Pernahkah Anda lupa di mana meletakkan kunci mobil beberapa menit setelah memakainya? Atau melupakan nama seseorang yang baru saja Anda temui? Fenomena ini sering dikaitkan dengan Short-Term Memory Syndrome(STMS), atau gangguan memori jangka pendek. Meskipun umum terjadi, kondisi ini bisa menjadi masalah serius jika tidak dikelola dengan baik.
Apa Itu Short-Term Memory Syndrome?
Short-Term Memory Syndrome adalah gangguan yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk mengingat informasi dalam waktu singkat.Â
Informasi yang masuk ke memori jangka pendek biasanya hanya bertahan selama beberapa detik hingga beberapa menit sebelum diolah menjadi memori jangka panjang atau dilupakan.
Gangguan ini berbeda dengan demensia atau Alzheimer yang memengaruhi memori jangka panjang. STMS lebih sering disebabkan oleh gangguan sementara atau kebiasaan buruk sehari-hari, bukan penyakit degeneratif otak.
Penyebab Short-Term Memory Syndrome
Ada berbagai faktor yang dapat memicu STMS, di antaranya:
1. Stres dan Kelelahan
Tingkat stres yang tinggi atau kelelahan kronis dapat mengganggu fungsi otak, termasuk kemampuan memproses dan menyimpan informasi.
2. Kurang Tidur
Tidur yang cukup sangat penting untuk konsolidasi memori. Kurang tidur dapat menyebabkan sulitnya mengingat informasi baru.
3. Diet yang Buruk
Kekurangan nutrisi penting seperti vitamin B12 dan omega-3 dapat memengaruhi fungsi otak.
4. Gangguan Konsentrasi
Gangguan dari lingkungan sekitar, seperti kebisingan atau penggunaan gadget berlebihan, dapat mengalihkan perhatian sehingga informasi tidak tersimpan dengan baik.
5. Efek Obat-Obatan
Beberapa obat, seperti antidepresan dan obat tidur, dapat menurunkan kemampuan memori jangka pendek.