Program Makan Bergizi Gratis adalah inisiatif yang sangat baik, terutama untuk anak-anak dari keluarga kurang mampu yang seringkali kesulitan mendapatkan makanan bernutrisi.Â
Salah satu usulan yang dilontarkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) adalah menggunakan ikan kaleng, seperti sarden, sebagai bagian dari menu dalam program ini.Â
Alasannya, ikan kaleng dinilai memiliki kandungan protein yang mencukupi dan mudah diakses. Namun, apakah pilihan ini benar-benar ideal?
Kelebihan Ikan Kaleng sebagai Sumber Nutrisi
Tak bisa dipungkiri, ikan kaleng seperti sarden memang mengandung protein tinggi dan omega-3 yang sangat baik untuk pertumbuhan otak anak-anak. Kandungan gizinya dapat memberikan asupan penting yang dibutuhkan anak-anak dalam masa pertumbuhan. Ikan kaleng juga mudah diolah dan bisa dimakan langsung, menjadikannya praktis untuk program besar seperti ini.
Selain itu, dari segi distribusi dan ketahanan, ikan kaleng memiliki umur simpan yang lebih lama dibandingkan ikan segar. Ini tentu menjadi keunggulan besar dalam menjangkau daerah-daerah pelosok yang mungkin sulit dijangkau dengan produk-produk segar.
Kekhawatiran Orangtua Terhadap Ikan Kaleng
Namun, sebagai orangtua, pasti muncul pertanyaan besar. Apakah ikan kaleng benar-benar aman dan sehat untuk dikonsumsi secara rutin oleh anak-anak?
Ikan kaleng memang mengandung gizi, tetapi proses pengalengan biasanya melibatkan bahan pengawet dan kadar garam yang tinggi.Â
Bahan-bahan tambahan ini, bila dikonsumsi secara rutin, dapat berdampak buruk pada kesehatan anak, seperti meningkatkan risiko tekanan darah tinggi atau masalah kesehatan jangka panjang.Â
Selain itu, adanya risiko kontaminasi bahan kimia dari kaleng yang digunakan (seperti BPA) juga menjadi kekhawatiran.
Apakah Ikan Kaleng Solusi Terbaik?
Jika melihat dari perspektif gizi, ikan kaleng mungkin bisa menjadi solusi sementara, tetapi tidak ideal jika dijadikan satu-satunya sumber protein dalam program Makan Bergizi Gratis.Â