Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta

Penyuka Kopi Penikmat Literasi// Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Peluang dan Tantangan Penerapan Sekolah Ramah Mental di Indonesia

14 November 2024   14:35 Diperbarui: 14 November 2024   14:48 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi proses belajar mengajar (sumber gambar: Freepik)

Seiring dengan meningkatnya perhatian pada kesehatan mental, konsep sekolah ramah mental kian mendapat perhatian di Indonesia. Sekolah ramah mental adalah lingkungan pendidikan yang menempatkan kesehatan mental siswa sebagai prioritas. Upaya ini tidak hanya membantu siswa mengatasi tekanan akademik dan sosial, tetapi juga mengembangkan keterampilan sosial dan emosional.

Namun, penerapan sekolah ramah mental di Indonesia bukan tanpa hambatan. Berikut adalah peluang dan tantangan yang dihadapi dalam mewujudkan sekolah yang ramah mental di Indonesia.

Peluang Penerapan Sekolah Ramah Mental

1. Meningkatnya Kesadaran Akan Kesehatan Mental Di Indonesia 

Masyarakat kini semakin memahami pentingnya kesehatan mental, terutama di kalangan anak dan remaja. Kesadaran ini telah mendorong sekolah dan pemerintah untuk berfokus pada program-program yang mendukung kesejahteraan psikologis siswa.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menginisiasi berbagai program yang mencakup bimbingan dan konseling untuk mendukung kesehatan mental siswa di sekolah.

2. Dukungan dari Pemerintah dan Pihak Swasta 

Pemerintah dan berbagai organisasi swasta mulai memberikan perhatian serius pada kesehatan mental di lingkungan pendidikan.

Beberapa organisasi, seperti UNICEF dan lembaga lokal, bahkan menyediakan pelatihan bagi guru agar mampu mengenali dan menangani masalah kesehatan mental siswa.

Melalui program-program seperti ini, sekolah diharapkan mampu menciptakan lingkungan yang lebih ramah bagi siswa yang membutuhkan dukungan emosional.

3. Pengembangan Kurikulum Kesehatan Mental di Sekolah 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun