Banyak orang seringkali menganggap sehat itu hanya soal tubuh yang tidak sakit atau tidak punya penyakit. Begitu juga dengan sakit, kebanyakan orang langsunng mengaitkan dengan gejala fisik yang bikin kita merasa tidak nyaman atau menderita. Padahal, kalau kita pikir lebih dalam, kosep sehat dan sakit itu sebenarnya jauh lebih luas dari sekadar kondisi fisik. Sehat itu bukan Cuma bebas dari penyakit, tapi juga melibatkan kesehatan mental, sosial, bahkan spiritual. Sementara sakit tidak hanya soal fisik, bisa juga terkait dengan gangguan mental atau bahkan kondisi sosial yang mempengaruhi kehidupan seseorang.
Sehat itu Tidak Cuma Fisik
Kita sering mendengar definisi sehat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang menyatakan bahwa sehat itu adalah kondisi fisik, mental, dan sosial yang seimbang, bukan hanya sekedar tidak ada penyakit. Jadi, sehat itu bisa dibilang kondisi keseluruhan tubuh, pikiran, dan hubungan sosial yang baik. Misalnya, orang yang tidak punya penyakit fisik tapi sering merasa cemas, stres, atau tertekan, apakah mereka bisa dikatakan sehat? Tentu tidak, karena kesehatan mental dan emosional juga penting. Begitu juga dengan sakit, yang sering dianggap hanya sebagai gejala fisik. Padahal, seseorang bisa merasa sakit meskipun tidak ada keluhhan fisik yang jelas, misalnya gangguan mental atau tekanan hidup yang berat.
Jadi, kita perlu melihat sehat dan sakit dalam konteks yang lebih besar, tidak hanya sebatas gejala fisik. Kesehatan itu lebih dari sekadar “tubuh yang tidak sakit”, tapi juga soal bagaimana kita merasa secara mental dan bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain di sekitar kita.
Pengaruh Budaya, Waktu, dan Lingkungan terhadap Pemahaman Kesehatan
Pemahaman tentang sehat dan sakit bisa berbeda-beda, tergantung di mana kita tinggal dan budaya apa yang kita anut. Misalnya, dalam budaya tertentu, kesehatan seringkali dipandang sebagai keseimbangan anatara tubuh, jiwa, dan roh. Banyak masyarakat yang percaya bahwa untuk sehat, kita harus menjaga keseimbangan ini, bukan hanya fokus ada tubuh fisik saja. Di sisi lain, masyarakat perkotaan yang lebih terbiasa dengan pengobatan modern biasanya lebih menekankan pengobatan yang berbasis teknologi dan ilmu pengetahuan, yang umumnya berfokus pada penyembuhan fisik.
Perbedaan ini menunjukan bahwa sehat dan sakit bisa dipahami dengan cara yang berbeda tergantung pada budaya dan lingkungan tempat kita hidup. Bahkan, pemahaman kita tentang sehat dan sakit bisa berubah seiring waktu. Dulu, misalnya. Orang mungkin tidak terlalu peduli dengan kesehatan mental, tetapi sekarang semakin banyak orang yang sadar bahwa menjada kesehatan mental sampa pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik.
Selain budaya dan waktu, lingkungan juga mempengaruhi cara pandang kita tentang sehat. Orang yang tinggal di kota besar dengan akses yang mudah ke fasilitas kesehatan dan informasi mungkin punya pemahaman yang lebih lengkap tentang kesehatan. Sebaliknya, orang yang tinggal di daerah terpencil, yang jauh dari rumah sakit atau pusat kesehatan, mungkin lebih bergantung pada cara-cara pengobata tradisional atau cara lain yang lebih terjangkau dan mudah diakses.
Ekonomi dan Akses Kesehatan
Salah satu hal yang sering menghambat pemahaman dan perilaku sehat adalah faktor ekonomi. Masyarakat dengan kondisi ekonomi yang rendah sering kali kesulitan untuk mengakses layanan kesehatan yang baik. Biaya pengobatan yang mahal dan terbatasnya fasilitas medis seringkali kesulitan untuk mengakses layanan kesehatan yang baik. Biaya pengobatam yang mahal dan terbatasnya fasilitas medis seringkali menjadi hambatan besar, banyak orang, terutama di daerah yang jauh dari kota, lebih memilih untuk tidak pergi ke rumah sakit karena biaya pengobatan yang tinggi. Mereka mungkin lebih memilih pengobatan tradisional atau alternatif yang biayanya lebih terjangkau, meskipun belum tentu seefektif pengobatan modern.
Di sisi lain, masyarakat yang lebih mampu atau tinggal di kota besar biasanya punya akses lebih udah ke fasilitas medis dan pengobatam modern. Mereka bisa lebih cepat mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang sesuai, ini tentunya mempengaruhi pemahaman mereka tentang apa itu sehat dan sakit. Masyarakat yang sudah terbiasa dengan layanan kesehatan modern mungkin lebih mengutamakan pemeriksaan rutin dan pengobatan medis, sementara yang terbatas aksesnya mungkin lebih mengandalkan cara-cara lain yang lebih ekonomis.