"UKM Sastra bukan sekadar perkumpulan sastra," kata Dimas dengan suara gemetar. "Itu adalah kedok untuk sebuah organisasi rahasia yang sudah ada sejak lama. Anggotanya harus melakukan tindakan di luar nalar, termasuk membunuh, untuk membuktikan loyalitas mereka."
Dimas melanjutkan, "Aku tidak pernah membunuh. Aku hanya ikut karena tertarik dengan kegiatan mereka, tapi ketika aku tahu apa yang sebenarnya terjadi, aku terlalu takut untuk keluar."
Bagas dan Citra merasa ngeri mendengar pengakuan Dimas. Mereka tahu bahwa mereka harus mengungkapkan rahasia ini kepada polisi, tetapi mereka juga tahu bahwa ini tidak akan mudah. Perkumpulan ini telah ada selama bertahun-tahun, dan mereka tidak akan berhenti begitu saja.
Malam itu, Bagas dan Citra memutuskan untuk mengunjungi ruang UKM Sastra sekali lagi, kali ini dengan tujuan mencari bukti yang cukup untuk membawa ke polisi. Namun, ketika mereka sampai di sana, mereka menemukan ruangan itu sudah kosong. Semua buku dan catatan hilang, seolah-olah tidak pernah ada.
Mereka kembali ke kampus dengan perasaan putus asa. Saat mereka melangkah keluar dari ruangan, mereka bertemu dengan seorang pria tua yang mengenakan jas. Pria itu tersenyum dingin kepada mereka.
"Kalian mencari sesuatu?" tanya pria itu dengan suara tenang.
Bagas dan Citra merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Pria itu adalah seorang dosen senior yang sangat dihormati di kampus, tetapi ada sesuatu yang menyeramkan dalam senyumnya.
"Kalian sebaiknya berhenti menggali lebih dalam," lanjut pria itu. "Beberapa rahasia lebih baik dibiarkan tersembunyi."
Bagas mencoba berbicara, tetapi Citra menarik lengannya. "Mari pergi," bisiknya. "Kita sudah cukup tahu."
Ketika mereka berjalan menjauh, pria itu memperhatikan mereka dengan tatapan yang tajam, seolah-olah memperingatkan mereka bahwa permainan ini belum berakhir. Bagas dan Citra tahu bahwa mereka masih dalam bahaya, dan rahasia UKM Sastra masih menyimpan banyak misteri yang belum terungkap.
Mereka meninggalkan kampus malam itu dengan perasaan bahwa mereka telah memulai sesuatu yang jauh lebih besar daripada yang mereka bayangkan. Kegelapan terus membayangi langkah mereka, dan permainan mematikan ini baru saja memasuki babak baru.