Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta

Penyuka Kopi Penikmat Literasi// Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Trauma Bonding: Ketika Hubungan Menyakitkan Terasa Sulit Ditinggalkan

4 Desember 2024   13:47 Diperbarui: 4 Desember 2024   13:58 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Trauma Bonding dalam hubungan keluarga (Sumber gambar: Pexels)

Apa Itu Trauma Bonding?

Trauma bonding adalah keterikatan emosional yang berkembang dalam hubungan yang tidak sehat atau berbahaya, terutama yang melibatkan penyalahgunaan emosional, fisik, atau psikologis. Dalam situasi ini, korban sering kali merasa terjebak, meskipun sadar hubungan tersebut merugikan. Ketergantungan emosional ini muncul karena pola siklus penyalahgunaan yang melibatkan fase manipulasi, pemberian kasih sayang, dan pelecehan.

Dikutip dari beberapa sumber, Fenomena ini umum terjadi dalam hubungan romantis, keluarga, atau bahkan dalam lingkungan kerja. 

Pelaku cenderung menciptakan situasi yang membingungkan korban, sehingga korban merasa bertanggung jawab atas tindakan pelaku atau terus berharap perubahan yang lebih baik.

Tanda-Tanda Trauma Bonding

1. Kesulitan Meninggalkan Hubungan
Korban merasa tidak mampu meninggalkan hubungan meskipun sadar akan bahayanya.

2. Merasionalisasi Perilaku Pelaku
Korban sering mencari alasan untuk membenarkan tindakan pelaku.

3. Ketergantungan Emosional
Korban merasa tidak mampu hidup tanpa pelaku.

4. Siklus Kasih Sayang dan Kekerasan
Hubungan ini ditandai oleh pola bergantian antara kasih sayang intens dan kekerasan emosional atau fisik.

5. Rasa Bersalah Berlebihan
Korban merasa bertanggung jawab atas konflik atau perilaku pelaku.

Mengapa Trauma Bonding Terjadi?

Trauma bonding sering terjadi karena respons psikologis terhadap pelecehan, seperti ketergantungan emosional dan rasa takut. 

Selain itu, hormon seperti dopamin dan kortisol yang dilepaskan selama fase baik dan buruk menciptakan "efek ketagihan" pada hubungan tersebut.

Cara Mengatasi Trauma Bonding

Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami trauma bonding, berikut adalah langkah-langkah untuk membantu melepaskan diri dari lingkaran tersebut:

1. Sadari dan Akui Masalahnya

Mengenali bahwa Anda berada dalam hubungan trauma bonding adalah langkah pertama untuk keluar darinya. Identifikasi pola siklus kekerasan dan manipulasi yang terjadi.

2. Bangun Jaringan Dukungan

Carilah bantuan dari teman, keluarga, atau komunitas yang dapat mendukung Anda secara emosional. Berbicara dengan orang lain tentang pengalaman Anda dapat membantu mengurangi rasa isolasi.

3. Cari Bantuan Profesional

Konsultasi dengan terapis atau konselor yang berpengalaman dalam menangani trauma adalah langkah penting untuk memulihkan kesehatan mental Anda. Terapi seperti Cognitive Behavioral Therapy (CBT) atau EMDR bisa sangat membantu.

4. Buat Batasan yang Jelas

Belajarlah untuk mengatakan tidak dan membuat batasan dengan pelaku. Jika memungkinkan, hindari komunikasi dengan mereka sepenuhnya.

5. Fokus pada Pemulihan Diri

Lakukan aktivitas yang meningkatkan kesejahteraan emosional Anda, seperti meditasi, olahraga, atau journaling. Meningkatkan rasa percaya diri dan kebahagiaan pribadi membantu Anda melepaskan ketergantungan emosional.

6. Pahami Bahwa Anda Layak Mendapatkan Hubungan yang Sehat

Sadari bahwa setiap orang, termasuk Anda, berhak mendapatkan hubungan yang penuh cinta, hormat, dan dukungan.

Trauma bonding adalah fenomena yang merusak, tetapi dengan bantuan dan dukungan yang tepat, Anda dapat memutus siklus tersebut dan membangun hidup yang lebih sehat dan bahagia. 

Jika Anda merasa terjebak dalam hubungan seperti ini, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional atau berbicara dengan seseorang yang Anda percayai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun