Orang-orang gila itu tidak ingin jadi bunuh diri, tapi cenderung mengajak orang lain untuk melihat makhluk yang akan membawa kemurnian ke bumi ini (menurut mereka). Mereka melihat sosok itu sebagai sesuatu yang "indah", dan orang lain HARUS melihatnya.
Prof. Quraish Shihab mengatakan bahwa "Politik Itu Candu" dalam channel video milik anaknya (ini saya bisa saja langsung di cap liberal, sekuler dll :D). Pandangan politik hari ini mirip dengan cara orang-orang di film Bird Box yang memiliki gangguan mental tersebut. Mereka melihat politik ini merupakan hal indah dan akan memurnikan dunia ini dengan politik, dan orang-orang lain "HARUS"Â ikut melihatnya. Saya sempat dipandang sebelah mata dan apatis karena tidak mau ikut dalam pusaran "kegilaan" politik di Indonesia ini.Â
Sedangkan yang "waras politik" saat ini lebih cenderung berhati-hati dalam memandang politik, dan saya berada di barisan yang ini. Mungkin barisan inilah yang disebut swing voters dan undecided voters saat ini. Barisan ini meminta politik ini menyuguhkan hal yang murni, menilai dengan hati, bukan sekedar dari data-data yang nampak begitu saja. Bahkan di film tersebut, kaum penyelamat adalah kaum tuna netra. Apakah yang akan selamat di Pusaran Politik Indonesia adalah kaum-kaum tuna-politik?? Bisa iya bisa tidak.
Maka dari hari tulisan ini dibuat hingga 17 April nanti, saya akan tetap menggunakan asas LUBER Jurdil. Pada tahu dong apa artinya itu :). Dengan ini saya berusaha memandang 2 kandidat secara seimbang, baik porsi baik dan buruknya, program-programnya. Saya tidak akan mengedepankan sentimen-sentimen, hoax-hoax yang berkeliaran, meme-meme yang saling mendiskreditkan kedua calon.
Saya yakin kedua calon ini punya itikad baik untuk membangun bangsa. Saya yakin kedua calon ini memiliki kekurangan yang tak bisa dilepaskan dari diri mereka. Dan saya berharap banyak mereka bisa saling menunjukan kualitas masing-masing untuk meyakinkan kami para pemilih yang belum memutuskan. Semoga Indonesia jadi lebih baik :)
Disclaimer : Tulisan ini dibuat sambil menonton debat pilpres keempatÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H