Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta

Penyuka Kopi Penikmat Literasi// Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Waspada Oversharing di Tempat Kerja: Mengapa Kita Harus Berhati-hati?

13 November 2024   15:45 Diperbarui: 13 November 2024   15:48 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oversharing adalah saat seseorang membagikan informasi terlalu banyak atau terlalu pribadi (gambar: Ketut Subiyanto/Pexels)

Istilah "tembok kantor bisa ngomong" bukan hanya peribahasa; ini mengingatkan bahwa apa pun yang kita ceritakan di lingkungan kerja bisa menyebar tanpa kita sadari. Mungkin banyak dari kita merasa nyaman berbicara dengan rekan kerja, terlebih saat melewati hari-hari yang melelahkan atau saat tengah menghadapi masalah pribadi. Namun, apakah berbagi informasi atau cerita di tempat kerja—yang sering disebut sharing—sebenarnya selalu aman?

Mengapa Berbagi Itu Wajar, Tapi Oversharing Tidak?

Berbagi cerita adalah hal yang normal, terutama saat kita ingin merasa didengar atau mencari dukungan. Bahkan, berbagi pengalaman bisa membangun hubungan yang lebih kuat dengan rekan kerja dan menciptakan suasana yang lebih harmonis. Namun, penting untuk menyadari bahwa tidak semua hal pantas dibicarakan di lingkungan profesional.

Oversharing adalah saat seseorang membagikan informasi terlalu banyak atau terlalu pribadi. Mungkin tampak sepele saat kita bercerita soal hubungan asmara, kondisi keuangan, atau masalah keluarga. Namun, kenyataannya, informasi seperti ini bisa berisiko jika sampai ke telinga yang salah.

Risiko Oversharing di Tempat Kerja

1. Terciptanya Stereotip Negatif 

Jika kita sering menceritakan masalah pribadi, misalnya terkait kondisi finansial atau konflik keluarga, rekan kerja bisa saja mulai memandang kita secara berbeda.

Alih-alih memahami kita, mereka mungkin justru menciptakan stereotip atau bahkan menganggap kita tidak profesional. Mereka bisa jadi menilai bahwa kita kurang fokus terhadap pekerjaan karena sering mengeluh atau membicarakan masalah pribadi.

2. Berpotensi Menyebarkan Desas-desus 

Di lingkungan kerja, ada pepatah bahwa "kantor bukan tempat yang benar-benar bebas dari gosip." Apa yang kita ceritakan, meski hanya ke satu orang, bisa saja sampai ke orang lain melalui gosip.

Hal ini bahkan dapat menimbulkan rumor atau desas-desus yang menyimpang dari kebenaran dan justru merugikan diri kita sendiri.

3. Mengurangi Rasa Hormat dari Rekan Kerja 

Saat seseorang mengetahui terlalu banyak tentang masalah pribadi kita, mereka mungkin mulai kehilangan rasa hormat atau kepercayaan.

Rekan kerja mungkin merasa kita lebih fokus pada masalah pribadi daripada tugas yang seharusnya dikerjakan. Hal ini, tanpa disadari, bisa berdampak pada hubungan profesional kita.

4. Memengaruhi Kesempatan Karier 

Dalam lingkungan yang kompetitif, hal sekecil apa pun dapat memengaruhi persepsi atasan terhadap karyawan. Oversharing, terutama mengenai hal-hal negatif seperti masalah finansial atau keluarga, bisa menciptakan citra bahwa kita tidak mampu menangani masalah pribadi dengan baik. Hal ini bisa memengaruhi evaluasi kinerja dan menghambat kemajuan karier.

Tips Agar Terhindar dari Oversharing di Tempat Kerja

1. Kenali Batasan Diri Sendiri 

Pertama-tama, penting untuk menentukan batasan mengenai informasi pribadi yang ingin kita bagikan di tempat kerja. Hanya bicarakan hal-hal yang tidak terlalu sensitif dan tidak menimbulkan risiko jika diketahui oleh orang lain.

2. Cermati Karakter Rekan Kerja 

Tidak semua rekan kerja bisa dipercaya untuk mendengar cerita pribadi. Cari tahu terlebih dahulu apakah mereka adalah tipe yang bisa menyimpan rahasia atau justru tipe yang suka menyebarkan cerita.

3. Fokus pada Hal Positif atau Netral 

Jika ingin berbagi cerita untuk membangun hubungan, bicarakan hal-hal yang positif atau netral. Misalnya, membicarakan hobi atau minat yang sama, pengalaman liburan, atau pencapaian kerja. Ini jauh lebih aman dan tidak berisiko dibandingkan membahas masalah pribadi.

4. Batasi Informasi yang Dibagikan 

Jangan pernah merasa terbebani untuk selalu menjawab setiap pertanyaan pribadi dari rekan kerja. Jika ada yang bertanya tentang hal-hal yang dirasa terlalu pribadi, kita selalu memiliki hak untuk tidak menjawab atau hanya memberikan jawaban yang singkat dan netral.

5. Tetap Profesional 

Menjaga profesionalitas sangat penting di lingkungan kerja. Dengan berfokus pada tugas dan tanggung jawab kita, maka kita lebih sedikit memiliki kesempatan untuk membahas hal-hal pribadi. Ini akan membuat kita dipandang lebih profesional dan terpercaya.

Apakah Kita Bisa Sepenuhnya Percaya pada Rekan Kerja?

Lingkungan kerja memang menciptakan rasa kebersamaan dan ikatan dengan rekan-rekan kerja. Meski demikian, kita tetap perlu bersikap bijaksana dalam menempatkan kepercayaan.

Memiliki teman di tempat kerja adalah hal yang positif, namun tidak semua orang bisa menjadi teman yang bisa dipercaya sepenuhnya. Beberapa orang mungkin secara tidak sengaja menyebarkan informasi, sementara yang lain mungkin memanfaatkannya untuk keuntungan pribadi.

Pilihlah dengan Bijak Apa yang Dibagikan

Tempat kerja bukanlah tempat yang bebas dari risiko gosip atau desas-desus. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk berpikir dua kali sebelum membagikan cerita pribadi.

Menjaga batasan antara kehidupan pribadi dan profesional adalah cara terbaik untuk melindungi reputasi dan menjaga kenyamanan di tempat kerja.

Menghargai privasi kita sendiri adalah langkah awal untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan profesional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun