Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta

Penyuka Kopi Penikmat Literasi// Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Angka Perkawinan Menurun? Penyebab, dan Implikasinya bagi Generasi Muda

6 November 2024   16:08 Diperbarui: 6 November 2024   16:12 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa faktor menjadi penyebab penurunan angka perkawinan, diantaranya masalah ketidakstabilan ekonomi (Foto oleh Nghia Trinh/Pexels)

Dalam beberapa tahun terakhir, fenomena penurunan angka perkawinan menjadi perhatian banyak pihak, terutama di kalangan generasi muda. Semakin banyak individu yang menunda atau bahkan memutuskan untuk tidak menikah sama sekali, yang merupakan perubahan sosial signifikan dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Pertanyaannya adalah, apa yang menyebabkan penurunan angka perkawinan ini?

Dalam tulisan kali ini akan membahas penyebab fenomena tersebut, implikasinya bagi kehidupan sosial, serta pandangan dari para ahli.

1. Faktor Ekonomi: Beban Keuangan yang Meningkat

Biaya hidup yang semakin tinggi membuat banyak orang merasa tidak siap untuk memulai keluarga baru. Ketidakstabilan ekonomi, terutama di kalangan generasi muda, berpengaruh besar terhadap keputusan menikah.

Biaya pernikahan yang mahal, ditambah dengan tingginya biaya kebutuhan sehari-hari dan perumahan, membuat banyak orang menunda pernikahan.

Menurut laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS), ketidakstabilan ekonomi adalah salah satu alasan utama mengapa generasi muda menunda perkawinan.

2. Prioritas pada Pendidikan dan Karier

Generasi saat ini lebih fokus pada pengembangan karier dan pendidikan dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Semakin banyak orang yang memilih untuk mengejar gelar yang lebih tinggi dan pengalaman kerja, yang membutuhkan waktu dan dedikasi. Hal ini menyebabkan pernikahan ditunda atau bahkan dikesampingkan.

Berdasarkan survei dari Pew Research Center, 60% generasi milenial menempatkan karier sebagai prioritas utama sebelum menikah.

3. Pandangan Baru tentang Kebahagiaan dan Kemandirian

Kebahagiaan tidak lagi diartikan dengan memiliki pasangan atau membangun keluarga. Banyak orang menemukan kepuasan hidup melalui pengalaman, petualangan, dan hubungan pertemanan yang kuat. Mereka merasa bahagia tanpa harus terikat dalam pernikahan, dan konsep ini semakin populer di kalangan anak muda.

Sebuah penelitian dari American Psychological Association menunjukkan bahwa ada tren peningkatan kepuasan hidup di kalangan individu yang memilih untuk hidup mandiri dan tidak menikah.

4. Faktor Teknologi dan Sosial Media

Perkembangan teknologi, terutama media sosial, telah mengubah cara orang berinteraksi dan menjalin hubungan. Sosial media memperluas pilihan pergaulan dan komunikasi, sehingga individu tidak lagi merasa terbatas pada hubungan yang berujung pada pernikahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun