Mohon tunggu...
NAHLI
NAHLI Mohon Tunggu... Insinyur - Scientist, logist

Scientist, logist

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"Bird Box" di Pusaran Politik Indonesia

30 Maret 2019   21:18 Diperbarui: 30 Maret 2019   21:20 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diunduh dari imdb.com 

Orang-orang gila itu tidak ingin jadi bunuh diri, tapi cenderung mengajak orang lain untuk melihat makhluk yang akan membawa kemurnian ke bumi ini (menurut mereka). Mereka melihat sosok itu sebagai sesuatu yang "indah", dan orang lain HARUS melihatnya.

Prof. Quraish Shihab mengatakan bahwa "Politik Itu Candu" dalam channel video milik anaknya (ini saya bisa saja langsung di cap liberal, sekuler dll :D). Pandangan politik hari ini mirip dengan cara orang-orang di film Bird Box yang memiliki gangguan mental tersebut. Mereka melihat politik ini merupakan hal indah dan akan memurnikan dunia ini dengan politik, dan orang-orang lain "HARUS" ikut melihatnya. Saya sempat dipandang sebelah mata dan apatis karena tidak mau ikut dalam pusaran "kegilaan" politik di Indonesia ini. 

Sedangkan yang "waras politik" saat ini lebih cenderung berhati-hati dalam memandang politik, dan saya berada di barisan yang ini. Mungkin barisan inilah yang disebut swing voters dan undecided voters saat ini. Barisan ini meminta politik ini menyuguhkan hal yang murni, menilai dengan hati, bukan sekedar dari data-data yang nampak begitu saja. Bahkan di film tersebut, kaum penyelamat adalah kaum tuna netra. Apakah yang akan selamat di Pusaran Politik Indonesia adalah kaum-kaum tuna-politik?? Bisa iya bisa tidak.

Maka dari hari tulisan ini dibuat hingga 17 April nanti, saya akan tetap menggunakan asas LUBER Jurdil. Pada tahu dong apa artinya itu :). Dengan ini saya berusaha memandang 2 kandidat secara seimbang, baik porsi baik dan buruknya, program-programnya. Saya tidak akan mengedepankan sentimen-sentimen, hoax-hoax yang berkeliaran, meme-meme yang saling mendiskreditkan kedua calon.

Saya yakin kedua calon ini punya itikad baik untuk membangun bangsa. Saya yakin kedua calon ini memiliki kekurangan yang tak bisa dilepaskan dari diri mereka. Dan saya berharap banyak mereka bisa saling menunjukan kualitas masing-masing untuk meyakinkan kami para pemilih yang belum memutuskan. Semoga Indonesia jadi lebih baik :)

Disclaimer : Tulisan ini dibuat sambil menonton debat pilpres keempat 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun