Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta

Penyuka Kopi Penikmat Literasi// Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Janji Manis Pillkada: Mengapa Harapan Politik Sering Berakhir dengan Kekecewaan?

21 November 2024   06:37 Diperbarui: 21 November 2024   06:41 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketika janji manis Pilkada tidak sesuai realita, rakyat bisa apa? (Sumber: mojok.co)

Agar pilkada menjadi alat perubahan yang efektif, diperlukan langkah-langkah strategis:

1. Pendidikan Politik untuk Masyarakat

Masyarakat perlu memahami apa yang realistis dari janji kampanye. Dengan edukasi politik yang baik, mereka bisa mengevaluasi kandidat berdasarkan rekam jejak, bukan hanya janji.

2. Transparansi dan Akuntabilitas

Setiap kepala daerah harus diwajibkan membuat laporan terbuka tentang realisasi program kerja mereka. Hal ini dapat mendorong mereka untuk lebih bertanggung jawab terhadap janji kampanye.

3. Perbaikan Sistem Birokrasi

Penyederhanaan proses birokrasi dapat mempercepat implementasi program. Selain itu, kolaborasi antarinstansi harus diperkuat untuk mendukung kebijakan daerah.

4. Pemilihan Berdasarkan Kompetensi

Pemilih harus lebih fokus pada kualitas dan kemampuan kandidat, bukan pada popularitas atau janji-janji kosong. Kandidat yang kompeten memiliki peluang lebih besar untuk mewujudkan program secara nyata.

Harapan untuk Masa Depan

Pilkada harus menjadi momentum bagi perubahan yang konkret, bukan sekadar parade janji. Peran aktif masyarakat dalam memilih dan mengawasi kinerja kepala daerah sangat krusial.

Dengan kesadaran dan tanggung jawab bersama, kesenjangan antara harapan dan kenyataan dapat dipersempit. Semoga ke depan, setiap pilkada benar-benar menghasilkan pemimpin yang mampu membawa angin segar, bukan hanya angin kosong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun