Mohon tunggu...
Ahmad Nahrowi
Ahmad Nahrowi Mohon Tunggu... Jurnalis - Santri, Proletar

Pegiat Jurnalisme Pesantren

Selanjutnya

Tutup

Money

KKN Desa Punjul: Kusulap Air Selokan Jadi Sumber Uang

12 September 2019   23:32 Diperbarui: 14 September 2019   15:14 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Kenapa kami memulainya dari depan Balai Desa? letaknya yang ada dipusat aktivitas membuat warga yang melintas  bisa dengan mudah melihat, hal ini terbukti manakala satu minggu setelah kami tinggal KKN,  warga terlebih anak-anak gemar mengunjungi keramba yang kami buat untuk sekedar melihat-lihat sampai bapak-bapak yang 'ngemong' anak balitanya. 

Selain itu dengan dimulai dari depan Balai Desa ini ketika programnya berhasil kami dan Pemerintah Desa berharap warga yang depan rumahnya dialiri selokan bisa meniru dengan apa yang kami buat, jadi dari air selokan warga bisa menjadikan sebagai sumbeAr uang, dengan adanya Keramba Ikan Nila tadi atau bahkan disulap menjadi Desa Wisatta 1001 Ikan misalnya, yah kalau itu sih tergantung kesadaran dan Konektivitas antara Pemdes dan Warga.


Dengan keramba alami pula selokan yang sebelumnya dijadikan sebagai tempat sampah alami dan tempat pembuangan kotoran manusia, warga sedikit tersadar mereka akan berpikir dua kali untuk berbuat jorok seperti itu lagi karena sudah tahu kalau dihilir ada kerambanya.

Mungkin Ulasan saya ini bisa menjadi inspirasi  bagi  Pemerintah DKI, Menyulap Air selokan-selokan di Jakarta menjadi sumber uang. Oh ya tidak bisa, air di DKI kan keruh? 

Kalau hal itu menjadi sebab mengeluh kan bisa diatasi dengan mengajak kerjasama dengan Masyarakat, Mengadakan sosialisasi mengenai program ini dan sepandai mungkin merangkul Masyarakat supaya tidak membuang sampah sembarangan jika ini terealisasi dan air selokan jernih atau setidaknya terhindar dari kotoran dan limbah bisa melanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu pembuatan keramba alami, jika masyarakat masih 'mbulet' juga? 

Ya pemerintah bisa bekerja sendiri dengan memanfaatka2n jenis ikan yang tahan terhadap air kotor, kan adatuh ikan yang  kebal terhadap air keruh & kotor, Lele dan Patin misalnya. Jika ini benar-benar terealisasi, aroma tak sedap yang sering muncul di selokan ibukota bisa hilang , selain itu juga mengatasi resiko kebanjiran. 

Oh iya gimana jika musim hujan, ikanya bisa kabur dong? tidak usah khawatir, sewaktu musim hujan tiba ikan yang waktunya panin bisa di panin secepatnya dan keramba alaminya di kosongi sementara.

Jika masih ada ikan yang belum siap dipanin, keramba alami bisa dberi kurungan dari besi, jadi seolah-olah ikan 'dipenjara' dan menghindarkanya dari kabur meloloskan diri kealam bebas.

Cukup sekian cerita Aku & Air, kisah diatas merupakan hal yang real saya alami tanpa dibuat-buat, semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua. Wallohu a'lam bishowab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun