Mahasiswa Kelompok 116 KKN Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) 2022 selama sepekan mengadakan Sosialisasi dan Pemasangan Tempat Sampah Organik di lingkungan warga RW 11 Kelurahan Panyingkiran Kota Tasikmalaya.
Survei dan observasi lapangan pada beberapa tempat yang terkait dilakukan seminggu sebelum sosialisasi dilaksanakan. Hasil survei dan observasi yang dilaksanakan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Ciangir, sampah yang masuk setiap harinya melebihi kapasitas penerimaan sampah yang bisa ditampung oleh TPA Ciangir. Selain itu, semua jenis sampah yang masuk ke TPA Ciangir berada dalam kondisi tercampur. Hal ini mengakibatkan petugas membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memisahkan sampah yang dapat didaur ulang sehingga terjadi penumpukan sampah di TPA Ciangir. (18/07/2022).
Akar masalah berdasarkan hasil survei dan observasi ke TPS-3R dan warga setempat adalah paradigma mengenai cara pengolahan sampah yang dimiliki oleh masyarakat saat ini masih keliru. Sampah dibuang ke tempat sampah tanpa dipilah terlebih dahulu kemudian langsung diangkut ke TPA Ciangir.
Data yang didapatkan di lapangan menunjukan permasalahan TPA Ciangir merupakan permasalahan yang harus segera diatasi. Berdasakan hasil wawancara dengan pihak TPA Ciangir jika masalah ini tidak segera diatasi, diperkirakan umur TPA Ciangir untuk menampung sampah hanya tersisa sekitar satu setengah tahun lagi.
Masalah ini menjadi fokus utama bagi kelompok 116 dalam merancang program Kuliah Kerja Nyata Universitas Pendidikan Indonesia pada tahun 2022. Salah satu program yang dibuat dalam mengatasi permasalahan ini adalah Sosialisasi Pengolaan Sampah Rumah Tangga dan Pemasangan Tempat Sampah Organik di lingkungan warga kelurahan Panyingkiran.
Sosialisasi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dilakukan selama sepekan di lingkungan masyarakat RW 11 Kelurahan Panyingkiran. Sosialisasi ini bertujuan untuk menginformasikan masyarakat khususnya yang bertempat tinggal di Kelurahan Panyingkiran mengenai permasalah yang sedang dihadapi serta bagaimana mengatasinya dengan memilah sampah secara mandiri di rumah masing-masing.
Masyarakat diberi pengetahuan mengenai jenis sampah, cara pemilahan sampah yang baik serta mensosialisasikan program Bank Sampah yang telah berjalan hampir satu tahun di Kelurahan Panyingkiran. Bank Sampah yang bertempat di kelurahan Panyingkiran dibangun agar sampah yang dihasilkan masyarakat tidak dibuang sembarangan atau langsung diangkut ke TPA Ciangir melainkan sampah yang dihasilkan masyarakat dipilah secara mandiri agar dapat didaur ulang untuk memberikan nilai dan manfaat bagi masyarakat itu sendiri.
Respon yang diberikan selama kegiatan beragam, akan tetapi banyak masyarakat yang mulai terbuka mengenai pengolaan sampah dan ingin memulai memilah sampah secara mandiri agar nilai sampah yang dihitung oleh Bank Sampah menjadi lebih tinggi.
Wawan, salah satu warga yang mendapat sosialisasi oleh mahasiswa Kelompok 116 KKN UPI memberikan tanggapan yang cukup baik. "bapak selama ini yang selalu membersihkan sampah-sampah yang dibuang oleh warga sekitar ke sungai cinehel sebelum adanya program pengolaan sampah neng. tapi setelah sampah warga sudah ada yang mengangkut dan ada pengelolaannya alhamdulillah kondisinya sekarang membaik" pak wawan melanjutkan. "sampah yang dihasilkan oleh saya biasanya sampah-sampah daun dari sisa jualan sama sampah-sampah botol saja dan suka diberikan saja kepada orang yang mau menjualnya hitung-hitung sedekah, tapi kalau sudah ada program Bank Sampah saya nanti kumpulkan untuk ditimbang"
Menindaklanjuti kegiatan sosialisasi tentang pengelolaan sampah rumah tangga, mahasiswa kelompok 116 KKN UPI bersama petugas TPS-3R Kelurahan Panyingkiran melakukan pemasangan tempat sampah untuk sampah organik di setiap titik yang bisa diakses oleh masyarakat sekitar. (29/07/2022).
Pemasangan tempat sampah organik ini dilaksanakan untuk memberikan fasilitas kepada masyarakat agar dapat memilah sampah rumah tangga secara mandiri. Sampah organik yang sudah terkumpul nantinya akan diangkut oleh petugas dan dimanfaatkan untuk membuat pupuk organik.
Selama kegiatan pemasangan tempat sampah organik berlangsung, masyarakat sekitar memberikan respon yang baik dan terlihat antusias dengan membantu mahasiswa dan petugas dalam memasang tempat sampah organik.
(Nahla Putri)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H