memerlukan angin yang kencang, nah Pemimpin NU yang ditertpa angin Kencang tadi justru semakin melayang tinggi namanya. ( Analogi yang saya peroleh sewaktu soan pada KH Marsudi Syuhud, Ketua PBNU ) .
Sanah Hilwah 94 Nahdlatul Ulama.
*Ahmad Nahrowi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H