Mohon tunggu...
Nanang A.H
Nanang A.H Mohon Tunggu... Jurnalis - Pewarta

Penyuka Kopi Penikmat Literasi// Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Krisis Air dan Ancaman Terhadap Produksi Pangan: Saatnya untuk Bertindak!

26 Oktober 2024   15:55 Diperbarui: 26 Oktober 2024   16:41 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Krisis Air sudah menjadi isu global dan penting untuk terus mencari solusi dan tindakan kongkrit (sumber gambar:National Geographic)

Dalam beberapa dekade terakhir, perubahan iklim dan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan mulai menunjukkan dampak nyata pada ekosistem bumi. Salah satu tanda kelelahan bumi yang paling serius adalah krisis air yang semakin mengancam kehidupan. 

Berdasarkan studi terbaru yang yang dipublikasikan oleh para ilmuwan yang dikutip dari beberapa sumber melaporkan, lebih dari separuh produksi pangan dunia terancam kolaps dalam 25 tahun ke depan akibat kelangkaan air. Jika tidak segera ditangani, dampaknya bukan hanya pada ketersediaan pangan, tetapi juga stabilitas ekonomi, kesehatan masyarakat, dan ketahanan global.

Tanda-Tanda Krisis Air

Krisis air yang mengancam ini bukanlah isu baru. Namun, laporan terbaru menunjukkan bahwa situasi semakin genting dan membutuhkan perhatian serius. Banyak wilayah di dunia mengalami kekurangan air bersih akibat berbagai faktor, termasuk perubahan iklim, deforestasi, dan polusi air. 

Bahkan di beberapa negara yang memiliki sumber air melimpah sebelumnya, perubahan pola cuaca ekstrem telah menyebabkan kekeringan berkepanjangan dan penurunan kualitas air. 

Menurut studi tersebut, lebih dari 50% dari produksi pangan global bergantung pada sumber air yang kini berada dalam kondisi kritis. Ini berarti jika situasi tidak berubah, risiko gagal panen dan berkurangnya pasokan pangan secara drastis akan menjadi kenyataan dalam waktu dekat.

Dampak Krisis Air pada Produksi Pangan

1. Penurunan Produktivitas Tanaman

Banyak tanaman pangan utama, seperti gandum, jagung, dan padi, membutuhkan pasokan air yang konsisten untuk tumbuh optimal. Jika suplai air terganggu, produktivitas tanaman akan menurun, menyebabkan harga pangan melonjak dan ketahanan pangan melemah.

2. Kehancuran Ekosistem

Sungai, danau, dan lahan basah adalah ekosistem penting bagi banyak spesies, termasuk tanaman dan hewan yang mendukung siklus hidup alami pertanian. Krisis air akan memicu kerusakan ekosistem ini, memperparah krisis pangan dan keanekaragaman hayati.

3. Konflik dan Ketidakstabilan Sosial

Kelangkaan air juga meningkatkan risiko konflik antar-komunitas dan negara yang berebut sumber daya. Persaingan untuk mendapatkan akses ke air dapat menyebabkan ketegangan politik dan ketidakstabilan sosial yang berdampak negatif pada kesejahteraan global.

Langkah-Langkah Mitigasi yang Harus Segera Diambil

1. Pengelolaan Air yang Berkelanjutan

Penggunaan air untuk irigasi pertanian harus dikendalikan dengan lebih bijaksana. Praktik-praktik irigasi yang efisien, seperti irigasi tetes, dapat membantu mengurangi pemakaian air yang berlebihan dan menjaga ketahanan sumber air.

2. Pengembangan Teknologi Penghemat Air

Teknologi seperti pertanian berbasis sensor dan irigasi pintar dapat membantu petani mengukur kebutuhan air tanaman secara akurat, sehingga tidak ada air yang terbuang sia-sia. Selain itu, pengembangan teknologi desalinasi untuk menghasilkan air bersih dari air laut bisa menjadi solusi untuk wilayah-wilayah dengan kelangkaan air.

3. Edukasi dan Kesadaran Publik

Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menghemat air adalah langkah penting untuk mengurangi pemborosan air di level rumah tangga dan masyarakat. Pemerintah dapat meluncurkan kampanye nasional yang berfokus pada pentingnya konservasi air.

4. Diversifikasi Sumber Pangan  

Mengandalkan tanaman tertentu sebagai sumber utama pangan dapat meningkatkan risiko ketahanan pangan di tengah krisis air. Mengembangkan diversifikasi tanaman yang tahan kekeringan bisa menjadi alternatif untuk memastikan pasokan pangan tetap tersedia.

5. Kerja Sama Internasional

Krisis air adalah masalah global yang membutuhkan kerja sama antarnegara. Program kerja sama internasional, seperti pengelolaan sumber daya air lintas batas, dapat membantu negara-negara yang mengalami kelangkaan air untuk mendapatkan dukungan dan solusi yang tepat.

 Urgensi untuk Bertindak

Krisis air dan ancamannya terhadap produksi pangan global bukan lagi sekadar peringatan, tetapi kenyataan yang harus dihadapi. Studi ini menjadi pengingat keras bahwa waktu kita untuk bertindak semakin terbatas. 

Langkah-langkah mitigasi yang melibatkan pemerintah, sektor swasta, ilmuwan, dan masyarakat sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan ini dan mengamankan masa depan yang lebih berkelanjutan.

Dengan strategi yang tepat, masih ada harapan untuk mengatasi krisis ini. Namun, kegagalan untuk bertindak hanya akan memperparah keadaan, dan generasi mendatang akan menanggung beban akibat kelalaian kita.

Rujukan:

1. United Nations. (2023). United Nations World Water Development Report 2023. United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). 

2.  FAO, IFAD, UNICEF, WFP, & WHO. (2023). The State of Food Security and Nutrition in the World 2023: Urbanization, Agrifood Systems Transformation, and Healthy Diets across the Rural-Urban Continuum. Rome, FAO.

4. World Resources Institute. (2022). Aqueduct Water Risk Atlas. Retrieved from [wri.org](https://www.wri.org/)

5. IPCC. (2023). Climate Change 2023: The Physical Science Basis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun